Selama satu minggu ujian di adakan, akhirnya para murid bisa terlepas dari beban itu dan sibuk merencanakan liburan musim dingin tahun ini bersama. Ada yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena pihak sekolah memberikan pilihan liburan bagi setiap kelas untuk memilih antara liburan ke tempat bersalju atau menginap di sebuah villa yang sudah tersedia banyak fasilitas di sana.
"Bagaimana kalau kita memilih tempat bersalju? Bukankah di sana kita bisa menginap selama satu malam? Pasti ada tempat penginapan bagus juga untuk sekedar beristirahat"
"Benar. Aku setuju karena kita akan di izinkan untuk bermain ski dan kegiatan lainnya"
"Tapi, bukankah lebih baik kalau kita menginap di villa saja dan membuat perkumpulan di api unggun saat malam harinya? Hal itu akan menjadi kenangan yang berharga bagi kita nantinya"
"Aku setuju. Lagipula fasilitas di villa juga terlihat nyaman karena tersedia pemandian air panas yang cocok untuk kita gunakan di musim dingin seperti ini"
Beberapa murid tampak saling berdiskusi di depan kelas sementara yang lainnya ikut menanggapi. Diskusi itu sudah berlangsung selama satu jam lamanya dan membuat Hayoung merasa bosan mendengar pendapat mereka yang selalu terulang sejak tadi. Dia memilih untuk ikut suara terbanyak supaya tidak menimbulkan perdebatan lebih panjang lagi nantinya.
"Ini lah hasilnya... 15 berbanding 15.." Sang ketua kelas menuliskan hasil voting yang sudah mereka lakukan. Dia juga mencatat jumlahnya di depan papan tulis supaya teman-temannya bisa melihatnya juga.
"Bagaimana ini? Itu sudah sesuai dengan jumlah murid di kelas ini" Ucap siswa lainnya.
"Kita memerlukan voting satu lagi untuk memberikan hasil keputusan nanti kepada para guru"
"Bagaimana kalau kau sang ketua kelas yang menentukannya?"
"Tidak, terlalu berat beban bagiku untuk melakukannya" Siswa itu melihat ke arah satu per satu teman-temannya yang duduk di hadapannya.
"Bagaimana kalau kau, Oh Hayoung?"Mereka sontak menengok ke arah siswi yang terpilih itu.
"Nde? A-aku?"
"Nde. Kau merupakan anak dari pemilik sekolah ini. Pasti liburan musim dingin tahun ini merupakan ide dari Ayahmu juga, jadi kau yang harus memilih tempat liburan kelas ini nantinya"
Hayoung ingin menolak karena mendapatkan pandangan ketidaksukaan dari beberapa temannya saat dia memperhatikan sekelilingnya. Namun dia tidak bisa berbuat banyak karena sang ketua kelas sudah menyuruhnya untuk maju ke depan kelas dan mengambil satu dari dua kertas yang sudah disiapkan.
Dengan segala kegugupan yang terjadi di dalam kelas itu, Hayoung mulai mengeluarkan salah satu kertas yang di raihnya dari dalam sebuah kotak kecil di dekatnya. Ketua kelas membuka kertas itu dan menatap teman-temannya dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak.
"Hayoung memilih........"
Semuanya tampak menunggu hasil yang akan di ucapkan oleh siswa itu.
"...tempat bersalju!"
Sebagian bersorak senang sementara beberapa terlihat kecewa dengan pilihan Hayoung tadi. Suasana mulai ramai karena mereka mulai membicarakan persetujuannya dan kegiatan apa saja yang kemungkinan akan mereka lakukan selama di sana nanti.
Hari ini tidak ada pelajaran yang dilakukan di sekolah, tapi para murid tetap datang seperti biasa. Waktu pulang juga tidak ditentukan karena memang sudah merupakan waktu bebas bagi mereka setelah ujian selesai kemarin. Dan sekarang Hayoung pun sudah berjalan menuju pintu gerbang untuk segera pulang ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not A Game
Fanfiction[COMPLETED] Guna mengubah anaknya untuk menjadi seorang pelajar yang lebih baik lagi, kedua orang tua Hayoung harus menempatkan anaknya di salah satu rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang berprofesi sebagai seorang guru. Kegemarannya pada...