Bel masuk sekolah sudah berbunyi dan itu menandakan kalau para tenaga pengajar siap melakukan pekerjaannya di setiap kelas yang sudah terjadwal seperti biasanya. Hayoung masih sibuk mengutak-atik tablet miliknya untuk sekedar mengisi waktu dengan bermain game. Dia mengabaikan suara berisik dari teman-temannya yang masih saling berbicara satu sama lain sambil menunggu sang guru masuk ke sana. Saat suasana beranjak hening, Hayoung mengangkat kepala untuk melihat ke sekitarnya. Kehadiran seorang tenaga pengajar dari pintu masuk tidak membuatnya berhenti bermain malah dia seperti sengaja mengangkat sedikit tablet di tangannya itu supaya mendapatkan hukuman lagi hari ini.
Pandangan Sehun langsung mengarah pada deretan kursi paling belakang karena terdapat siswi yang sangat menarik perhatian. Dia membiarkannya seperti itu dan memilih untuk memulai pelajaran.
"Mwoya? Apa dia tidak melihatku?" Ucap Hayoung dalam hati. Dia bahkan sempat berdeham pelan namun guru itu tetap tidak memperhatikannya.
Yerin menengok ke belakang dan melihat tingkah aneh dari temannya itu. Mereka tidak sengaja melakukan kontak mata.
"Ada apa denganmu?" Yerin bertanya tanpa menggunakan suara.
Hayoung tidak menanggapi namun malah semakin membuat dirinya terlihat aneh dengan langsung berdiri dari duduknya sampai membuat pandangan seisi kelas tertuju padanya.
"Seonsaengnim, apa kau tidak akan menghukumku karena sudah bermain game di dalam kelas?"
Sehun sedikit terkejut dengan tindakan berani dari siswi itu yang berbicara kencang seperti ini.
"Apa kau akan melanjutkannya sampai jam pelajaranku selesai?"
"Nde. Aku akan melakukannya seharian penuh ini"
Sehun menurunkan sebuah buku besar yang dibawanya lalu memperhatikan tanggapan para murid yang lain dengan situasi mendadak seperti ini.
"Bermainlah sepuasnya. Aku tidak akan melarangmu"
Suara bisikan semakin terdengar setelah Sehun mengeluarkan pernyataannya.
"Mwoya? Ada apa dengan mereka berdua?"
"Kenapa Sehun Seonsaengnim bisa bersikap sebaik itu padanya?"
"Apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran Hayoung? Apa dia mencoba untuk menarik perhatian dari guru ini?"
Berbagai macam tanggapan itu harus terhenti. Sehun kembali memulai kegiatan mengajarnya dan membuat Hayoung langsung terduduk di kursinya lagi.
"Aishhh, ada apa dengannya?" Gumamnya dalam hati.
Dua jam dilewati dengan cepat. Para murid masih sibuk mencatat sesuatu sementara bel pergantian pelajaran sudah berbunyi.
"Baiklah, kita lanjutkan lagi pembahasannya minggu depan" Sehun merapihkan buku-buku di mejanya sebelum beranjak ke sana.
Suasana kembali menjadi ramai saat sang guru sudah keluar dari kelas. Tidak sedikit yang langsung mengecek ponsel masing-masing atau menyiapkan buku pelajaran selanjutnya. Ada juga yang mencuri pandang ke arah Hayoung yang masih sibuk dengan tablet nya dan dia tampak mengabaikan beberapa ucapan yang didengarnya dari mereka.
Sampai jam istirahat tiba, Yerin langsung menghampiri meja Hayoung hanya untuk bertanya sesuatu yang membuatnya penasaran sejak tadi.
"Kau benar-benar akan bersikap seperti ini selama seharian penuh?"
"Eoh" Pandangan Hayoung masih fokus pada layar tablet nya.
"Aishh, kenapa aku selalu gagal sejak tadi?" Ucapnya lagi pelan."Apa yang terjadi? Apa kau ingin menguji keberanian para guru mengenai tindakanmu ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not A Game
Fanfiction[COMPLETED] Guna mengubah anaknya untuk menjadi seorang pelajar yang lebih baik lagi, kedua orang tua Hayoung harus menempatkan anaknya di salah satu rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang berprofesi sebagai seorang guru. Kegemarannya pada...