-- Keesokan harinya --
Untuk pertama kalinya Hayoung terbangun dengan suara alarm di ponselnya. Biasanya dia selalu mendapati kehadiran Ibunya saat pagi hari seperti ini. Namun sekarang dia harus melakukan semuanya sendiri karena sudah menempati rumah baru sejak kemarin. Meskipun dia tertidur lewat tengah malam, tapi dia bisa langsung menuju ke kamar mandi sekarang untuk bersiap-siap menuju ke sekolah.
"Apa kau akan meninggalkannya?" Seorang wanita terlihat sedang memperhatikan anaknya yang beranjak dari dapur.
"Nde. Aku harus tiba di lebih awal di sekolah"
"Kenapa kau tidak berangkat bersama dengan Hayoung?"
"Dia bisa berangkat sendiri nanti dengan kendaraan umum. Akan terasa sangat aneh di saat melihat seorang guru baru datang bersama dengan muridnya sendiri nanti"
"Benar juga. Apa dia belum terbangun? Aku sudah mengetuk pintu kamarnya beberapa kali tadi"
Sehun merapihkan kemeja yang dikenakannya sebelum berjalan kembali ke pintu utama.
"Ingat pesanku, Sehun'ah. Kau harus melakukan pekerjaanmu dengan baik. Mereka sudah membantumu untuk mendapatkan pekerjaan dengan mudah"
"Nde, Eomma. Kau sudah mengatakannya berulang kali sejak datang tadi"
"Dan ingat untuk tidak melakukan sesuatu yang bisa merusak citramu. Kau harus selalu tidur terpisah dengan Hayoung karena dia masih berstatus sebagai pelajar"
"Eomma, hentikanlah sikap berlebihanmu itu"
"Arasseo. Aku mempercayaimu, Sehun'ah"
Lelaki itu selalu merasa terganggu dengan ucapan dari Ibunya sejak tadi.
"Aku berangkat sekarang" Dia langsung masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya.
"Apa aku harus menyiapkan bekal sekarang?" Ibu Sehun kembali ke dalam rumah.
Hayoung yang baru saja keluar dari kamarnya, terkejut melihat kehadirannya.
"A-annyeonghaseyo......"
"Hayoung'ah, senang bisa bertemu denganmu lagi. Apa kau masih mengenaliku?"
Perempuan itu berpikir sejenak.
"Bibi Seyoung?""Benar. Terima kasih karena sudah mengingatku. Aku datang hanya untuk melihat kalian berdua pagi ini. Bagaimana dengan tidurmu tadi malam?"
"N-nde... A-aku tertidur lebih awal...."
"Kau tumbuh dengan sangat baik dan menjadi lebih cantik sekarang. Mungkin kau merasa lelah dengan kegiatanmu di sekolah jadi tidak sadar kalau aku sempat berusaha untuk membangunkanmu tadi"
"Nde?"
"Aku akan membuat bekal untukmu. Tunggulah sebentar"
Hayoung ingin menolak namun gagal karena wanita itu berjalan meninggalkannya lebih dulu. Dia langsung menghampirinya untuk sekedar menemaninya di dapur.
"Apa Sehun sudah mulai mengajar di kelasmu?" Wanita itu kembali memulai pembicaraan lebih dulu.
"Nde...."
"Bagaimana dia saat sedang melakukan pekerjaannya? Aku selalu merasa penasaran dengan hal itu"
"Di-dia sama seperti guru lainnya"
"Benarkah? Syukurlah... Aku khawatir kalau dia akan membuat para murid tidak menyukainya. Dia sedikit berbeda dari saudara kembarnya sejak kecil. Kau pasti masih ingat dengan Sejun"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not A Game
Fanfiction[COMPLETED] Guna mengubah anaknya untuk menjadi seorang pelajar yang lebih baik lagi, kedua orang tua Hayoung harus menempatkan anaknya di salah satu rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang berprofesi sebagai seorang guru. Kegemarannya pada...