Perjalanan menuju ke rumah terasa lebih lama dari biasanya. Hayoung hanya bisa terdiam mendengarkan dua lelaki kembar yang duduk di depannya saling berbicara satu sama lain. Pandangannya tertuju pada kaca di sebelahnya dan di pangkuannya masih terlihat segelas minuman yang hampir habis isinya. Dia membiarkan mereka berdua mengabaikannya karena memang tidak bisa ikut masuk dalam percakapan yang masih berlangsung itu. Lagipula, dia juga merasa canggung dengan pertemuan pertamanya dengan Sejun tadi saat di bandara.
"Jadi, apa pendapatmu setelah melihat Sehun mengajar di kelas, Hayoung'ah?" Suara dari kursi depan membuat Hayoung menengok ke sana.
"Nde? Tidak ada yang berbeda dari guru lainnya"
"Benarkah? Ku pikir dia akan berpura-pura untuk tegas supaya para siswi tidak ada yang ingin mendekatinya"
"Nde?"
"Sehun tidak akan bisa memarahi muridnya kalau bukan karena terpaksa. Sifat sebenarnya dia sangat baik. Apa kau pernah mendapatkan teguran darinya?"
Hayoung menatap punggung sang pengemudi terlebih dulu sebelum melihat ke arah kaca spion yang membuatnya terkejut karena tidak sengaja melakukan kontak mata dengan Sehun.
"Hyung, kapan kau akan mengunjungi rumah Appa?" Sehun mulai mengalihkan pembicaraan.
"Aku tidak tahu. Aku ingin bersantai beberapa hari di tempat tinggalmu sebelum memutuskan untuk menemui mereka berdua"
"Waeyeo? Kenapa kau membutuhkan waktu lama seperti itu?"
"Aku ingin melihat kehidupan kalian berdua saat tinggal bersama terlebih dulu"
"Mwo?"
"Eomma pasti akan menyuruhku untuk tinggal dengannya saat mengetahui kepulanganku ini. Tapi aku ingin membuat diriku senyaman mungkin di rumahmu itu supaya bisa menolak perintah Eomma nanti"
"Rumah itu bukan milikku"
"Benarkah? Aku meminta pada orang yang salah kalau begitu. Apa kau mengizinkanku untuk tinggal bersamamu, Hayoung'ah?"
Siswi itu terdiam sejenak dan kembali tidak sengaja mendapati Sehun sedang melihat ke arahnya melalui kaca spion. Dia pun langsung mengalihkan pandangan ke arah Sejun yang juga sudah memiringkan duduknya untuk melihatnya.
"N-nde, a-aku tidak keberatan sama sekali...." Akhirnya dia membuka suaranya.
"Terima kasih, Hayoung'ah. Mungkin kau juga harus membantuku untuk merahasiakan keberadaanku dari kedua orang tuamu. Mereka akan merasa terkejut kalau melihatmu tinggal bersama dua lelaki sekaligus dalam satu rumah" Sejun berusaha membuat sebuah candaan sampai bisa tertawa pelan sendirian.
"Hyung, apa kau tidak membawa apapun dari Paris? Seperti hadiah atau semacamnya untukku?" Sehun kembali memulai pembahasan baru.
"Ada beberapa pakaian baru di dalam koperku. Seharusnya kau bisa memberitahuku lebih awal mengenai Oh Hayoung. Aku bisa membawakan hadiah untuknya juga"
Sehun hanya menanggapinya dengan sesekali menengok ke arahnya. Dia fokus mengemudi sampai tiba di tempat tujuan.
Satu per satu dari mereka turun dari sana saat mobil berhenti di depan sebuah rumah. Hayoung menuju ke arah pintu utama lebih dulu untuk membukanya dengan kunci yang sudah dia keluarkan dari dalam tas. Setelahnya, dia langsung menyalakan setiap lampu di sana karena dia belum sempat pulang setelah dari sekolah tadi.
"Rumah ini lebih luas dari dugaanku" Sejun menaruh kopernya sambil memperhatikan sekitar area ruang tamu.
"Aku akan mengantarmu ke kamar yang akan kau tempati" Sehun berjalan melewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not A Game
Fanfic[COMPLETED] Guna mengubah anaknya untuk menjadi seorang pelajar yang lebih baik lagi, kedua orang tua Hayoung harus menempatkan anaknya di salah satu rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang berprofesi sebagai seorang guru. Kegemarannya pada...