6. Juara 1

4.1K 263 11
                                    

Setelah Clue naik di arena, para pemuda dan penonton diam. Lalu beberapa detik kemudian banyak orang yang berbicara. "Haha. keberuntungan Iwan buruk. Dia bertemu jenius dari kota menengah."

Menyadari Clue adalah musuhnya, ekspresi Iwan menjadi buruk. "Bagaimana. Apakah masih mau bertarung dan mengalahkanku dalam 10 gerakan." Clue menyeringai. "Aku menyerah." Iwan dengan ekspresi buruk turun dari panggung. Iwan tahu bahwa mustahil melawan seorang yang lebih tinggi 2 level darinya.

"Baiklah. Pemenangnya adalah pemuda nomor 1." Kata wasit mengumumkan hasil pertempuran. Clue pun mulai turun dari arena.

Clue duduk di kursi tunggu dan mulai menonton pertempuran. "Pemuda yang paling kuat adalah Sebastian yang berada di nomor 19 dengan level 53. Seorang perempuan di nomor 21 dengan level 49 dan David di nomor 35 dengan level 52." Gumam Clue setelah melihat semua level para peserta.

"Baiklah pertarungan nomor 1 dan nomor 4." Kata wasit. "saatnya giliranku." Clue melangkah ke arena. "Aku menyerah." Kata pemuda dengan cemberut setelah Clue mencapai Arena. "Terimakasih." Kata Clue lalu turun dari Arena. "Baiklah. Pemenangnya adalah pemuda nomor 1." Kata wasit.

Seiring berjalannya waktu Clue menang tanpa harus berkelahi. Beberapa menit kemudian "Nomor 1 melawan nomor 19. "wah. Akhirnya pemuda itu melawan sebastian." "Jika sebastian kalah. Dia akan menjadi nomor 4." "Belum tentu. Dia masih bisa bertarung dengan seorang yang kalah antara David dan Lisa." Para penonton berbicara.

"Namaku Sebastian. Siapa namamu." Kata sebastian bertanya kepada Clue yang tiba beberapa detik kemudian di arena. "Panggil saja Clue." Balas Clue. "Baiklah. Aku akan mengerahkan kemampuanku. Sebaiknya kau berhati-hati." "Haha. oke." Clue tertawa. Sebastian pun mengambil pedang di cincin penyimpanannya. "Wahh. Pedang level 1." Penonton mulai berteriak melihat sebastian memegang pedang level 1.

"Wush." Sebastian pun menyerang ke arah Clue. Clue dengan mudah mengelak ke samping. "Cepat." Kata penonton. "Hmm. Sebastian ini agilty melebihi 10 poin dari levelnya. Dia pantas di sebut jenius." Kata Clue melihat level sebastian. "Tapi.dia masih bukan lawanku." Clue tersenyum.

"Wush." "Wush." Wush." Sebastian berkali-kali menyerang Clue. Tapi Clue dengan santai menghindari serangan sebastian. Tiba-tiba sebastian berhenti menyerang lalu berkata kepada wasit. "Aku menyerah." "Ehh. Kenapa sebastian menyerah." Kata penonton heran. "Bodoh kau. Sebastian berfokus pada kecepatan. Jika dia tidak bisa menyentuh pakaian pemuda. Dia sudah kalah." Kata seorang pria tua. Penonton pun mulai mengangguk.

"Kamu kuat, jika boleh mari kita berteman." Kata sebastian. "Oke kita berteman." Kata Clue tersenyum. Sebastian juga tersenyum lalu turun dari Arena. "Jarang sekali ada orang yang bisa membuat sebastian tersenyum." Kata walikota. "Sebastian punya mata bagus berteman dengan jenius." Walikota mulai tesenyum.

"Pemenangnya pemuda nomor 1. Pertandingan selanjutnya nomor 21 dan 35" Kata wasit. Clue pun hendak turun di arena tapi berhenti setelah walikota berbicara "Kenapa tidak begini saja pemuda nomor 1 melawan pemegang nomor 21 dan 35. Jika pemuda kalah, dia menjadi nomor 2. Kemudian pemegang nomor 21 dan 35 bisa bertarung untuk memperebutkan juara 1 setelah mengalahkan pemuda nomor 1. Apa kau setuju pemuda" "Wahh.." Para penonton mulai terkejut.

"Aku setuju." Balas Clue mengangguk. "Apa kalian berdua setuju." Walikota melirik Lisa dan David. "aku setuju" David dan Lisa mengangguk secara bersama. Mereka tahu tidak akan bisa mengalahkan Clue jika seorang diri.

Setelah beberapa saat David dan Lisa tiba di arena. "Apakah kalian siap." Kata wasit. Clue hanya mengangguk. "Siap." Sedangkan David dan Lisa semangat menjawab. "Mulai." Kata wasit.

"Wush." Detik berikutnya Clue melesat ke arah Lisa. "Cepat." Lisa ingin menghindar serangan Clue, tapi terlalu lambat. "Buk." Clue hanya menepuk bahu Lisa. Lisa pun terdorong mundur. "Rasakan ini." David menerkam ke arah belakang Clue. "Lambat." "Bukk." Clue menendang dada David. David hanya mundur beberapa langkah saat terkena tendangan Clue. "Ehh. Sebuah Armor level 1." Kata Clue terkejut. "Hehe. Tendanganmu tidak mempan." Kata David tersenyum.

"David ini jenius sama seperti sebastian, poin vitalitasnya 62 melebihi 10 poin levelnya. Ditambahkan dengan armor level 1 vitalitasnya menjadi 68 melebihi 1 poin dariku" Gumam Clue. "Jangan abaikan aku." Kata Lisa melesat dan mulai menyerang Clue dengan sebuah pisau.

"Bukk." Clue menghindar lalu menampar tangan Lisa dan pisau terjatuh. "Aku tidak akan menyakiti perempuan cantik." Mendengar kata Clue wajah lisa memerah. "Bajingan ini masih menggoda kecantikan saat sedang bertarung." Kata penonton yang melihat Clue masih sempat menggoda Lisa saat pertempuran.

Melihat David mendekat ke arahnya, Clue tidak menghindar dan justru menendang dada David. "Buk." David menangkis tendangan Clue dengan kedua tangannya. "Hehe. Sudah kubilang tendanganmu tidak mempan." "Bagaimana dengan pukulanku." Clue menyeringai lalu mulai memukul dada David "Buk. Buk." David mundur beberapa langkah dan mengerang kesakitan saat memegang dadanya.

"Apakah masih ingin lanjut." Kata Clue kepada David. "Aku menyerah." David tersenyum kecut. Melihat David menyerah, Clue menatap Lisa. "Aku juga menyerah." Kata Lisa yang wajahnya masih memerah.

"Baiklah juara kontes bela diri ini adalah pemuda nomor 1." "Woah." "Hidup pemuda nomor satu." Kata para penonton mulai berteriak. "Ahh.. Sudah tampan kuat lagi." Para gadis muda pun mulai tertarik dengan Clue.

"Wush." Walikota tiba di depan Clue dengan tersenyum dan berkata. "Ini hadinya nak. 10 coin emas dan sebuah pil level 1." Walikota memberikan hadiah kepada Clue. "Terimaksih senior." Balas Clue mengambil hadiah, dan mulai menuruni panggung. Clue tidak tahu, bahwa saat dia turun Lisa tidak bisa berhenti menatapnya.

Di kerumunan penonton "Tidak buruk." Gumam seorang pria tua di sebelah perempuan. "Paman. Apakah kamu tahu dia." Tanya perempuan. "Aku sepertinya pernah melihat wajah dia beberapa kali di ibukota." Kata pria tua mencoba mengingat.

Beberapa detik kemudian. "Bukankah dia seperti anak perdana menteri." Kata pria tua kaget. "Paman jangan bercanda. Menurut rumor anak perdana menteri cacat, tidak bisa menyerap energi alam. Meski aku belum pernah melihatnya, aku menebak dia bukan anak perdana mentri." Kata perempuan.

"Betul nona. Mungkin dia hanya pemuda yang wajahnya mirip." "Baiklah. Ayo kembali ke ibukota paman." "Baik." Sepasang pria tua dan perempuan muda mulai meninggalkan kerumunan dan berjalan ke pintu gerbang.

"Hmm.. perempuan itu levelnya sangat tinggi. Kenapa dia tidak ikut kontes." Kata Clue yang melihat perempuan dan pria tua meninggalkan kerumunan. "Terutama orang tua itu, dia pasti ahli yang kuat. Bahkan aku tidak bisa melihat levelnya." Clue tersenyum kecut.

Setelah melihat pertempuran antara Lisa dan David yang dimenangkan oleh David. Clue kembali menuju penginapan. Clue langsung masuk di kamarnya lalu mengeluarkan pil yang dia dapat dari kontes bela diri.

"Pil level 1 di buat oleh ahli alkimia level 1. Efek memakannya dapat meningkatkan 10 poin. Efek akan berkurang jika memakan yang kedua." Clue langsung menelan pil setelah membaca info yang muncul.

Beberapa detik kemudian (Selamat anda mendapatkan 10 poin.) "Haha, bagus." Aku hampir frustasi saat membeli 6 pil poin dan makan 5 pil poin hanya meningkatkan 5 poin. Terlebih lagi 1 pil poin terakhir tidak memberikan efek sama sekali." Kata Clue tersenyum kecut, saat mengingat 3 hari lalu dia membeli 6 pil poin dan mengeluarkan 600 coin.

Rebirth With SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang