Keberangkatan ke sekolah kembali tiba di keesokan harinya. Hayoung sengaja keluar rumah setelah Sehun pergi lebih dulu. Dia tidak lupa untuk mengunci pintu utama lalu berjalan menuju halte terdekat. Perdebatan mereka berdua kemarin membuatnya semakin malas untuk melakukan apapun. Bahkan dia tidak memperdulikan tugas sekolah yang belum dikerjakannya hari ini dan bersedia menerima hukuman apapun dari para guru nanti.
"Apa aku perlu membolos saja hari ini?" Hayoung semakin memelankan langkahnya saat semakin mendekati gerbang sekolahnya. Dia sudah memikirkan hal itu sejak berada di bus umum tadi.
"Hayoung'ah!" Dari arah belakang, terdengar ada yang memanggilnya dan tiba-tiba saja orang itu langsung merangkul pundaknya saat sudah berada di sebelahnya.
"Sooyoung'ah, kenapa kau terburu-buru seperti ini?"
"Bisakah aku meminjam uang mu sekarang?"
"Mwo?"
"Aku lupa membawa dompet dan datang dengan menggunakan taxi itu" Siswi ini berbicara sambil berbisik dan menunjuk ke arah yang dimaksud.
Setelah melihat adanya sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan, Hayoung mulai merogoh tas nya dan mengeluarkan dompetnya. Dia sedikit terkejut karena dia tidak mempunyai uang lagi setelah memberikannya kepada Sooyoung.
"Terima kasih, Hayoung'ah. Aku akan mengembalikannya padamu besok" Mereka mulai berjalan berdampingan setelah menyelesaikan urusan dengan sopir taxi yang menunggu tadi
"Tidak apa. Tapi tumben sekali kau tidak datang bersama dengan Chanyeol sunbaenim pagi ini"
"Dia mengakhiri hubungan lebih cepat dari dugaanku"
"Mwo? Benarkah?"
"Eoh. Kebetulan sekali kita bertemu di sini jadi aku ingin meminta bantuanmu lagi, Hayoung'ah"
"Apa kita tidak bisa membahas hal itu saat jam istirahat nanti? Aku sedang tidak semangat untuk mengecek ponselku sekarang"
"Ada apa denganmu? Apa jaringan internet di rumahmu kembali bermasalah?"
"Eoh?"
"Kau biasanya bertingkah seperti ini di saat ada yang mengganggumu terkait kegiatanmu bermain game"
"Kau mengenaiku dengan baik. Apa kau berusaha berbicara seperti itu supaya aku bisa memberikan nomor para lelaki dengan cepat?"
"Tidak. Aku hanya ingin menyampaikan kriteria yang ku inginkan padamu. Lalu kau bisa mencarikannya untukku nanti"
"Arasseo. Tipe lelaki apa yang kau inginkan saat ini?" Langkah mereka berdua mulai memasuki gedung sekolah yang sudah ramai dengan para siswa-siswi yang berlalu lalang di sekitar.
"Mungkin usia yang lebih tua dari para senior di sini. Ku pikir aku memerlukan lelaki yang berusia dewasa supaya dia bisa mendengarkan keluhanku dengan baik"
"Itu akan sedikit sulit"
"Waeyeo?"
"Bukankah usia seperti mereka akan mulai serius menjalin hubungan? Apa kau sudah siap untuk hal itu?"
"Pasti ada yang masih ingin bersenang-senang dan sekedar menikmati kencan bersama. Kau juga mempunyai banyak kenalan, jadi aku mempercayaimu Hayoung'ah"
"Apa kau sangat memerlukan pria seperti itu?"
"Tentu saja. Aku bisa memamerkannya pada teman-teman di sini nanti. Lagipula aku sudah merasa bosan dengan ajakan kencan dari para senior di sini. Sifat mereka tidak jauh berbeda dari Chanyeol oppa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not A Game
Fanfiction[COMPLETED] Guna mengubah anaknya untuk menjadi seorang pelajar yang lebih baik lagi, kedua orang tua Hayoung harus menempatkan anaknya di salah satu rumah bersama dengan teman semasa kecilnya yang berprofesi sebagai seorang guru. Kegemarannya pada...