32. Rude

142 27 0
                                    

Setelah lama tidak hadir mengajar, Sehun kembali datang ke sebuah sekolah yang menjadi tempatnya bekerja. Kehadirannya menarik perhatian siswa-siswi sekitar karena hampir dua minggu ini mereka tidak melihatnya lagi. Dengan sopan, para murid itu membungkukkan badan padanya yang  baru saja berjalan memasuki gedung sekolah. Tidak sedikit juga yang langsung melakukan percakapan hanya untuk sekedar menanyakan keadaan dari sang Guru yang dikatakan sakit waktu itu. 

"Keadaanku sudah membaik sekarang" Hanya itu ucapan singkatnya kepada beberapa siswi yang berjalan di dekatnya. 

"Seonsaengnim, apa nanti sepulang sekolah kau mempunyai waktu luang? Kami merupakan anggota dari klub belajar dan ingin mengundangmu di sana"

"Maaf, tapi aku harus pulang tepat waktu dan tidak bisa terlalu lama berada di sekolah"

"Hanya sebentar saja, Seonsaengnim. Apa kau sudah mempunyai janji seseorang?"

"Tidak..."

"Kalau begitu, kau bisa datang untuk memberikan dukungan kepada kami dan anggota klub yang lain di ruang kelas lantai satu nanti sore"

Sehun tampak berpikir sejenak. 
"Arasseo. Klub tidak boleh berlangsung sampai malam hari, kalian membutuhkan istirahat untuk besok bersekolah kembali"

"Nde, terima kasih, Seonsaengnim" Ucap para siswi itu sebelum melangkahkan kaki ke arah lorong lain. 

Sementara Sehun langsung menaiki anak tangga untuk segera menuju ke ruangannya. Dia juga dengan sopan menyapa beberapa tenaga pengajar yang kebetulan berpapasan dengannya. 

"Sehun Seonsaengnim....." Panggilan salah satu guru langsung menghentikan langkahnya. 
"Sepertinya Kepala Sekolah mencari keberadaanmu sejak tadi"

"Nde? Benarkah?"

"Nde. Dia sudah berada di ruangannya dan lebih baik kau menuju ke sana sekarang"

"Nde. Terima kasih, Jung Seonsaengnim" 

Dia segera mengubah arah jalannya supaya bisa tiba di ruangan yang dimaksud guru tadi.

Pintu yang ada di hadapannya di ketuk beberapa kali sebelum dipersilahkan masuk oleh sang pemilik dari dalam. 

"Apa kau mencariku, Yoon Seonsaengnim?"

"Nde. Kemarilah, Oh Sehun'ssi"

Lelaki itu menutup rapat pintu sebelum berjalan ke depan sebuah meja kerja yang sudah ditempati oleh seorang pria di sana. 

"Silahkan duduk"

Sehun kembali menuruti ucapan darinya. 

"Pemilik sekolah sudah menghubungiku kemarin dan memintaku untuk membatalkan persetujuan surat pengunduran dirimu"

"Nde..."

"Aku tidak berniat untuk melepasmu pergi dengan cepat juga, tapi sepertinya kita harus mengadakan kesepakatan supaya bisa bekerja sama lebih baik lagi untuk kedepannya"

"Kesepakatan apa yang kau maksud itu, Yoon Seonsaengnim?"

"Kurangi sikap realistismu saat memberikan nilai kepada para murid dalam pelajaranmu"

"Nde?"

"Kau tidak diperbolehkan menulis angka nilai yang hanya terpaku pada pelajaran saja. Kau bisa menggabungkannya dengan penilaian sikap atau perilaku mereka saat berada di kelas. Hal itu akan membuat bobot penilaian menjadi lebih bermakna lagi. Kemampuan setiap murid berbeda-beda dan tidak semuanya bisa menguasai beberapa mata pelajaran di sekolah"

"Aku mengerti, Yoon Seonsaengnim. Aku akan mengubah cara penilaianku pada mereka nanti"

"Dan mengenai nilai yang kau berikan kepada Oh Hayoung....."

Love Is Not A GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang