"Oppa, apa yang kau bicarakan tadi?"
"Aku mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di Amerika selama 3 tahun. Kabar itu ku dapat beberapa bulan yang lalu dan keberangkatanku akan terlaksana beberapa minggu setelah waktu kelulusanmu tiba"
Hayoung mulai menyatukan kedua alisnya rapat-rapat setelah mendengarkan penjelasan darinya.
"Lebih baik kita membicarakan hal ini di dalam mobil. Ada banyak angin yang berhembus dan kau bisa terkena flu nantinya"
"Kenapa kau melakukannya lagi, oppa?" Saran dari Sehun tadi tidak ditanggapinya.
"Nde?"
"Kau kembali melanggar perjanjianmu padaku. Berapa kali aku harus merasa kecewa seperti ini dengan keputusanmu itu yang tidak ku ketahui sejak awal?"
"Maaf...... Kau terlalu fokus dengan kegiatan belajarmu kemarin, jadi aku belum berani mengungkapkannya padamu. Dan aku sebenarnya sempat merasa ragu tadi untuk mengatakannya sekarang"
Hayoung melepaskan genggaman tangan mereka berdua lalu menyisir rambutnya ke belakang dengan ekspresi yang sulit ditebak.
"Apa ada lagi hal mengejutkan lainnya yang perlu ku ketahui hari ini?"
"Kedua orangtua kita berdua sudah merencanakan hari pertunangan kita namun aku menolaknya begitu saja karena belum terlalu siap untuk hal itu"
"Mwo?"
"Pembicaraan yang ku lakukan dengan mereka tadi.....adalah membahas mengenai hal itu dan sudah dibatalkan karena aku tidak menyetujuinya"
"Waeyeo?"
"Aku tidak ingin terburu-buru melakukannya denganmu. Terlebih karena kita akan menjalani hubungan jarak jauh selama 3 tahun nantinya"
"Apa kedua orangtua kita sudah tahu mengenai rencana perkuliahanmu itu?"
"Nde.."
"Bagaimana tanggapan mereka?"
"Mereka tetap menyuruhku untuk menyetujui pelaksanaan pertunangan karena itu bisa menjadi sebuah ikatan kita berdua dalam melanjutkan hubungan ini"
"Lalu kau tetap menolaknya?"
Sehun terdiam sejenak.
"Nde...."Hayoung sedikit menghela nafasnya. Pandangannya mulai beralih ke arah lain. Dia mendapati beberapa orang berseragam sama dengannya sedang berkumpul dan saling bercengkrama satu sama lain.
"Lisa...."
Ucapan pelannya membuat Sehun menoleh ke arah yang sama. Pandangan mereka berdua rupanya dibalas oleh siswi tersebut sampai membuat mereka saling melakukan kontak mata. Namun Lisa lebih dulu mengalihkan pandangannya dengan gugup karena sudah lama tidak bertemu dengan Sehun setelah kekacauan yang dibuatnya kemarin. Dia dan beberapa temannya itu kembali melanjutkan langkahnya dan membaur bersama kerumunan yang ada.
"Dia...sudah meminta maaf padaku waktu itu" Ucap Hayoung lagi.
"Mwo?"
"Itu bukan sepenuhnya kesalahannya karena aku yang lebih dulu memberitahu alamat rumah kita kepadanya jadi membuatnya ingin melakukan tindakan itu dengan berani"
Sehun masih mendapati pandangan perempuan ini yang tidak mengarah padanya.
"Entah kenapa aku bisa memaafkan kesalahannya dengan mudah begitu saja. Apa aku terlalu baik bagi orang-orang di sekitarku?" Hayoung mulai bertatap mata dengan Sehun.
"Kau sudah melakukan yang terbaik menurutku"
"Kau bisa mengatakan hal itu karena tindakan yang ku ambil tidak mengecewakanmu, benar kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not A Game
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Guna mengubah anaknya untuk menjadi seorang pelajar yang lebih baik lagi, kedua orang tua Hayoung harus menempatkan anaknya di salah satu rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang berprofesi sebagai seorang guru. Kegemarannya pada...