166. Permohonan Alessa

1.2K 71 2
                                    

2 jam kemudian Clue dan Alessa berbaring berpelukan di ranjang. "Emm, apa kamu selalu melakukan hubungan badan dengan Karen." Kata Alessa bersandar di dada Clue. "Memangnya kenapa." Balas Clue. "Aku iri padanya." Alessa berkata.

"Bruak." "Dasar perempuan jalang." Clue melihat bahwa seorang pria paruh baya masuk ke dalam kamar dan menghancurkan pintu. Clue sebenarnya sudah tahu kedatangannya. "Ahh, Gustav." Alessa terkejut. "Kamu berani selingkuh dibelakangku." Pria paruh baya yang dipanggil Gustav marah. Alessa menggertakan giginya dan berkata. "Itu karna kamu selalu mengabaikanku." Gustav marah dan berteriak. "Sadarlah jalang, dirimu itu sudah tua dan jelek. Terlebih lagi kamu tidak bisa melahirkan seorang anak."

Alessa menangis dan berkata. "Baiklah, Kita mulai saat ini berpisah. Aku bukan istrimu." Alessa membuang cincin yang dia pakai. "Dasar, kalau begitu kamu dan dia akan mati." Teriak Gustav.

Clue menghilang lalu muncul dibelakang Gustav dan memukul pundaknya dengan keras. "Ughh." Gustav jatuh ditanah dan tidak sadarkan diri. "Baiklah, aku sudah membuatnya pingsan. Terserah dirimu ingin melakukan apa padanya. Aku ingatkan jangan berbelas kasihan. Karna dia berani membunuhmu." Clue memakai pakaian dan armornya.

"Apa kamu sudah mau pergi." Kata Alessa mengusap air matanya. "Benar." Clue mengangguk. Alessa mengigit bibirnya dan memberanikan diri berkata. "Apa aku bisa bersamamu seperti Karen." Clue berjalan ke arah Alessa lalu berbisik ke telinganya. "Sadarlah, kamu itu sudah tua. Aku hanya tertarik untuk berhubungan badan. Tidak untuk menjalin hubungan." Clue berjalan pergi.

Alessa terjatuh mendengar kata Clue lalu menangis. "Benar, aku ini sudah tua." Alessa mengambil sebuah pisau dari cincin penyimpannya lalu berjalan ke arah Gustav yang sudah pingsan.

Tidak lama kemudian Clue tiba di rumahnya dan melihat Karen berjalan kearahnya mengenakan lingerie bewarna merah. "Tuan anda kembali dengan cepat." Karen tersenyum menyambut Clue. Clue berjalan ke arah Karen dan berkata. "Aku kembali sangat cepat karna merindukanmu." Clue mencium bibir Karen dan meremas pantatnya. "Emmm." Karen mengerang dan memainkan lidahnya.

"Saat kamu mengenakan lingerie aku semakin ingin memakanmu." kata Clue menjilati leher Karen. "Ahh, makan Karen tuan." Karen bahagia mendengar kata Clue. Clue dan Karen berjalan berciuman menuju kamar.

"Emmm." Clue dan Karen berbaring di kasur dengan berciuman dan berpelukan. "Ahhh, tuan." Kata Karen menatap Clue. "Hehe, kamu sudah tidak tahan." Clue tertawa. "Benar tuan, saya sudah tidak tahan." Karen mengangguk. "Baiklah kalau begitu, ini imbalanmu karna membuatku bernafsu." Clue menusuk lubang milik Karen. "Ughhh." Karen mengerang dan menjulurkan lidahnya.

Beberapa jam kemudian Clue terbaring di kasur dan melihat wajah cantik Karen lalu mengelus pipinya. "Tuan." Karen tersenyum kepada Clue. "Kamu adalah milikku selamanya." Clue memeluk Karen dan mencium bibirnya. Karen meneteskan air mata bahagia dan memeluk Clue dengan erat.

Keesokan harinya Clue membuka matanya dan melihat bahwa dia tertidur dengan berpelukan dengan Karen. "Tuan, anda sudah bangun." Karen tersenyum melihat Clue bangun. "Iya aku sudah bangun." Balas Clue.

"Aku memiliki tugas baru untukmu." Kata Clue. "Apa itu tuan." balas Karen. "Setiap aku bangun tidur kamu harus menyambutku dengan sebuah ciuman." Kata Clue. "Ahhh, benarkah tuan." Karen berkata dengan senang. "Benar." Clue mengangguk. "Ahh, aku sangat senang tuan. lalu bisakah Karen mencium tuan saat ini." Karen berkata penuh semangat. Clue tersenyum melihat Karen begitu semangat lalu mencium bibirnya. "Emm." Clue dan Karen berciuman dengan romantis.

Beberapa jam kemudian Karen yang tidur di berpelukan dengan Clue berkata. "Tuan, saya hamil." Clue terkejut dengan kata Karen. "Untuk saat ini gugurkan kandunganmu, ini bukan waktu yang cocok untuk melahirkan." Balas Clue. "Ahhh, jadi di masa depan, aku bisa melahirkan anak tuan." Karen menjawab penuh semangat."Benar, kamu bisa melahirkan anakku." "Ahh, aku sangat bahagia tuan." Karen menangis.

Clue tersenyum lalu mencium kening Karen. "Tuan, bolehkah aku tidur." "Tidur saja. Kamu pasti lelah karna berhubungan badan terus menerus" Balas Clue. "Terimakasih tuan." Karen tersenyum bersandar di dada Clue lalu memejamkan matanya.

Melihat bahwa Karen sudah tertidur. Clue mulai turun dari ranjang dan berpakaian. Clue berjalan meninggalkan kamar dan menuju pintu depan. Clue membuka pintu rumahnya dan melihat Alessa dengan rambut dan pakaiannya berantakan. "Ada apa." Tanya Clue.

Alessa tiba-tiba menangis dan memeluk Clue. "Aku sadar bahwa aku sudah tua, dan aku sudah tidak menarik lagi. Hanya kamu yang tertarik padaku. Jadi kumohon biarkan aku bersamamu." Alessa menangis.

"Maaf aku tidak bisa." Clue melepas Alessa. "Aku mohon, aku tidak masalah hanya dibuat untuk alat pelampiasan nafsumu saja." Kata Alessa menangis. "Huh, baiklah. Aku akan mengetesmu." Kata Clue menepuk pundak Alessa. Clue dan Alessa tiba-tiba menghilang.

Tidak lama kemudian Clue dan Alessa muncul di sebuah rumah. "Ahh, bukankah ini rumahku." Kata Alessa terkejut sudah berada di rumahnya. "Lepas pakaianmu." Kata Clue. Alessa mengangguk dan mulai melepas pakaian serta amornya.

Clue melihat bahwa Alessa sudah berdiri telanjang di depannya. "Seharunya kamu tahu, bahwa payudaramu dan pantatmu tidak kencang lagi. Kulitmu tidak semulus dulu dan memiliki kerutan." Kata Clue. "Aku tahu." Alessa berkata dengan sedih. "Baiklah, mastrubasi di depanku." Kata Clue. "Baik." Alessa menjawab dengan tersipu lalu meremas payudaranya sendiri dan memasukan jarinya ke dalam pussynya.

Tidak lama kemudian. "Aku keluar." Alessa terengah-engah. "Pertunjukan yang bagus. Ini hadiahmu." Clue melepas pakaian dan armornya lalu menunjukan punyanya yang sudah berdiri. "Ahh, terimakasih." Alessa berkata dengan wajah gembira melihat milik Clue.

1 jam kemudian Alessa terbaring terengah-engah dengan cairan di wajahnya. "Baiklah kamu tidak perlu mencariku lagi. Aku akan datang mencarimu, jika ingin melakukan badan dan memuaskan nafsuku." "Baik." Alessa menjawab. "Kamu hanya perlu fokus kepada kultivasi." kata Clue. "Baik, saya akan fokus ke kultivasi." Alessa membalas. Clue mengangguk lalu menghilang. Melihat Clue menghilang Alessa berkata. "Aku hanya perlu fokus kultivasi."

Sementara itu Clue sudah berada di rumahnya dengan berteleportasi. Clue berjalan ke kamarnya dan melihat Karen sedang tertidur. Clue melepas pakainnya dan naik ke ranjang. "Tuan." Karen membuka matanya dan tersenyum kepada Clue. "Kamu sudah bangun." Kata Clue. "Benar tuan." kata Karen tiba-tiba mencium bibir Clue.

Rebirth With SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang