Ketidakhadiran seseorang di meja makan membuat Hayoung tidak berhenti memperhatikan sekitarnya sejak tadi. Ibunya yang duduk di dekatnya menyadari tingkah anehnya itu dan memilih untuk menyusun beberapa mangkuk berisi lauk di depannya. Kegiatan makan berjalan lambat karena banyaknya interaksi di meja panjang itu. Beberapa pekerja dan anak-anak juga ikut menikmati sajian yang sudah tersedia. Kedua orangtua Sejun dan Hayoung juga tidak berhenti saling berbicara satu sama lain sampai mengabaikan anak mereka itu.
"Makanlah...." Sejun berbicara pada Hayoung yang duduk di hadapannya.
"N-nde" Perempuan itu menurut namun tidak berhenti melihat ke arah lain sejak tadi.
Sejun sepertinya tahu sosok siapa yang sedang dicarinya itu. Sampai kegiatan makan selesai pun, dia masih mendapati Hayoung yang merasa gelisah akan sesuatu.
"Bibi, apa kau tahu dimana Sehun oppa sekarang?" Dan benar saja, Hayoung bertanya pada sang Ibu yang sibuk membantu merapihkan meja makan.
"Sepertinya dia sedang beristirahat di salah satu kamar. Mungkin dia merasa lelah karena sejak pagi sudah banyak membantu mereka di sini"
Melihat ekspresi perempuan itu yang tampak tidak bersemangat, Sejun pun langsung menghampirinya.
"Apa kau ingin duduk di sana bersamaku?"
Ibunya mendengar pertanyaannya itu namun mengabaikannya untuk melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti tadi.
"N-nde..." Hayoung tidak menolak dan mulai mengikuti langkahnya yang berjalan lebih dulu.
"Noona, ini untukmu" Seorang anak lelaki memberikan sebatang bunga padanya.
"Terima kasih" Dia bisa tersenyum dengan mendapatkan hal sederhana seperti itu. Tangannya memegang erat bunga itu sampai tiba di sebuah bangku panjang yang menghadap ke arah pemandangan kota Seoul.
"Bukankah udara di sini sangat segar?" Sejun duduk di sebelah Hayoung sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar.
Perempuan itu tidak menjawab dan lebih memilih untuk memainkan bunga yang sedang diperhatikannya sejak tadi.
"Apa kau tidak merasa senang dengan kehadiran mendadakku ini?"
"Nde?" Hayoung mulai menoleh ke arahnya namun hanya sebentar saja.
"Aku hanya terkejut dan tidak tahu apa tujuanmu tiba-tiba datang ke sini tadi""Aku ingin bertemu denganmu. Kita sudah lama tidak saling menghubungi satu sama lain, benar kan?"
Hayoung sedikit menggeser duduknya saat lelaki ini hendak memegang tangannya.
"A-aku memang sama sekali tidak pernah menghubungimu lebih dulu. Kenapa kau berbicara seperti itu, oppa?"
Sejun mulai terdiam melihat sikap dari perempuan ini padanya.
"Mengenai ucapanku waktu itu...."Hayoung kembali melihat ke arahnya.
"Apa kau masih mengingatnya saat terakhir kali aku datang ke rumahmu?"
Hayoung tidak mungkin melupakannya karena kalimat yang di utarakannya itu masih terngiang di telinganya sampai saat ini.
"Kau pasti merasa bingung dan terkejut dengan kenyataan yang kau dengar itu, benar kan?"
Helaan nafas Hayoung keluar sejenak.
"Nde. Apa kau datang untuk menjelaskannya padaku?""Tidak. Tidak ada yang perlu ku jelaskan lagi dan kau pasti sudah memikirkannya dengan baik setelahnya. Aku mengungkapkan pernyataan itu supaya kau tidak terjebak dengan kepalsuannya lagi, Hayoung'ah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not A Game
Fanfic[COMPLETED] Guna mengubah anaknya untuk menjadi seorang pelajar yang lebih baik lagi, kedua orang tua Hayoung harus menempatkan anaknya di salah satu rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang berprofesi sebagai seorang guru. Kegemarannya pada...