Duda Keren - 44

765 84 1
                                    

Sohyun merindukan Luna. Ya, dia sangat merindukan putri kecil Jaehyun. Saat Jaehyun melamarnya hari itu, Sohyun tidak jadi bertemu dengan Luna karena gadis kecil itu ikut jalan-jalan bersama Jira dan Taeil. Terakhir bertemu dengan Luna saat acara Jhonny, setelahnya tidak bertemu lagi meskipun secara tidak sengaja. Telepon atau bahkan video call tidak Sohyun lakukan selama tiga bulan itu karena masih kesal dengan Jaehyun.

Sesuai ucapan Jaehyun, Luna berada dirumah keluarga Jung. Pekerjaan yang jauh-jauh Jaehyun memang tidak pernah membawa Luna. Luna akan dititipkan di keluarganya, terkecuali jika anak itu memaksa ingin ikut. Sohyun sudah siap akan bertemu Luna dirumah keluarga Jung. Meskipun gugup tapi Sohyun berusaha untuk menghilangkan rasa kegugupannya. Meskipun Retta terus meyakinkan Sohyun kalau Vio, Siwon, dan Jira tidak akan menggigitnya, tetap saja Sohyun diselimuti rasa gugup.

Tidak lupa Sohyun membawa buah-buahan dan pie susu kesukaan Luna yang dia buat khusus untuk Luna. Sohyun tidak akan datang dengan tangan kosong. Kali ini Sohyun datang dengan memakai pakaian kasual berwarna pink dusty yang membuat Sohyun terlihat manis dengan rambut yang tergerai.

Sekali Sohyun memencet bel pintu utama langsung terbuka. Maid di keluarga Jung langsung menunduk hormat ke arah Sohyun. Sohyun jadi gugup sendiri. "Silahkan masuk nona, nyonya Vio dan nona Jira sudah menunggu."

Sohyun mengangguk lalu mengikuti maid tersebut. Sebelumnya dia sudah janjian dengan Vio dan Jira tanpa memberitahukan Luna. Sohyun akan mengejutkan kehadirannya yang tiba-tiba. Vio menyambut Sohyun dengan gembira. Dia langsung memeluk Sohyun erat. Mendengar dari Ten, Jaehyun dan Sohyun tengah tidak baik. Vio juga sering mendengar ocehan Luna yang merindukan aunty Oyu.

"Sohyun apa kabar?" Tanya Vio

"Sohyun baik-baik aja kok. Hm.. m-mama Vio apa kabar?" Tanya Sohyun balik.

Vio tersenyum kecil melihat Sohyun yang gugup memanggilnya mama. "Mama juga sehat-sehat aja. Kenapa baru kesini lagi? Bukan Jaehyun doang loh yang kangen sama kamu, mama sama Una juga kangen sama kamu." Sohyun tersenyum gugup. Dia bingung harus menjawab apa. "Enggak dijawab nggak apa-apa kok. Mama udah tahu kalau kamu lagi musuhan sama Jaehyun. Tapi itu bener nggak? Ten selain ember bocor dia juga sering ikut-ikutan gosip."

"Jadi mama udah tahu aku sama Jaehyun lagi nggak baik?" Vio mengangguk mantap. "Ini cuma kesalahpahaman aja sih. Aku sama Jaehyun udah baikan lagi kemarin."

"Syukur deh kalau kalian sudah baikan."

"Tiga bulan kita belajar, kesalahpahaman sekecil apapun kalau nggak segera dibicarakan malah semakin besar."

"Betul banget, sayang. Kita panggil Una dulu, ya. Anak itu baru aja bangun tidur siang." Tutur Vio. "Jira! Luna! Lihat disini ada siapa!" Teriak Vio memanggil putri dan cucunya.

Dari jauh Sohyun bisa melihat Luna yang cemberut dan Jira yang terus berusaha membujuk Luna saat turun tangga. Putri kecil itu belum menyadarinya, berbeda dengan Jira yang sudah tahu sebelumnya. Bagi Sohyun wajah Luna sekarang sangat menggemaskan. Samar-samar Sohyun mendengar kata makan.

"Una nggak mau makan sayur, tante! Enggak mau makan!"

"Una kan udah kalah main game. Kesempatan Una juga udah habis. Jadi Una udah bener-bener kalah dan hukumannya Una harus makan sayur." Bujuk Jira lagi.

"Enggak mau, tante. Una nggak suka sayur! Sayur itu pahit apalagi yang dimakan sama kakek." Sohyun terkekeh di tempatnya. Putri kecil Jaehyun belum juga menyadari keberadaannya.

"Una kenapa nggak suka makan sama sayur? Sayur itu bergizi loh, sayang."

Luna melirik ke arah ruang keluarga. Matanya berbinar dan langsung tercetak wajah gembira ketika melihat Sohyun. Jira juga langsung menurunkan Luna saat anak kecil itu terus meronta untuk turun. Luna langsung memeluk Sohyun, begitupun sebaliknya. Jangan tanyakan lagi rindu apa tidak. Ya, jelas iya.

"Aunty!!! Una kangen."

"Aunty Oyu juga kangen banget sama Una. Apa kabar, sayang?"

"Una nggak baik-baik aja. Una pengen ditemenin terus sama aunty. Aunty jahat nggak temuin Una." Bibir putri kecil itu mengerucut sampai membuat Sohyun gemas.

"Maaf ya, di tempat kerjanya aunty lagi banyak banget kerjaan dan itu nggak bisa ditinggal. Emangnya Una mau lihat aunty dimarahin sama bos?" Luna menggeleng pelan. Sohyun terpaksa bohong karena tidak mungkin dia menjelaskan kepada Luna yang sesungguhnya. "Hari ini seharian aunty bakal temenin Una. Temenin Una makan, belajar, main, tidur, atau Una mau jalan-jalan berdua sama aunty?"

"Mau banget, aunty! Aunty janji ya hari ini temenin Una." Sohyun mengangguk mantap.

"Hm.. mama Vio, aku mau minta izin buat bawa Una jalan-jalan nanti. Boleh?"

"Kenapa nggak? Boleh kok nak. Asal hati-hati, ya. Una itu anaknya aktif banget."

"Siap! Aku pasti jaga Una." Kini Sohyun beralih melirik Luna yang tengah bergelendotan manja di lengannya. "Pertama, kita makan dulu. Una harus makan sayur. Habis makan sayur nanti aunty kasih kejutan lagi."

"Tapi Una nggak suka sayur, aunty. Sayur itu pahit."

"Sayur nya nggak akan pahit kalo Una makannya sambil lihatin wajah aunty. Aunty kan manis." Ucap Sohyun percaya diri sehingga membuat Vio dan Jira terkekeh.

"Karena Una mau kejutan dari aunty Oyu, jadi Una mau makan sama sayur. Tapi makan nya di kamar, ya! Una mau tunjukin boneka yang Una punya." Sohyun mengangguk lalu mengambil alih makanan Luna dari tangan Jira. Sohyun sebenarnya tidak enak harus menyuapi di kamar, tapi melihat Vio yang jelas menyuruhnya untuk menganggap rumahnya seperti rumah sendiri, Sohyun sedikit lega. Hanya sedikit.

Setelah beberapa suap makan sayur sambil menatap Sohyun, Luna akhirnya mau makan sayur sambil menunjukan bonekanya yang lebih dari satu. Sohyun tidak tahu kalau Luna akan benar-benar menatapnya saat makan sayur. Anak sama bapak emang gemesin.

"Nah, kalo boneka ini dibeliin om Taeil kemarin waktu jalan-jalan." Ucap Luna setelah suapan terakhir nya habis. "Una juga mau jalan-jalan lagi, tapi sama ayah dan aunty Oyu."

"Ayah nya kan lagi kerja, jalan-jalan sama aunty berdua, mau?"

"Mau banget! Ayo sekarang, aunty!"

Sohyun menggeleng membuat Luna yang tadinya berjingkrak senang menjadi lesu. "Kerjain pr dulu baru kita jalan-jalan. Setuju?"

"Males ngerjain pr, aunty."

"Eh kok males? Enggak ngerjain pr nggak jadi jalan-jalannya." Ucap Sohyun tegas sudah seperti seorang ibu yang melarang anaknya bermain. Mau tak mau Luna membuka buku tugasnya. Luna baru saja masuk ke taman kanak-kanak. Sohyun ingin sekali mengantar Luna ke sekolah dan mendandani anak itu agar terlihat lebih menggemaskan. Setelah pr nya selesai, Sohyun mengganti Luna dengan pakaian yang senada dengannya.

————————————————————

Ada yang mau ikut jalan-jalan? Author mau ikut tapi lagi dating sama mas kiming:))

Author double update.. tapi sebelum di gulir ke atas, jangan lupa pencet vote.

Vote
Vote
Vote
Vote sayang vote....

Readers: ih author alay

😂🤣

Aku gak alay, cuma minta vote doang. T_T

Duda Keren - Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang