Situasi canggung masih terasa di sebuah meja dengan empat orang yang duduk di bangku masing-masing. Makanan tersedia lebih banyak dari sebelumnya karena ada penambahan dua orang lain yang membuat Hayoung belum berani untuk membuka suaranya. Pikirannya selalu dipenuhi dengan kekhawatiran dengan penjelasan yang akan di utarakannya nanti. Dia tidak seharusnya bertemu dengan kedua temannya hari ini. Namun karena hal yang tidak terduga, dia harus mencari alasan supaya keduanya tidak bertanya banyak hal terkait kebersamaannya dengan Sehun.
"Tumben sekali aku menemuimu di luar rumah seperti ini" Sooyoung memulai pembicaraan.
"A-aku hanya sedang mencari angin segar di akhir pekan" Hayoung mencoba untuk tidak gugup.
"Tapi, apa yang dilakukan Sehun Seonsaengnim di sini? Apa kalian berdua sedang melakukan makan siang bersama tadi?" Tanya Yerin.
"I-itu......." Hayoung ingin menanggapi.
"Nde. Aku bertemu dengannya saat ingin makan di sini, benar kan?" Namun Sehun yang lebih cepat untuk membuka suara.
"N-nde, be-benar. Kami baru bertemu di sini tadi" Hayoung menyetujui ucapan dari lelaki ini.
"Dengan siapa kau datang ke sini, Hayoung'ah?"
"Sendiri. Ma-maksudku, aku masuk ke tempat ini sendiri tapi kedua orangtuaku yang mengantarku tadi"
"Dimana mereka berdua sekarang?"
"Mereka sedang melakukan sesuatu di lantai bawah, mungkin nanti mereka akan menyusul"
"Mungkin? Kau terdengar tidak yakin dengan ucapanmu itu" Sooyoung mulai curiga akan sesuatu.
"Apa yang kalian berdua lakukan di sini?" Tanya Sehun. Dia berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.
"Kami hanya ingin bertemu di hari minggu ini. Kebetulan Sooyoung tahu tempat ini dan memutuskan untuk mengajakku" Yerin menjawab.
"Kau terlihat sangat berbeda saat mengenakan pakaian santai seperti ini, Seonsaengnim" Sooyoung mulai menunjukkan sedikit senyumannya.
"Kenapa kalian tidak makan?" Hayoung beralih memperhatikan makanan di depannya.
"Ahh benar" Yerin mulai menyantap makanan yang di pesannya begitu juga dengan Sooyoung.
"Seonsaengnim, apa kau tidak mempunyai kekasih?"
Pertanyaan tiba-tiba dari Sooyoung membuat Hayoung langsung menoleh ke arahnya.
"Bagaimana bisa kau menanyakannya secara langsung seperti ini?" Hayoung terkejut dengan tindakan berani dari temannya itu.
"Waeyeo? Aku hanya merasa penasaran. Dia bahkan menghabiskan waktunya sendiri di sini sampai tidak sengaja bertemu denganmu"
Hayoung mulai memberi isyarat untuk tidak melanjutkan pembicaraan karena merasa Sooyoung akan terus menanyakan hal yang bersifat pribadi pada lelaki ini nantinya.
"Apa kau tidak ingin menjawabnya, Seonsaengnim?" Namun Sooyoung tidak mendengar perintah Hayoung tadi dan kembali memulai pembicaraan.
"Kenapa tiba-tiba kau merasa penasaran dengan kehidupan pribadiku?" Sehun akhirnya membuka suara.
"Aku ingin mengajakmu untuk ikut dalam kencan buta nanti malam di salah satu restoran dekat sini"
Hayoung dan Yerin saling berpandangan satu sama lain setelah mendengar ucapan dari teman mereka itu.
"Apa keuntungannya bagiku kalau menerima ajakanmu itu?" Tanpa di duga, Sehun masih ingin menanggapi.
"Apa kau tidak pernah melakukan kencan buta sebelumnya? Kau bisa mendapatkan wanita yang tepat untuk dijadikan kekasih di sana. Tapi sepertinya aku menemukan waktu yang tepat untuk mengajakmu malam ini karena peserta dalam kencan buta itu hanya ada diriku seorang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not A Game
Fanfiction[COMPLETED] Guna mengubah anaknya untuk menjadi seorang pelajar yang lebih baik lagi, kedua orang tua Hayoung harus menempatkan anaknya di salah satu rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang berprofesi sebagai seorang guru. Kegemarannya pada...