186. Menonton Tournament

1K 68 4
                                    

2 hari telah berlalu saat ini Clue berada di ruangan bersama 5 wanita yang tidak lain, Gin, Karen, Syifa, Rapunsel dan Shimako. "Baiklah, aku akan pergi menghadiri tournament. Nanti malam aku akan kembali seperti biasa." Kata Clue. "Baik sayang." "Baik tuan." balas Gin dan 4 wanita lainnya. Clue mengangguk lalu menghilang.

Clue muncul di suatu tempat yang sangat ramai dan melihat Rizky sedang bersama 10 orang. "Patriack." "Patriack." Kata Rizky dan 10 orang di belakangnya.

"Apa kalian sudah selesai mendaftar." Tanya Clue. "Sudah patriack." Balas ke 10 orang dengan semangat. "Baiklah, jangan sampai kalah. Jika kalian masuk 10 besar, aku akan memberikan kalian pil yang meningkatkan 1 level kalian seperti sebelumnya." Kata Clue.

Sebulan yang lalu Clue memberikan masing-masing 1 pil poin level 6 yang harganya 10 juta coin kepada 10 siswa yang akan mengikuti tournament. Kekuatan mereka meningkat 1 level berkat pil yang diberikan Clue. "Baik patriack." 10 siswa menjawab penuh semangat. Mereka tidak menyangka bahwa hanya terpilih mengikuti tournament sudah mendapatkan hadiah dari patriack mereka. Belum lagi jika mereka memasuki 10 besar yang diberi hadiah oleh penyelenggara dan Clue.

"Baiklah, kalian ingin mencari penginapan untuk beristirahat menunggu besok atau tidak." Kata Clue. "Tidak perlu patriack." Balas seseorang. "Benar, kami akan berkeliling." Balas perempuan lain. "Baiklah kalau begitu, aku ingin makan apa kalian mau ikut." Kata Clue. "Ahh, tentu patriack." 10 siswa berteriak dengan semangat. Rizky yang melihat 10 siswa semangat tersenyum. "Patriack Clue lebih disukai para murid sekte dari pada aku menjadi patriack dulu." Gumam Rizky.

Keesokan harinya Clue sedang berdiri dengan Rizky di luar arena pertarungan. "Rizky Ayo masuk." Kata Clue. "Baik patriack." Rizky mengangguk. Clue membayar biaya masuk diikuti Rizky di belakangnya.

Clue melihat bahwa arena sudah ramai dan sekitar sepuluh ribu orang lebih yang menonton. Clue mencari tempat duduk yang kosong dan akhirnya menemukannya. Clue duduk di samping elf wanita dewasa. "Ahh." Elf wanita dewasa berambut pirang terkejut dengan seseorang yang duduk di sampingnya.

"Dia lebih tampan dari yang dirumorkan." Elf wanita dewasa tersipu dan berkata. "Apakah anda Clue patriack sekte Dice." Clue melihat elf wanita ber level 140 yang berkata kepadanya. "Benar itu aku." "Emm, kamu tahu aku selalu mengidolakanmu." Elf wanita tersipu. Clue yang melihat elf wanita tidak begitu buruk dan kecantikannya setara dengan Syifa bergumam. "Bermain-main dengan wanita acak yang kutemui tidak terlalu buruk."

"Oh, benarkah. Kalau begitu setelah menonton pertandingan. Mengapa kita menghabiskan waktu bersama." Clue memegang tangan Elf wanita. "Ahh, benarkah." Elf wanita terkejut. "Benar, sangat bodoh jika aku tidak menghabiskan waktu dengan wanita cantik." Balas Clue tersenyum. "Deg, deg." Jantung elf wanita berdetak kencang. "Aku mau." Elf wanita mengangguk penuh semangat. Clue tersenyum melihat elf wanita bergitu mudahnya setuju.

Rizky yang baru saja duduk di samping Clue terkejut, melihat Clue begitu mudahnya menaklukan wanita. "Patriack sungguh menajubkan. Tidak ada wanita yang bisa lolos darinya." Gumam Rizky.

"Lihat, dia Clue patriack sekte Dice." "Benar, apakah dia mengajak elf wanita itu kencan." "Aku barusan dengar bahwa elf wanita terlebih dulu yang mengidolakan Clue." Beberapa manusia. Elf dan monster yang duduk di dekat Clue berbisik. Clue mengabaikan bisikan tentang dirinya.

"Baiklah tournament ke 101 antar akademi atau sekte di dunia hijau rersmi dimulai." Kata seorang pria yang berdiri di arena. "Peringkat kaisar level 2." Gumam Clue melihat kekuatan pria yang menjadi pemandu acara. "Rizky, apa dia berasal dari benua inti." Tanya Clue. "Benar patriack, mungkin dia salah satu keluarga dari para orang tua di asosiasi." Balas Rizky. Clue mengangguk mendengar kata Rizky.

"Pertarungan pertama adalah pemegang urutan nomor 1 dengan pemegang urutan nomor 600." Teriak pria. Clue lalu melihat dua pemuda berjalan menuju arena. "Sebelum pertarungan dimulai kalian semua harus ingat membunuh diperbolehkan. Tapi setelah tournament selesai pihak akademi atau sekte yang muridnya terbunuh tidak boleh membalas dendam" kata pria. "Kami sudah tau." Teriak beberapa orang di kursi penonton.

Rebirth With SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang