41. Explanation

138 23 0
                                    

"Mwo? Kau akan membolos sekolah hari ini?" Seorang pria paruh baya tampak berbicara dengan anaknya lewat panggilan telepon. 

"Nde. Aku akan langsung menemuimu di rumah untuk meminta penjelasan terkait pengunduran diri yang dilakukan Sehun oppa"

"Kau bisa datang menemuiku setelah pulang sekolah nanti"

"Tidak. Aku sudah dalam perjalanan menuju ke sana sekarang"

"Mwo?"

"Appa, aku akhiri panggilannya sekarang"

Ayahnya menghela nafas pelan setelah menurunkan ponselnya. 

"Apa Sehun tidak mengatakan apapun padanya terkait berita mereka berdua yang sudah tersebar di sekolah?" Ucap sang istri sambil berjalan mendekatinya. 

"Aku yang menyuruhnya untuk tidak memberitahu Hayoung"

"Mwo?"

"Masalah itu bisa terselesaikan dengan mudah, tapi Kepala Sekolah mendesakku untuk segera memecat Sehun dari sana. Banyak keluhan yang didapat dari orangtua murid setelah Hayoung dan guru itu diketahui tinggal bersama sejak setahun yang lalu"

"Bagaimana bisa kau menyuruh Sehun untuk menutupi hal itu dari Hayoung?"

"Sehun juga menyetujuinya karena tidak ingin membuat anak kita khawatir dengan masalah itu. Aku tidak tahu apa yang harus ku jelaskan nanti kepada Hayoung mengenai hal ini. Dia tidak seharusnya langsung membolos sekolah di hari pertama tahun ajaran kembali dimulai"

"Hayoung sudah dalam perjalanan menuju ke sini?"

"Eoh..."

Kedua orangtua itu saling menatap satu sama lain dalam diam. 

"Jelaskan semuanya yang kau tutupi darinya. Mungkin Hayoung juga merasa sedih saat baru bisa mendengar berita itu hari ini di sekolah" Sang istri kembali berbicara. 

"Benar. Ini memang kesalahanku sejak awal. Pemikiran orang lain terhadap kedua anak itu yang bisa tinggal bersama pasti akan terlihat buruk kalau tidak mengetahui niatan kita untuk mengubah sikap Hayoung"

"Sehun sudah mengorbankan pekerjaannya di sana. Jadi sebaiknya kau bisa memberikan rekomendasi sekolah lain supaya dia bisa melanjutkan kegiatan mengajarnya"

"Lelaki itu memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya"

"Mwo? Benarkah?"

"Nde. Dia sendiri yang mengatakan hal itu kemarin"

"Dia mempunyai kegemaran yang sangat bagus dalam hal itu. Kurasa kita tidak akan salah memilih calon tunangan yang tepat untuk anak kita nanti"

Baru saja sang suami ingin menanggapi, pintu utama rumah tampak terbuka dari luar. Anak perempuan yang sedang mereka bicarakan sejak tadi, rupanya sudah tiba di sana dan langsung berjalan menghampiri mereka berdua yang sedang berada di area ruang tamu. 

"Appa, kenapa kau tidak bisa mempertahankan Sehun oppa untuk mengajar di sana? Apa kau takut kalau reputasi sekolahmu akan hancur hanya karena dia bisa tinggal dengan seorang siswi sepertiku di satu rumah yang sama? Bagaimana bisa kau tidak mendiskusikannya terlebih dahulu denganku mengenai keputusanmu itu?" Hayoung langsung memberikan banyak pertanyaan saat sudah berdiri di hadapan kedua orangtuanya. 

Love Is Not A GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang