Irene tengah duduk di ruang tamu rumah Jaehyun. Setelah puas bermain, Luna tertidur. Alhasil tinggal Irene sendiri di ruang tamu. Jaehyun datang dengan membawa secangkir teh untuk Irene. "Rene, diminum dulu. Kamu pasti capek kan main sama Luna? Maaf ya jadi merepotkan."
Irene menggeleng. "Terimakasih Jae. Gapapa kok. Luna udah aku anggap sebagai anakku sendiri."
"Kamu besok ada pemotretan?"
"Sepertinya ada. Iya deh besok kayaknya ada pemotretan. Kenapa?"
"Tidak. Aku cuma bertanya."
"Jae kamu tau Sera?"
Jaehyun mengernyitkan keningnya. "Sera? Karyawanku itu bukan? Kenapa memangnya?"
"Aku sering mendengar dia memuji mu. Dia sangat menyukai kamu. Aku sering memergokinya sedang memotret kamu."
"Biarlah. Berita ini sudah tidak aneh ditelinga ku. Resiko orang tampan ya begini." Ucap Jaehyun dengan percaya diri.
Irene tertawa. "Kenapa kamu begitu percaya diri, Jae?"
"Anakku bilang, semakin hari paras tampan ku bertambah dan tidak pernah berkurang sedikitpun."
"Lalu kamu percaya dengan anakmu?"
"Jelas percaya dia anakku. Anakku masih anak-anak. Kamu tahu tidak, anak-anak tidak pernah berbohong."
"Hahaha, bisa jadi Luna mengatakan mu seperti itu hanya untuk membuatmu senang."
"Meskipun iya aku tetap biasa saja. Karena memang faktanya wajahku tampan. Iya tidak?"
"Tidak."
"Terserah kamu saja. Aku ke atas dulu, mau cek Luna."
"Kamu sepertinya kesal, Jae."
"Tidak. Kenapa aku harus kesal?"
"Tidak-tidak. Silahkan pergi ke kamar Luna. Kalau begitu aku pulang dulu."
"Maaf aku tidak bisa mengantarmu."
"Gapapa. Aku bawa mobil kok."
"Hati-hati, Rene." Irene mengangguk.
Jaehyun kembali masuk ke rumahnya. Dia pergi ke kamar anaknya sekedar mengecek. Namun dia tertarik dengan wajah imut Luna. Jaehyun mengusap lembut pipi Luna. "Tumbuh menjadi anak yang baik ya sayang. Ayah mencintai kamu."
Jaehyun keluar dari kamar Luna dan pergi ke ruangan kerjanya.
•••
Sohyun berlari ke arah dapur untuk menyusul ibunya. Retta geleng-geleng kepala melihat gadis nya itu.
"Mau kemana sih? Lari-lari gitu? Kalo jatuh gimana?"
"Kalo jatuh ya gapapa udah takdir kali, Bun."
"Apaan sih kamu ini. Ada apa sih terburu-buru begitu?"
"Panggil om Heechul kemari. Aku akan kasih keputusannya sekarang."
"Serius nak? Kamu udah menentukan?"
Sohyun mengangguk. "Serius bunda sayang. Om Heechul nya cepet di telpon ya. Kalo telat, Oyu berubah pikiran."
"Kamu mandi dulu sana. Bunda telepon om Heechul."
"Oke! Nanti panggil Oyu ya kalo om Heechul sudah sampai." Retta mengangguk.
Retta menelpon Heechul. Tidak menunggu lama, Heechul sudah sampai dirumah Retta. Gerak cepat memang. Sudah tidak sabar katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Keren - Jung Jaehyun
Fanfiction🌱 Follow dulu sebelum baca! 🌱 Fanfiction Jaehyun NCT ver. 🌱 Untuk plagiator jauh-jauh. Saya yakin kamu lebih kreatif. "Ayah Jaehyun!" Sohyun membelalakkan matanya. Dia tidak salah dengar? Anak kecil itu tadi memanggil Jaehyun dengan panggilan aya...