3. Present

194 33 2
                                    

--Bandara Gimpo--

Seorang lelaki tinggi berpakaian formal tampak keluar dari pintu kedatangan. Dia membawa serta jaket serta koper kecilnya di kedua tangan. Kakinya terus melangkah sampai tiba di area luar yang tampak lebih ramai dari di dalam tadi. Dia langsung menuju area parkir dan mengingat kembali dimana mobilnya berada. 

"Panasnya....." Dia mengeluh pelan saat sudah masuk ke dalam kendaraan pribadinya. 

Baru saja ponselnya dinyalakan, sebuah panggilan langsung masuk ke alat komunikasinya itu. 

"Nde, Eomma"

"Apa kau sudah turun dari pesawat, Sehun'ah?"

"Nde. Aku akan langsung menuju ke sekolah yang kau katakan kemarin"

"Lebih baik kau datang ke kediaman mereka terlebih dulu"

"Waeyeo?"

"Mereka sepertinya ingin bertemu denganmu secara pribadi"

"Arasseo..."

"Aku akan mengirimkan alamatnya lewat pesan teks"

"Nde"

Lelaki itu menurunkan ponselnya dan mulai menyalakan mesin mobil. Setelah mengecek pesan dari Ibunya, tangannya sibuk mengetik sebuah alamat di alat navigasi lalu menjalankan kendaraan pribadinya keluar dari area parkir bandara. 

"Cerah sekali hari ini" Kedua matanya sesekali menyipit dengan sinar matahari yang berada tepat di depannya. Dia mencoba untuk mengemudi dengan tenang tanpa meninggikan laju kendaraannya. 

Setelah menghabiskan waktu selama 30 menit di jalan, akhirnya mobilnya tiba di alamat yang di tuju. Dia merapihkan penampilannya sebentar sebelum turun dari sana. Sebuah kendaraan yang terparkir di dekatnya tampak menarik perhatiannya, namun dia mengabaikannya untuk langsung menuju ke arah pintu rumah di dekatnya. 

Suara bel terdengar dari dalam kediaman itu. Sang pemilik langsung membukakan pintu dan membuat Sehun langsung membungkukkan badannya dengan sopan. 

"Annyeonghaseyo...."

"Omo! Apa kau Oh Sehun?"

"Nde, Bibi Haerin. Lama tidak bertemu denganmu"

"Kau tumbuh dengan sangat baik. Aku hampir tidak mengenali wajah tampanmu sekarang. Masuklah"

Sehun melangkah mengikuti wanita itu. Saat tiba di area ruang tamu, dia terkejut melihat adanya beberapa orang lainnya yang dikenalnya. 

"Eomma?"

"Kau tiba dengan cepat" Ibunya memberikan sebuah senyuman sambil berjalan menghampirinya. Sehun juga mendapati Ayahnya yang berdiri dari sofa. 
"Kenapa kalian berdua bisa ada di sini?"

"Tentu saja untuk mengunjungi kawan lamaku"

Sehun kembali menyapa pria pemilik rumah yang selalu memperhatikannya dengan wajah cerianya. 

"Kemarilah, duduklah di dekatku" Ibunya menarik tangannya untuk menuju ke arah sebuah tempat duduk. 

"Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi, Sehun'ah" Pria pemilik rumah memulai pembicaraan. 
"Lihatlah pakaian formal yang kau kenakan ini. Kau pasti sudah siap untuk melakukan wawancara di sekolah milikku hari ini"

"Nde" Sehun hanya bisa menjawab singkat karena merasa canggung dengan keberadaan kedua orangtuanya di dekatnya. 

"Bagaimana dengan liburanmu di pulau Jeju? Apa kau menikmatinya dengan baik?"

"Nde..."

"Ibumu sudah bercerita banyak mengenai dirimu dan juga Sejun sejak tadi. Sayang sekali Sejun masih sibuk dengan pekerjaannya di Paris, jadi tidak bisa ikut berkumpul bersama kita hari ini" Giliran istri dari pemilik rumah ini yang berbicara. 

Love Is Not A GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang