Sohyun tengah menikmatinya pie susu kesukaannya yang baru saja dibuatkan Retta. Hari libur begini Sohyun lebih memilih untuk diam saja dirumah karena tidak ada yang mengajaknya pergi. Sohyun sudah menyiapkan diri untuk belajar dengan Retta di hari libur begini. Kemarin sore Sohyun dimarahi oleh Retta karena kecerobohannya. Kalau sampai Retta tidak mematikan kompor, mungkin sekarang rumah mereka sudah hangus terbakar. Sebagai permintaan maafnya, Retta menyuruh Sohyun untuk belajar masak.
Sejujurnya Sohyun malas sekali kalau sudah hal memasak. Dia hanya bisa memasak makanan kecil, tapi Retta memaksa Sohyun untuk belajar masak masakan yang lain juga. Kalau disuruh memilih Sohyun ingin menonton drama saja daripada belajar masak yang sangat membosankan.
"Oyu! Cepat pakai celemek nya!" Teriak Retta dari dapur.
"Bentar lagi, bunda! Pie susu nya belum habis!"
"Sohyun! Sekarang!"
Sohyun menghela nafas kesal lalu menyusul Retta di dapur dengan jalan gontai. "Bunda kenapa teriak-teriak sih? Oyu disini bukan disana. Sakit tahu telinga Oyu denger bunda teriak-teriak."
"Salah siapa nggak nurut?"
"Salah Oyu, iya salah Oyu. Bunda nggak pernah salah kok."
"Anak pintar! Ayo sekarang pakai celemek nya dan kita belajar masak dari sekarang."
"Bunda.. perut Oyu sakit. Oyu ke belakang dulu, ya. Bentaran kok."
"Kamu nggak tahu sesuatu, sayang?"
"Apa bun?"
"Bohongin orang tua itu dosa besar loh. Bunda tahu kamu nggak sakit perut, jadi nggak usah alasan-alasan sakit perut!"
Sohyun menghela nafas kesal lalu memakai celemek dengan asal-asalan. Dia sedang mencari cara agar bisa terbebas dari belajar masak Retta. Sohyun melirik bunga mawar yang Retta beli satu Minggu lalu. Bunga mawar itu layu dan Sohyun tersenyum penuh menggoda setelah ide nya muncul. Awalnya dia yakin Retta tidak akan mengizinkan dia pergi, tapi yang namanya Sohyun tetaplah Sohyun. Dia sedang malas melakukan apapun kecuali belanja atau me time.
"Aduh bunda! Lihat nih bunga mawarnya."
Retta melirik sebentar lalu sibuk lagi dengan bahan-bahan masakan. "Ya terus bunga mawarnya kenapa? Sakit?"
"Bukan sakit lagi. Tapi udah layu."
"Yaudah, beli aja yang baru."
"Nah itu! Sekarang Oyu siap-siap dulu mau ke toko bunga."
Retta langsung melirik Sohyun dengan kesal lalu berkacak pinggang. "Enak aja! Kamu nggak bisa kabur ya dari bunda. Beli bunga nya kan bisa kapan aja."
"Bunda, tapi ini darurat banget."
"Darurat apanya?"
"Lihat, bunga nya udah layu dan nggak enak dipandang banget. Oyu jadi nggak semangat buat belajar masak." Ucap Sohyun dengan nada dimelaskan.
"Lah, nggak ngaruh, sayang. Cepetan siap-siap."
Sohyun berjalan mundur bersiap untuk berlari meninggalkan dapur. "Bunda! Sohyun lagi males buat belajar masak. Lain kali aja, ya! Oyu siap-siap dulu mau ke toko bunga! Bye bunda! Jangan ngambek nanti jelek!" Teriak Sohyun yang membuat Retta kesal bukan main. Retta hanya ingin anaknya bisa memasak. Untung saja kemarin Retta cepat-cepat matikan kompornya. Kalau tidak, mungkin sekarang Sohyun sudah menjadi gelandangan. Sohyun menggerai rambut panjangnya. Kemeja putih dan rok selutut membuat Sohyun semakin manis.
"Habis ini enaknya ngapain, ya? Belanja aja gitu? Tapi lagi hemat." Sohyun menghela nafas lalu berjalan keluar kamar dengan mengendap-endap agar Retta tidak mengetahuinya. Padahal Retta dari jauh sudah melihat Sohyun yang turun tangga dengan pelan sekali. Kali ini Retta maafkan, lain kali tidak akan. Retta akan terus menyuruh Sohyun untuk belajar masak.
