2. Planning

199 36 0
                                    

10 tahun kemudian..

Tahun ajaran baru pendidikan kembali di mulai. Salah satu sekolah menengah atas di Seoul tampak sudah ramai dengan para siswa-siswi nya sejak pagi. Setiap kelas juga sudah terisi oleh para murid yang menempati kursi masing-masing. Namun banyak juga yang masih berkeliaran di sekitar gedung sekolah karena jam pelajaran belum di mulai. 

"Apa kalian tahu pemilik ID ini di game online yang terkenal itu?" Seorang siswa tampak menunjukkan layar ponselnya pada beberapa temannya. 

"Bukankah itu milik siswi yang akan menempati kelas 8A nanti?"

"Benar. Aku baru tahu kalau dia merupakan anak dari pemilik sekolah ini"

"Apa kau mencoba untuk menyebarkan rumor palsu?"

"Tidak. Dia benar-benar putri dari pemilik sekolah"

"Jangan berbohong. Kau bisa mendapatkan hukuman kalau menyebarkan berita seperti itu di sini"

"Apa kalian tidak ada yang mempercayaiku?"

"Eoh..." Teman-temannya tampak santai menanggapinya. 
"Kenapa kau tidak menanyakannya secara langsung?"

Mereka menengok ke arah yang sama dan terlihat seorang siswi yang berjalan sambil memainkan ponselnya dengan headset di kedua telinganya. 

"Oh Hayoung..."

Siswi itu berhenti berjalan namun kedua tangan serta matanya masih sibuk dengan ponselnya. 

"Apa kau mengingatku? Kita bermain game online bersama tadi malam"

Hayoung belum mengangkat kepalanya. Siswa yang memanggilnya mengintip ke arah layar dan melihat sebuah game yang sedang dimainkannya. Lengannya tidak sengaja menyenggol sampai membuat tangan Hayoung menekan tombol yang salah.

"Aishhh! Shit!" 

Siswa itu dan kelima temannya terkejut mendengar kata umpatan darinya. Hayoung juga menatapnya dengan tajam lalu langsung meninggalkannya begitu saja. Siswa tadi bahkan belum mendapatkan jawaban dari pertanyaannya. Namun perempuan itu sudah lebih dulu menjauh dengan cepat dan terlihat melepaskan headset nya. 

Hayoung terus berjalan sampai tiba di kelasnya. Dia mengenali teman-teman dari kelas sebelumnya, namun ada juga wajah-wajah yang tidak diketahui namanya. Dia langsung menuju ke tempat duduk kosong paling belakang yang belum ditempati siapapun. 

"Aku tidak percaya kalau kita berada di satu kelas lagi"

Hayoung menengok ke arah dua siswi yang berjalan mendekatinya. 

"Apa kau sudah melihat murid-murid baru di depan gedung tadi? Sepertinya banyak siswa tampan yang akan bisa kita lihat nanti" Siswi yang mempunyai nama Park Sooyoung di blazernya kembali berbicara. 

"Ada apa dengan wajahmu? Apa kau sedang merasa kesal pada seseorang?" Yerin memperhatikan wajah Hayoung dari dekat. 

Hayoung tidak menjawab. Dia mengeluarkan tablet miliknya dari dalam tas. Sebuah game lain muncul di layar dan dia mulai memainkannya. 

"Apa ada yang mengganggumu bermain lagi?"

"Benar. Para senior menghalangi langkahku dan membuatku kalah di game ponselku" Hayoung akhirnya membuka suara. 

Kedua siswi itu saling melihat ke arah satu sama lain. 
"Hayoung'ah, apa suasana hatimu masih belum membaik?"

"Wae?" 

"Ada beberapa siswi yang akan meminta bantuanmu hari ini"

"Siapa mereka?"

"Para siswi yang menempati kelas sebelah tahun ini"

Love Is Not A GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang