-- Dua bulan kemudian --
Di dalam sebuah toko yang menjual banyak pakaian, duduklah Sehun bersama dengan saudara kembarnya. Mereka terlihat sedang mendiskusikan sesuatu sampai membuat Sejun selalu mondar-mandir ke dalam ruangan lain untuk mengambil beberapa pakaian wanita yang sudah pernah mereka bicarakan sebelumnya.
"Kau mempunyai selera yang unik dalam memilih sebuah pakaian. Jadi, bagaimana dari kelima gaun tadi? Apa ada yang sesuai dengan keinginanmu?"
Sehun tampak berpikir sambil memperhatikan beberapa foto yang sedang berada di tangannya sekarang.
"Aku membutuhkannya untuk malam ini. Semua pakaian terlihat bagus dan sesuai dengan sketsa yang kau gambar waktu itu. Tapi sepertinya aku lebih menyukai yang satu ini"
Dia menyerahkan sebuah foto kepada Sejun.
"Hayoung pasti akan menyukainya juga. Aku membuat sketsa pakaian ini saat bertemu dengannya bulan lalu. Biar ku ambilkan lagi untukmu sekarang" Ucap Sejun sebelum beranjak dari tempat duduknya.
Sambil menunggu, Sehun mengecek ponselnya dan beberapa kali mengirimkan sebuah pesan kepada seseorang yang akan ditemuinya setelah ini. Namun pesan itu belum terbalaskan sejak tadi dan itu menunjukkan kegiatan Hayoung belum juga selesai di tempat lain. Dia kemudian memilih untuk mengedarkan pandangan ke isi toko ini dan mendapati beberapa gaun panjang yang biasa dipakai untuk pernikahan tergantung tidak jauh dari tempat duduknya. Dia melangkah ke arah sana hanya untuk sekedar melihat modelnya saja.
"Apa ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Seorang karyawan tampak langsung menghampirinya.
"Aku hanya ingin melihatnya sebentar"
"Nde.."
Sehun kembali berjalan dan beberapa kali memikirkan model yang cocok untuk digunakan kekasihnya itu. Tapi rencananya untuk membawa hubungan mereka ke arah sana masih harus menunggu beberapa tahun lagi supaya tidak terganggu dengan jauhnya jarak mereka tinggal nanti.
"Ini pakaian yang kau inginkan" Suara Sejun membuatnya menoleh.
"Kenapa terlihat sedikit berbeda dari yang ada di foto?"
"Penglihatanmu sangat jeli. Aku menambahkan beberapa dekorasi kecil di bagian lengannya karena Hayoung tidak terlalu suka dengan area pundaknya yang terlalu terbuka"
"Benarkah? Apa kau memberitahunya mengenai hasil rancanganmu ini?"
"Tidak. Tapi dia pernah melihat gambar sketsaku dan aku menggunakan kesempatan itu untuk mencari tahu model pakaian apa yang disukainya" Sejun memberikan gaun pendek itu kepadanya.
"Terima kasih, hyung. Kau sangat membantu"
"Aku akan memberikannya secara gratis padamu"
"Nde?"
"Sebagai gantinya, aku yang akan menempati rumah kalian berdua saat kau sudah berangkat nanti. Lagipula Hayoung juga akan kembali tinggal di rumah kedua orangtuanya"
"Bukankah kau sudah mempunyai tempat tinggal sendiri di sebuah apartemen?"
"Tempat itu terlalu sempit dan akses menuju ke butik ini cukup jauh. Aku bahkan beberapa kali harus terjebak dalam kemacetan saat sedang terburu-buru menuju ke sini. Sementara rumah kalian itu berada tidak jauh dari tempat bekerja ku ini"
"Arasseo. Aku akan membicarakannya terlebih dulu dengan Ayah Hayoung karena dia pemilik resmi dari rumah itu"
"Nde..." Sejun seperti memberi isyarat tangan kepada seorang pegawai yang berdiri tidak jauh di belakang Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not A Game
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Guna mengubah anaknya untuk menjadi seorang pelajar yang lebih baik lagi, kedua orang tua Hayoung harus menempatkan anaknya di salah satu rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang berprofesi sebagai seorang guru. Kegemarannya pada...