Kebetulan sekali Seungcheol datang, Sohyun jadi tidak perlu memesan ojek online yang akan menguras sedikit isi dompetnya. Sohyun kan lagi hemat, mengeluarkan sedikit uang untuk naik ojek saja rasanya sangat disayangkan. Tujuan Seungcheol datang ke rumah Sohyun memang untuk mengajak gadis itu jalan-jalan.
"Cheol, mau eskrim dulu sebelum ke toko bunga."
"Mau ke toko perhiasan atau make up juga ayo. Aku bakal antar kamu."
"Awas kalo nanti dirumah minta ongkos!"
"Enggak bakal lah. Aku antar kamu kemanapun tanpa mengharapkan imbalan."
"Bohong!"
Seungcheol melirik Sohyun dengan kesal lalu kembali fokus dengan jalanan. "Terserah!"
"Dih kayak cewek lagi ngambek aja. Terserah!"
"Masa?" Sohyun mengangguk. "Mau eskrim mana? Yang perempatan atau pertigaan?"
"Eskrim kak Joy."
"Oke Sohyun!" Sohyun hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Seungcheol yang seperti anak kecil. Lalu mobil Seungcheol berhenti di kedai eskrim milik kak Joy yang tidak pernah sepi pengunjung. "Mau rasa apa? Biar aku yang pesan. Kamu tunggu aja disini."
"Kayak biasa."
"Hah? Emang biasa beli rasa apaan?"
"Red velvet ditaburi kacang mede. Harus banget rasa itu, kalau nggak ada kita cari di tempat lain." Seungcheol keluar dari mobil dan mulai memesankan eskrim pesanan Sohyun dan dirinya. Sohyun yang di dalam mobil tengah mencoba kacamata Seungcheol satu persatu. Sohyun tidak tahu alasan Seungcheol memajang kacamatanya satu persatu. Dia beberapa kali melihat kaca lalu mengangguk bangga, betapa keren nya dia memakai kacamata Seungcheol yang harganya tidak murah.
"Heh! Lepas, main pakai aja."
Sohyun lalu melepas kacamatanya yang bermotif tokoh kartun hello kitty. Sohyun menahan tawanya saat membayangkan Seungcheol yang memakai kacamata yang baru saja dia pakai. Pasti sangat menggemaskan.
"Jangan salah sangka, itu punya sepupu aku. Dia emang pengen banget malu-maluin om nya."
Sohyun tidak bisa menahan tawanya lalu dia memakaikan kacamata hello kitty tersebut ke Seungcheol lalu dia bertepuk tangan bangga. Benar menurutnya, Seungcheol menggemaskan seperti anak bayi, padahal usianya sudah tidak bayi lagi. "Udah, pakai aja sampe toko bunga."
"Sohyun!"
"Apaan sih? Udah gini aja kan gemes." Seungcheol tidak peduli dengan pujian Sohyun, dia langsung melepas kacamata hello kitty tersebut dan menyimpannya ke tempat semula. "Yah.. kok dilepas sih, Cheol?"
"Pikir aja sendiri. Nih eskrim nya."
"Asyik!" Sohyun mengambil eskrim di tangan Seungcheol dan mulai memakannya. "Eskrim rasa red velvet ditaburi kacang mede emang nggak ada duanya. Ini enak banget!"
"Eskrim punyaku lebih enak."
"Enggak, pokoknya rasa red velvet tetap nomor satu."
"Terserah!" Lagi-lagi Seungcheol menirukan kata yang selalu diucapkan perempuan sampai membuat Sohyun kembali tertawa.
————————————————————
Ayah Jaehyun disini nggak muncul dulu yaa. Author lagi mood tulis Sohyun sama Seungcheol wkwkw adakah yang tim SohyunSeungcheol? Dahlah..
Aku sayang kalian dan sampai jumpa lagi di bagian selanjutnya. 💋💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Keren - Jung Jaehyun
Fanfiction🌱 Follow dulu sebelum baca! 🌱 Fanfiction Jaehyun NCT ver. 🌱 Untuk plagiator jauh-jauh. Saya yakin kamu lebih kreatif. "Ayah Jaehyun!" Sohyun membelalakkan matanya. Dia tidak salah dengar? Anak kecil itu tadi memanggil Jaehyun dengan panggilan aya...