154. Vitria

1.2K 79 3
                                    

Sementara itu di istana yang terletak di tengah pegunungan. "Apa kamu tahu identitas pria itu." Kata Seorang pria kekar yang memiliki telinga harimau." "Tuan, pria yang mendapat julukan Dadu pembawa petaka adalah sebenarnya pemuda yang baru berumur 18 tahun. Dia berasal dari sekte matahari yang hancur karna serangan raksasa hitam beberapa tahun lalu." Kata perempuan cantik yang memiliki ekor hitam.

"Huh, setelah suara teriakan yang terdengar seribu tahun lalu, semua yang ada di dunia ini berubah. Bahkan kita tidak bisa menjadi wujud manusia sepenuhnya setelah mencapai peringkat A, dan tetap tidak bisa meskipun kita mencapai peringkat sss." kata pria kekar yang memiliki telinga harimau. "Setelah seribu tahun kemudian muncul mahluk hitam dari langit. Sungguh aneh." Lanjut pria kekar.

"Benar, jika kamu bertemu pemuda itu bertemanlah dengannya, dia mempunyai potensi untuk menerobos peringkat Raja." Kata pria kekar bertelinga harimau. "Baik tuan." Kata Perempuan yang memiliki ekor hitam.

Saat ini Clue sedang berada di tepi danau bersama Lili. "Sayang, jika kamu ingin mencari wanita lain untuk memiliki seorang anak, aku tidak masalah." kata Lili bersandar di bahu Clue "Apa kamu serius." Tanya Clue. Meski Lili tidak berkata seperti itu Clue akan tetap mencari wanita lain.

"Aku serius, kamu harus menemukan wanita yang bisa melahirkan anakmu." Lili tersenyum. "Baiklah, tapi saat ini tidak ada perempuan yang lebih cantik dan seksi darimu." Kata Clue "Hehe, terimakasih sayang." Lili senang dan mencium bibir Clue.

3 hari kemudian Clue terbang diikuti Lili. "Sayang, kita mau kemana." "Bermain di sekte kecil, aku ingin mencari pelayan." Kata Clue. Lili terdiam mendengar kata Clue.

"Hmm." Clue tiba-tiba berhenti dan melihat seorang perempuan cantik yang memiliki ekor berdiri di depannya. Clue tahu perempuan di depannya adalah monster yang berubah menjadi manusia dan levelnya 710 peringkat sss level 5. "Apa yang kamu inginkan." Clue tidak merasakan niat bahaya dari perempuan di depannya. Jadi Clue tidak langsung menjadikan perempuan di depannya budaknya.

"Tuanku adalah penguasa pegunungan henction. Dia ingin mengundangmu." Kata perempuan yang memiliki ekor. "Katakan pada tuanmu, jika aku mencapai peringkat sss aku akan menemuinya." Balas Clue. "Baiklah, tuanku ingin berteman denganmu. Aku akan pergi karna telah menyampaikan pesan." Kata perempuan lalu melesat pergi.

Melihat perempuan pergi Clue berkata. "Penciumannya sangat tajam. Dia bisa dengan mudah menemukanku. Dia pasti ras serigala hitam." "Mengapa tuan tidak menjadikan dia budak." Kata Lili heran. "Dia tidak mempunyai niat jahat. Terlebih lagi kelihatannya dia miskin." Clue mencibir.

"Sayang apakah kita akan tetap menuju sekte kecil." Kata Lili. "Tidak, aku lapar dan ayo pergi ke kota kecil terdekat." Clue memeluk Lili. Beberapa detik kemudian Clue dan Lili menghilang.

Beberapa menit kemudian Clue tiba di sebuah kota. "Ayo kita mencari restoran." Kata Clue. "Baik." Lili mengangguk lalu memeluk lengan Clue.

Tidak lama kemudian Clue dan Lili tiba di sebuah restoran dan memesan sebuah makanan. Clue melihat beberapa pria mendekat ke arahnya dan berkata. "Hei bung, bisakah kau dan kekasihmu pergi. Aku ingin duduk disini."

Clue melihat bahwa level semua pria sekitar 320 sampai 370. "Aktifkan skill budak target Ponera." Kata Clue lalu tiba-tiba pria botak terdiam. "Bunuh mereka." Kata Clue. "Baik master." Pria botak berkata lalu mengambil pisau dicelananya dan menusuk pria didepannya. "Sialan, Ponera apa yang kamu lakukan." Salah satu pria berteriak. "Ahhh, ada pembunuhan." Teriak seorang perempuan.

"Sepertinya kita harus pergi dari sini." Kata Clue. "errmm." Lili mengangguk. Clue berjalan ke arah pintu restoran dan terkejut seorang wanita cantik berambutih putih menghalangi jalannya. "Menyingkir dari hadapanku." Kata Clue. Badan perempuan tiba-tiba bergetar mendengar kata Clue. "Aku tahu bahwa kamu yang membuat mereka bertarung." Kata Perempuan.

Kamu adalah dadu." Kata perempuan. Sebelum menyelesaikan kalimatnya Clue menepuk pundak perempuan, membuat dia pingsan. "Ayo pergi cari restoran lain." Kata Clue menggendong perempuan rambut putih menuju restoran lain. Selama perjalanan menuju restoran Clue menjadi pusat perhatian karna menggendong seorang perempuan yang tidak sadarkan diri.

Sementara itu di suatu rumah. "Tuan, menurut seseorang nona Vitria tidak sadarkan diri dan digendong oleh pria berambut putih." Kata seseorang. "Huh, pria berambut putih, jangan bilang orang itu yang bersama putriku." Balas pria paruh baya. "Antar aku menemui putriku." "Baik tuan."

Saat ini Clue telah tiba di restoran dan sedang menikmati hidangan bersama Lili sementara perempuan berambut putih tetap tidak sadarkan diri dan duduk di sebuah kursi disamping Clue. Clue melihat di pintu masuk restoran, dua orang yang mempunyai level 460 dan 490 peringkat ss level 9 dan 10 mengawasinya.

"Tidak salah lagi, itu pasti dadu pembawa petaka. Mengapa putriku menyinggung dia." Gumam pria melihat Clue sedang makan bersama Lili. "Tuan itu pasti dia." Bisik pria berkumuis. "Aku tahu." Pria paruh baya menjawab.

"Permisi, bisakah tuan melepaskan putriku ." Kata pria paruh baya. "Aku sedang makan, tidak bisakah kau menunggu." Kata Clue. "Ughh, baik." Pria paruh baya lalu menunggu Clue menghabiskan makanannya.

"Ehh, bukankah itu pak walikota, mengapa dia sopan pada pemuda itu." Kata seseorang. "Pemuda berambut putih bersama perempuan berambut pirang, jangan bilang itu dia." Kata seseorang terkejut. "Memang siapa maksutmu." Kata orang lain. "Huh, si dadu." Bisik temannya. "Sial, pantas saja perempuan yang tidak sadarkan diri terlihat akrab, apakah dia menyinggung si dadu. Kalau dia sial, dia akan kehilangan level lebih buruknya dia mati." Kata seseorang.

Wali kota mendengar obrolan pengunjung restoran dan hanya bisa terdiam. "Baiklah, apakah dia putrimu." Kata Clue setelah menyelesaikan makanannya. "Benar, dia putriku Vitria." Balas Walikota. Clue melihat bahwa wajah perempuan sangat cantik dan tubuhnya seksi serta payudara yang besar. "Bangunkan dia." Kata Clue.

Walikota membangunkan Putrinya. "Ugh." Perempuan membuka matanya dan terkejut melihat ayahnya. "Ayah kenapa kamu disini, ahh mengapa kamu memukulku, padahal aku hanya menyebutkan julukanmu." Kata perempuan. "Sungguh perempuan yang menarik." Kata Clue meminum anggur.

"Bolehkah aku membawa putriku pergi." Kata Walikota. "Terserah, tapi apakah putrimu mau pergi." Clue berkata. "Sial, apakah putriku sudah dijadikan budak olehnya." Walikota gugup dan ketakutan. "Benar ayah, aku tidak mau pulang. Aku ingin meminta penjelasan mengapa dia memukulku." Kata perempuan berambut putih. Walikota menghela nafas bahwa putrinya tidak menjadi budak Clue dan berkata. "Vitria dengarkan ayah."

"Ughh." Vitria cemberut. "Aku menebak kamu menunggu kedatanganku." Kata Clue. "Ahh, bagaimana kamu tahu." Vitria terkejut. "Kenapa anakku menunggunya, jangan bilang anakku mengidolakan seorang pembunuh kejam." Gumam walikota.

"Apa yang kamu inginkan." Kata Clue santai dengan meminum Anggur sementara Lili hanya mendengarkan obrolan Clue. "Bisakah kita berbicara di tempat lain." Kata Vitria serius. "Baiklah. Dimana kamu ingin berbicara." Balas Clue.

"Dirumahku." Kata Vitria serius. "Sialan kamu nak, jangan undang pencuri ke rumah." Walikota mengutuk di pikirannya. "Baiklah, tunjukan jalan ke rumahmu." Kata Clue berdiri. "Ikuti aku." Kata Vitria berdiri dan berjalan ke luar restoran. Melihat Clue dan perempuan yang bersamanya mengikuti Vitria. Walikota menghela nafas dan mengikuti dibelakang Clue.

"Tuan, mengapa nona mengundangnya." Kata pria berkumis dibelakang walikota. "Aku tidak tahu." Walikota menggeleng.

Beberapa menit kemudian Clue tiba di sebuah rumah yang mewah lalu duduk di ruangan bersama Vitria dan Lili. "Apa yang ingin kamu katakan." Kata Clue. "Aku ingin kamu menurunkan level seseorang." Kata Vitria serius. "Lalu apa imbalanku." Kata Clue. "Aku akan memberimu 10 juta coin emas seratus pil level 6 dan 10 tumbuhan ginseng berumur enam ribu tahun." Kata perempuan

Rebirth With SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang