43.Concern

133 23 0
                                    

-- Siang hari --

Sepasang suami-istri tampak turun dari mobilnya di depan sebuah rumah. Mereka segera menuju ke pintu utama dan menekan bel di sana beberapa kali. Tidak berapa lama kemudian, sang penghuni membukakan pintu dan mereka terlihat saling menyapa dengan akrab satu sama lain.. 

"Masuklah.. Kami sudah menyiapkan sajian makan siang untuk kalian berdua" Ucap seorang wanita yang merupakan istri dari pemilik rumah itu. 

"Kau tidak perlu repot seperti ini. Kita hanya ingin membicarakan beberapa hal seperti biasanya" Wanita tamu menanggapi. 

"Tidak apa. Aku membuatnya juga untuk anakku nanti. Sehun akan tiba sebentar lagi, jadi sebaiknya kita langsung menuju ke ruang makan sekarang"

Sepasang suami-istri tadi mengikuti langkahnya dan kembali disambut oleh pria paruh baya pemilik rumah ini. 

"Lama tidak bertemu..." Mereka tampak saling menyapa satu sama lain sebelum menempati kursi masing-masing.

Pembicaraan masih mengarah ke hal-hal yang ringan sampai suara bel yang terdengar sempat menghentikan obrolan mereka sejenak. 

"Itu pasti Sehun. Biar aku yang membukakan pintunya lagi" Wanita tadi kembali berdiri dari duduknya untuk segera menuju ke pintu utama. 

Dugaannya benar. Anak lelakinya sudah berdiri di sana namun dengan menunjukkan ekspresi yang sulit ditebak. 

"Masuklah. Kau sepertinya mempunyai banyak pertanyaan yang ingin kau ajukan padaku sekarang" Ucap Ibunya sambil membuka lebar pintu itu. 

"Benar. Tidak biasanya aku harus datang sendiri menemui kalian di sini tanpa perlu mengajak Hayoung bersamaku" Sehun berjalan masuk ke dalam. 

"Kau akan tahu jawabannya setelah kita berbicara banyak hal hari ini"

"Apa itu berkaitan dengan perjodohan yang akan kalian lakukan padaku dan juga Hayoung?"

Ibunya sontak menghentikan langkah dan menoleh cepat ke arah Sehun. 
"Bagaimana kau tahu mengenai hal itu?"

"Sudah berapa lama kalian merahasiakannya dariku sampai harus Sejun hyung yang memberitahuku lebih dulu?"

"Lebih baik kita segera menuju ke ruang makan sekarang. Pembicaraan akan dilakukan sambil menikmati makanan yang telah ku buat hari ini"

Sehun sedikit menghela nafasnya dan langsung ikut berjalan di belakang sang Ibu. Dia tidak lupa untuk menyapa dengan sopan kedua orangtua Hayoung yang sudah datang lebih dulu darinya. Dia pun menempati salah satu bangku sambil menjawab beberapa pertanyaan singkat dari kedua orangtua itu. 

"Nde, Hayoung sudah masuk sekolah kembali dan sedang menjalani semester akhirnya sekarang"

"Aku belum sempat melihat nilai rapor anakku sendiri karena dia menolak untuk menerima kunjungan kami ke rumah kalian saat waktu liburan kemarin" Ucap Ayah Hayoung. 

"Nilai-nilainya mulai meningkat dari tahun sebelumnya. Itu berkat kerja kerasnya sendiri yang selalu berusaha untuk memperbaiki nilai-nilai pelajarannya"

"Benarkah? Aku merasa penasaran bagaimana bisa dia berubah dengan cepat seperti itu. Aku sempat merasa khawatir karena sebentar lagi dia akan lulus dari sekolah" Ibu Hayoung ikut berbicara. 

"Hayoung sudah melakukan yang terbaik dan akan melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi setelah lulus nanti"

Kedua orangtua itu mulai bertukar pandang ke arah satu sama lain sebentar sebelum melihat kembali ke arah Sehun. 

"Apa itu merupakan keinginannya sendiri atau kau yang menyarankannya untuk melakukan hal itu?"

Sehun terdiam sejenak setelah mendengar pertanyaan dari Ayah Hayoung. 

Love Is Not A GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang