31. Decision

139 25 0
                                    

Sehun masih terdiam setelah mendengarkan ucapan Hayoung tadi. Dia kembali menatapnya dengan penuh rasa penasaran. 

"Apa kau masih bisa melanjutkan pembicaraan ini, oppa?" Perempuan ini sedikit khawatir saat melihat kedua matanya yang sendu. 

"Nde. Aku ingin tahu apa alasanmu ingin tinggal denganku lagi di sini?"

"Aku hanya ingin membantumu untuk mempermudah semuanya. Kau baru mengajar di sekolahku selama 6 bulan, tapi sudah mempunyai keinginan untuk mencari tempat bekerja baru. Dan aku berpikir kalau itu merupakan kesalahanku sejak awal"

"Ucapanmu masih tidak bisa ku mengerti"

Hayoung menghela nafasnya pelan lalu merapihkan selimut yang menutupi kedua kaki lelaki ini. 

"Kau tidak seharusnya memutuskan untuk pindah ke tempat lain secepat itu, oppa. Aku juga masih membutuhkan bantuanmu dalam meningkatkan nilaiku. Apa yang akan dikatakan Ayahku nanti kalau tahun ini aku tidak naik kelas?"

"Kau bisa memintanya untuk mencarikan pengajar lain yang bisa membimbingmu lebih baik lagi nanti"

"Aku tidak mau... Kenapa aku harus mencarinya lagi di saat sudah menemukannya ada pada dirimu?"

"Mwo?"

Hayoung mulai menaruh bantal di belakang Sehun supaya lelaki ini bisa menyandarkan duduknya dengan nyaman. 

"Kau sudah bekerja keras meyakinkanku untuk tetap tinggal denganmu di saat kita baru menempati rumah ini bersama. Jadi aku ingin membalasnya dengan melakukan hal yang sama juga padamu"

Sehun hanya bisa terdiam setelah melihat perempuan ini menempati pinggir tempat tidur untuk bisa berhadapan dengannya. 

"Suhu tubuhmu masih tinggi" Bahkan Hayoung berani memegang kedua tangannya sekarang. 
"Kau perlu beristirahat lebih banyak, oppa"

"Masih ada banyak hal yang ingin ku tanyakan padamu"

"Tidak. Sebaiknya aku mengakhiri pembicaraan sekarang supaya kau bisa segera tidur sekarang"

"Aku masih tidak mengerti" 

"Nde?" Hayoung sudah menarik tangannya namun masih duduk di posisi yang sama. 

"Kau memilih untuk tetap tinggal denganku di saat sudah memutuskan untuk mengakhirinya waktu itu"

"Pertanyaanmu sama seperti yang ku ajukan padamu, oppa. Aku juga tidak bisa mengerti kenapa tiba-tiba kau memutuskan untuk pergi menjauh dariku"

"Aku.......hanya ingin memberimu peluang untuk memilih yang terbaik bagimu"

"Mwo?"

"Kau sudah dengar sendiri pernyataan dari Sejun hyung mengenai diriku waktu itu. Kenapa kau sama sekali tidak mempercayainya?"

"Karena sifat aslimu bukan lah seperti itu"

"Darimana kau tahu? Kita baru bertemu lagi saat sudah beranjak dewasa seperti ini. Saat masih kecil, aku juga tidak pernah berinteraksi banyak denganmu"

"Aku bisa merasakannya dari setiap ucapan yang kau ungkapkan padaku. Aku tidak tahu apa karena profesimu yang sebagai tenaga pengajar jadi kau bisa dengan mudah mengatur seorang siswi keras kepala sepertiku, tapi yang pasti kau tidak akan pernah memanfaatkan sesuatu demi kepentinganmu seorang"

"Apa kau lupa kalau aku pernah menceritakan tentang kegiatan mengajarku pada siswi berusia 12 tahun?"

"Aku masih ingat, bahkan Ibumu juga sudah memberitahuku dengan detail mengenai hal itu"

"Mwo?"

"Oppa, aku mungkin akan mempunyai pandangan yang buruk padamu setelah mendapatkan informasi itu, tapi entah kenapa ada sesuatu yang membuatku merasa nyaman saat berada di dekatmu dan itu sangat berbeda saat membandingkannya dengan Sejun oppa"

Love Is Not A GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang