"Kenapa mereka bisa makan di sini?" Hayoung tidak berhenti bergumam sendiri sejak tadi.
Sehun mulai merasa tidak nyaman lalu melepaskan tangan perempuan ini dari mulutnya.
"Apa yang terjadi? Siapa yang sejak tadi kau lihat?"
"Beberapa teman sekelasku. Mereka tidak boleh melihat kita bersama seperti ini"
"Bukankah kau ingin pulang lebih dulu tadi? Kenapa kau malah membawaku ke sini?"
"Kau tidak tahu apapun tentang mereka. Salah satu temanku itu pasti akan langsung menghampirimu untuk makan bersama"
"Mwo?"
"Apa tidak ada pintu keluar lain di sekitar sini?" Hayoung mulai menengok ke sekelilingnya.
Sehun harus menghela nafasnya karena tidak mengerti dengan alasan yang di ucapkan perempuan ini tadi.
"Pulang lah. Aku sudah memesan makanan jadi harus menghabiskannya terlebih dulu"
Hayoung ingin menahannya namun lelaki itu sudah terlanjur keluar dari tembok dan membuatnya tetap harus bersembunyi di sana.
Sehun berjalan menuju mejanya dan mendapati seorang wanita pelayan sedang kebingungan mencari pengunjung yang duduk di sana.
"Aku yang memesan tadi, Ahjumma. Maaf karena aku sempat ke toilet terlebih dulu"
"Ahh nde" Wanita itu langsung menata makanan dengan cepat.
"Terima kasih....." Sehun membiarkan wanita pelayan menjauh darinya sementara dia langsung menyantap makanannya itu.
Suasana kedai ini masih ramai dengan para pengunjung lain yang masih sibuk bercengkrama satu sama lain. Namun Sehun dengan tenang mengunyah makanannya sambil memperhatikan ponselnya lagi.
"A-annyeonghaseyo, Sehun seonsaengnim"
Tiba-tiba ada yang menyapanya.
"Nde"
"Aku tidak tahu kalau bisa bertemu denganmu di luar sekolah seperti ini" Seorang siswi berbicara sambil menunjukkan senyuman salah tingkahnya.
"Ada apa, Park Sooyoung?"
"Kau mengenal namaku?"
"Namamu terpasang pada blazermu"
"Ahh benar. Aku hampir lupa"
Sehun kembali menyuapkan makanannya ke dalam mulut dan membuat Sooyoung merasa ragu untuk menyampaikan sesuatu lagi.
"Seonsaengnim, apa aku boleh makan bersamamu di sini?"
"Tidak"
"Nde? Waeyeo?"
"Aku sudah selesai dan kau tidak seharusnya melakukan makan malam di luar sepulang sekolah seperti ini. Katakan pada teman-temanmu yang lain untuk segera pulang ke rumah masing-masing" Sehun mulai berdiri dari duduknya dan berjalan menjauhinya.
"Dia mengkhawatirkanku" Sooyoung sepertinya salah paham dengan kalimat yang disampaikan Sehun padanya sampai tidak bisa melepaskan pandangannya pada guru itu yang hampir keluar dari kedai ini. Dia bahkan tidak bisa berhenti tersenyum sampai kembali ke tempat duduknya lagi.
Hayoung sudah berdiri di sebelah sebuah mobil sambil memperhatikan pintu masuk kedai yang tidak jauh di depannya.
"Bagaimana bisa kau keluar dari sana?"
Hayoung terkejut saat mendengar suara di belakangnya.
"Apa Sooyoung sempat menghampirimu tadi? Apa yang dia katakan padamu? Apa dia menyampaikan perasaannya padamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not A Game
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Guna mengubah anaknya untuk menjadi seorang pelajar yang lebih baik lagi, kedua orang tua Hayoung harus menempatkan anaknya di salah satu rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang berprofesi sebagai seorang guru. Kegemarannya pada...