-- Rumah Sakit --
Hayoung yang masih terbaring di atas sebuah tempat tidur mulai membuka kedua matanya secara perlahan. Dia kemudian memejamkannya lagi karena merasa sekelilingnya berputar sekarang. Dia tidak bisa tertidur lagi karena perutnya terasa kembung karena sesuatu. Saat mendengar ada suara yang memanggilnya, dia kembali menggunakan semua kekuatannya untuk bisa melihat siapa orang yang sudah berada di dekatnya.
"Bagaimana dia bisa mengalami pingsan?" Seorang lelaki tampak bertanya kepada tenaga medis di sebelahnya.
"Pasien sepertinya keracunan oleh sesuatu. Orang yang mengantarnya kembali memberikan keterangan kalau perempuan ini sempat mengkonsumsi minuman soda"
"Apa hanya soda biasa atau mempunyai rasa strawberry di dalamnya?"
"Sepertinya yang memiliki rasa. Apa kau merupakan perwakilan keluarga dari pasien?"
"Nde. Dimana orang yang mengantarnya?"
"Dia sudah pergi sesaat pasien baru diperiksa oleh beberapa perawat"
"Mwo?"
"Lebih baik kau mengisi beberapa data terkait pasien di lobby depan terlebih dulu"
Sehun menghela nafasnya pelan. Dia sempat melihat ke arah Hayoung yang sedang menatap langit-langit dalam diam sebelum mengikuti langkah dokter itu.
"Aishhh, kepalaku" Hayoung mulai mengeluh pelan. Dia juga perlahan beranjak duduk meskipun masih terasa mual dan ingin memuntahkan isi perutnya lagi. Namun dia menahannya saat mendapati adanya beberapa perawat serta pengunjung yang berjalan mondar-mandir di sekitarnya.
Suara ponsel yang berbunyi membuat kepalanya menoleh ke kanan dan kiri. Dia mengambil gawai miliknya yang menyala di dekatnya.
"Halo?"
"Hayoung'ah, syukurlah kau sudah tersadar..."
"Aishhh, siapa yang memberikanku minuman tadi, oppa?" Hayoung berbicara sambil menundukkan kepalanya karena masih terasa pusing.
"Dia pegawai baru yang belum kau kenal. Maafkan aku, Hayoung'ah. Apa kedua orangtuamu sudah datang untuk menjemputmu?"
"Tidak, tapi ada orang lain yang akan membawaku pulang"
"Aku benar-benar meminta maaf padamu, Hayoung'ah. Seharusnya aku memberitahukannya terlebih dulu tadi mengenai alergimu"
"Setidaknya pegawaimu itu langsung membawaku ke Rumah Sakit"
"Benar. Dia sempat ketakutan sampai tidak bisa menemanimu lebih lama di sana. Tapi untunglah sudah ada yang menjemputmu"
"Aishh, aku mengalami banyak kejadian memalukan hari ini...."
"Aku akan memberikan kupon gratis lagi padamu sebagai permintaan maafku"
"Arasseo..."
"Kalau begitu, aku akhiri panggilannya sekarang. Jangan ceritakan apapun kepada kedua orangtuamu mengenai kejadian tadi. Mereka bisa menutup internet cafe ku ini dengan mudah nantinya"
Hayoung mulai menurunkan ponselnya. Kepalanya juga perlahan terangkat dan terkejut dengan sosok yang sudah berdiri di depannya.
"Apa kau bisa berjalan? Kita harus segera pulang sekarang"
Hayoung mengabaikan pertanyaannya dan memutuskan untuk turun dari tempat tidur seorang diri. Tapi pandangannya masih berputar sampai membuatnya hampir terjatuh ke lantai. Beruntung Sehun dengan cepat meraih kedua lengannya dan membuat mereka berdua saling berhadapan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not A Game
Fanfiction[COMPLETED] Guna mengubah anaknya untuk menjadi seorang pelajar yang lebih baik lagi, kedua orang tua Hayoung harus menempatkan anaknya di salah satu rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang berprofesi sebagai seorang guru. Kegemarannya pada...