Gedung sekolah kembali di ramaikan oleh para murid serta tenaga pengajar yang akan melakukan aktivitasnya di sana. Tidak sedikit yang masih terlihat mondar-mandir di sekitar lorong sambil menunggu jam masuk sekolah tiba. Ada sesuatu yang berbeda hari ini. Kedatangan Hayoung yang langsung ke perpustakaan membuat beberapa temannya merasa terheran dibuatnya. Bahkan dia sibuk mengerjakan sesuatu di sana sebelum beranjak ke kelasnya nanti.
"Aishh bagaimana ini? Aku sama sekali tidak mengerti" Dia tampak sesekali menggaruk-garuk kepalanya sambil melihat ke arah buku tulis di depannya.
"Apa aku harus membiarkannya kosong dan menyanggupi hukuman yang akan ku terima lagi nanti?" Dia kembali berbicara sendiri.
"Aishh, aku tidak perduli" Hayoung mulai menggoreskan tinta pulpennya ke atas kertas dan menuliskan sesuatu di sana.
Setelah beberapa menit berlalu, dia pun selesai mengerjakan tugasnya lalu langsung keluar dari perpustakaan. Tangannya mulai mengutak-atik ponsel untuk mengecek beberapa pesan yang masuk tadi. Selagi berjalan naik ke atas tangga untuk menuju ke kelasnya, tiba-tiba saja ada yang sengaja menabrak lengannya sampai membuat ponselnya terjatuh ke lantai.
"Eoh? Maaf, aku tidak melihatmu tadi" Siswi yang menabraknya langsung berlalu begitu saja tanpa membantunya sama sekali.
Saat Hayoung ingin mengambil ponselnya, dia terkejut karena benda itu terangkat oleh tangan seseorang lebih dulu.
"Jangan pernah memainkan ponsel saat sedang berjalan"
Hayoung hanya bisa terdiam sambil mengambil ponsel miliknya dari tangan guru ini.
"Tumben sekali kau keluar dari perpustakaan tadi"
"Nde? Apa kau melihatnya?"
"Nde. Mungkin kau tidak tahu tapi sejak tadi aku sudah berjalan tidak jauh di belakangmu"
"Kalau begitu, aku harus segera ke kelas sekarang" Hayoung membungkukkan badannya.
Sehun harus membiarkannya menjauh lebih dulu karena ada beberapa siswa-siswi juga yang menyapanya di area tangga ini.
Tidak berapa lama kemudian, jam masuk sekolah pun di mulai. Para murid sudah duduk di bangku masing-masing. Entah kenapa rasa gugup mulai menyelimuti Hayoung saat menatap buku tugas barunya hari ini. Dia selalu mendapati ejekan dari teman-temannya sejak tadi karena kejadian hukuman yang didapat waktu itu.
"Hayoung'ah....." Sooyoung memanggilnya dan menyuruhnya untuk mengecek ponsel dengan isyarat tangan.
Sambil menunggu guru yang akan masuk, dia merogoh kantung blazernya lalu mengeluarkan benda kotak miliknya itu.
"Aishhh, kenapa layarnya harus retak seperti ini?" Dia mengeluh sebentar sebelum membuka pesan yang dikirimkan Sooyoung padanya.
"Bisakah aku meminta nomor telepon lelaki lain darimu? Kencan yang kemarin tidak berhasil dan lelaki itu tidak sesuai dengan kriteria yang ku inginkan"
Hayoung menengok kembali ke arah temannya itu yang sedang tersenyum manis padanya. Dia menghela nafas pelan dan memutuskan untuk membicarakannya secara langsung nanti karena guru pelajaran di jam pertama ini sudah memasuki ruangan kelas.
Seperti biasanya, Sehun langsung menyuruh para muridnya untuk mengumpulkan tugas sebelum memulai pelajaran. Namun kali ini dia meminta satu per satu dari mereka menyerahkannya secara langsung padanya ke depan kelas.
Hayoung berkali-kali harus mengatur nafasnya dan bergabung dengan teman-temannya yang lain untuk menaruh buku miliknya ke atas meja guru. Dia mengabaikan pandangan seisi kelas yang selalu terpusat padanya, begitu juga dengan Sehun yang menerima langsung buku siswi itu lalu membukanya begitu saja karena merasa penasaran dengan pengerjaan tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not A Game
Fanfic[COMPLETED] Guna mengubah anaknya untuk menjadi seorang pelajar yang lebih baik lagi, kedua orang tua Hayoung harus menempatkan anaknya di salah satu rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang berprofesi sebagai seorang guru. Kegemarannya pada...