23. Activity

122 28 0
                                    

-- Satu minggu kemudian --

Berita kesembuhan seorang siswi yang tadinya sedang menjalani rawat intensif di Rumah Sakit, mulai tersebar di lingkungan sekolah. Bahkan sehari sebelum dia tiba di sana, para murid mulai membicarakan insiden yang menimpanya lagi setelah sempat mereda waktu itu. Dan di hari Hayoung mulai bersekolah kembali, dia tidak akan menyangka kalau beberapa teman yang kebanyakan berasal dari kelas lain langsung menghampirinya saat dia baru saja turun dari sebuah mobil. 

"Hayoung'ah, bagaimana keadaanmu?" Tanya seorang siswi. 

"Aku seharusnya membelikan bunga padamu untuk menyambut kedatanganmu seperti ini" Ucap siswi lain. 

"Aku senang bisa melihatmu kembali bersekolah" Bahkan siswa senior ikut menyapanya. 

Hayoung membiarkan sang Ayah yang datang bersamanya tadi beranjak lebih dulu ke arah lain sementara dia harus menanggapi singkat ucapan mereka tadi. 

"Ma-maaf, biarkan aku langsung ke kelas sekarang" Dia berusaha menghentikan beberapa murid lainnya yang baru saja menghampiri. 

"Wahhh, ada apa dengan mereka?" Akhirnya Hayoung berhasil menjauh dari kerumunan. 

Namun keheranan dari sikap para murid di sini tidak berhenti sampai di situ. Setiap langkahnya berjalan ke arah ruang kelas, dia selalu mendapati sorotan mata seolah dia lah yang dinilai aneh oleh mereka. Saat ingin menaiki anak tangga, dia tidak sengaja mengenali temannya yang berjalan mendahuluinya. 

"Eoh? Sooyoung'ah......." Hayoung berusaha mengejar namun siswi itu berhasil menghindarinya. 

"Yaa! Park Sooyoung! Aishhh kenapa dia berlari seperti itu?" Hayoung harus menghemat tenaganya supaya tidak ada yang melaporkan masalah kesehatannya yang menurun lagi pada Ayahnya nanti. 

Dia memilih untuk berjalan pelan dan dengan sopan menyapa beberapa guru yang ditemuinya di lorong lain. 

"Bagaimana keadaanmu, Oh Hayoung?"

"Aku baik-baik saja, Lee Seonsaengnim"

"Syukurlah. Jangan sungkan untuk meminta bantuan kepada kami selama berada di sekolah"

"Nde...." Hayoung kembali membungkukkan badan saat mereka berjalan melewatinya. 

Saat Hayoung ingin kembali melanjutkan langkahnya, dia mendapati tatapan yang berbeda lagi dari setiap murid yang sedang berada di lorong ini. Sorot mata mereka seakan menunjukkan kebencian dan berbanding terbalik dengan sambutan hangat yang diterimanya tadi. 

"Lihatlah, si pencari perhatian sudah kembali" Hayoung mengabaikan ucapan yang didengarnya itu. 

"Mwoya? Kepopuleran dia sudah mengalahkan siswi lain sekarang"

"Kenapa dia tidak bisa bersikap ramah setelah apa yang menimpanya kemarin?"

Hayoung memang jarang untuk menyapa teman-temannya lebih dulu. Jadi dia terus berjalan dan memilih untuk tidak menanggapi pendapat mereka tentangnya. 

Suasana kelas yang tadinya ramai dengan berbagai macam interaksi di sana mendadak hening saat Hayoung melangkah masuk ke dalam. Dia membiarkan mereka menatapnya dan saling berbisik satu sama lain sampai dia tiba di tempat duduknya. Dia sempat membalas pandangan mereka padanya sebelum saling mengalihkan diri dan mulai membenarkan posisi duduk masing-masing. 

Kedatangan Yerin dan juga Sooyoung juga mendapatkan perlakuan yang sama dari teman-temannya. Mereka berdua sempat melakukan kontak mata pada Hayoung sebelum menempati bangku masing-masing. Hayoung masih berusaha menerka situasi yang ada di sini. Dia juga merasa penasaran dengan yang sudah terjadi selama dia absen dari sekolah hampir satu bulan lamanya. 

Love Is Not A GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang