Seorang anak perempuan berusia 6 tahun terlihat sedang duduk di teras rumahnya dengan dua minuman kaleng di tangannya. Kedua matanya selalu melihat ke arah kendaraan roda empat yang melintas melewati depan rumahnya. Dia seperti sedang menunggu sesuatu sampai beberapa kali menghela nafasnya. Hawa siang yang panas tidak membuatnya terganggu padahal sinar matahari menyinari area sekitarnya.
"Hayoung'ah, sampai kapan kau akan duduk di sana?" Sang Ibu terlihat keluar dari pintu utama.
"Aku ingin bertemu dengan oppa sekarang"
"Mungkin mereka masih berada di sekolah karena hari ini merupakan hari pembagian nilai rapor mereka"
"Kapan mereka akan pulang?"
"Aku tidak tahu. Kau bisa mengunjungi rumahnya saat sore nanti"
"Aku tidak mau....."
"Waeyeo?"
"Oppa akan pindah rumah ke tempat yang jauh dari sini"
"Darimana kau tahu tentang hal itu?"
Anaknya hendak menjawab, namun niatannya terhenti saat mengenali sebuah mobil yang melintas di depannya.
"Itu dia!" Hayoung turun dari tempat duduknya dan langsung berlari menuju ke arah mobil itu berhenti.
Ibunya hanya bisa menggelengkan kepalanya beberapa kali melihat betapa senangnya anak itu yang ingin bertemu dengan mereka. Dia kembali ke dalam rumah untuk melanjutkan sesuatu yang belum terselesaikan tadi.
"Sejun oppa!" Hayoung dengan senyum lebarnya memberikan salah satu minuman kaleng yang dibawanya kepada seorang anak lelaki yang baru saja turun dari mobilnya.
Namun anak itu tampak terdiam dan tidak menanggapi Hayoung sama sekali. Dia justru langsung berjalan meninggalkannya untuk menuju ke pintu rumahnya.
"Apa kau masih belum bisa membedakan kami berdua?" Anak lelaki lain langsung mengambil minuman kaleng dari tangan Hayoung.
"Sejun oppa..?"
"Benar, ini aku. Kenapa kau selalu salah memanggil Sehun dengan namaku?"
Kini Hayoung yang terdiam tidak menjawab.
"Kenapa kau juga selalu membawa dua buah jus strawberry di saat kau tidak bisa meminumnya sama sekali?"
"Karena kau menyukainya. Aku memberikan keduanya untukmu hari ini"
"Terima kasih, Hayoung'ah. Apa kau ingin melihat koleksi gambar terbaruku?"
"Nde"
"Kajja, kita masuk ke dalam"
Mereka yang berbeda usia 6 tahun tampak akrab saat berjalan bersama. Hayoung juga dengan sopan menyapa kedua orangtua Sejun yang dilewatinya saat memasuki kediamannya.
"Hayoung'ah, aku akan menyiapkan cemilan untukmu. Mainlah dengan Sejun di kamarnya"
"Nde"
Hayoung sudah seperti anak ketiga bagi keluarga ini. Posisi rumah yang berdekatan membuat anak itu sering menyempatkan waktu untuk berkunjung sendiri. Dia tidak terlihat canggung sama sekali untuk berinteraksi satu sama lain. Bahkan Hayoung juga pernah sesekali menginap hanya untuk sekedar bermain dengan Sejun yang memang selalu memperlakukannya seperti adik sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not A Game
Fanfiction[COMPLETED] Guna mengubah anaknya untuk menjadi seorang pelajar yang lebih baik lagi, kedua orang tua Hayoung harus menempatkan anaknya di salah satu rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang berprofesi sebagai seorang guru. Kegemarannya pada...