28. The Attitude

108 27 0
                                    

Dengan canggung, Hayoung harus menghindari kontak mata dengan seorang lelaki yang sudah tinggal beberapa bulan dengannya itu. Sekarang, dia sedang membantu para wanita di sana untuk membuat sesuatu di dapur luar ruangan. Dia sebenarnya sengaja menawarkan diri untuk membantu supaya menghindari interaksi yang kemungkinan akan terjadi dengan lelaki tadi.

"Kenapa kau melamun seperti itu?" Ibunya menyenggol sedikit lengannya dan membuatnya tersadar.

"Dia tidak pernah membantuku di dapur sebelumnya, jadi harap dimaklumi" Wanita itu berbicara dengan wanita lainnya yang bekerja di panti asuhan ini.

"Eomma, kenapa kau mempermalukanku seperti ini?" Hayoung berbicara pelan ke arahnya.

"Kenapa kau ingin membantu di saat tidak bisa menyelesaikan tugas sederhanamu sejak tadi?"

"Aku hanya perlu memotongnya lebih kecil lagi"

"Cepatlah. Kita bisa melakukan makan siang lebih telat hanya karenamu nantinya"

"Arasseo......" Hayoung kembali melakukan tugasnya memotong sayuran sambil mendengar Ibunya yang mulai berbicara dengan pekerja lainnya.

"Lihatlah, aku bisa menyelesaikannya dengan baik" Dia menunjukkan hasil kerjanya pada sang Ibu.

"Kalau begitu, bantu mereka untuk menyiapkan barbeque sekarang"

"Barbeque? Wahh....." Hayoung dengan semangat berjalan ke arah beberapa wanita lain yang sedang membakar makanan tidak jauh dari tempatnya berada tadi.

"Bibi, apa yang sedang kau buat?" Dia bertanya pada Ibu Sehun yang juga sedang berada di sana.

"Bisakah kau membantuku untuk menusuk jamur dan paprika ini? Aku akan langsung membakarnya"

"Nde" Aroma masakan yang terhirup membuat suasana hatinya perlahan membaik. Dia sangat fokus melakukan pekerjaannya sampai tidak tersadar kalau ada seseorang yang berjalan menghampirinya sekarang.

"Biar aku yang memanggangnya, Eomma"

Suara yang didengarnya itu membuat kepala Hayoung terangkat. Dia langsung mengalihkannya lagi sambil bergumam kekesalannya di dalam hati.

"Apa pekerjaanmu di sana sudah selesai, Sehun'ah?" Ibunya bertanya.

"Aku akan melanjutkannya lagi nanti. Mereka juga sedang beristirahat"

"Arasseo. Aku juga sejak tadi kesulitan untuk memanggang daging ini. Ayahmu hanya sibuk mengobrol saja dan sama sekali tidak ingin membantu"

Sehun mengambil alih tugas Ibunya itu. Dia sesekali memperhatikan sang Ibu yang sedang membantu Hayoung.

"Bagaimana keadaanmu, Hayoung'ah?"

"Nde?" Perempuan itu menoleh ke arah wanita di sebelahnya.

"Aku tidak sempat menjengukmu saat kau di rawat di Rumah Sakit waktu itu"

"Aku sudah membaik, Bibi. Kesehatanku juga sudah pulih berkat perawatan selama beberapa minggu di sana"

"Syukurlah... Aku sempat khawatir dengan kejadian yang menimpamu itu"

"Itu sudah lama berlalu dan aku baik-baik saja sekarang. Kau tidak perlu khawatir lagi, Bibi"

"Apa rencana liburanmu selama satu bulan ini?"

"Nde? Aku tidak tahu... Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan banyak beristirahat di rumah"

"Benar. Kau pasti sangat merindukan kedua orangtuamu. Dan nantinya kau harus tinggal bersama Sehun lagi setelah libur sekolah berakhir"

Love Is Not A GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang