09. perjodohan

197K 14.6K 1.6K
                                    

Sesuatu telah terjadi pada zain, cowo itu terlihat marah sekali. Terbukti dari mata nya yang memerah serta rahang cowo itu yang mengeras.

"z-ain..." cicit anara pelan, untuk pertama kali nya anara ketakutan sebab diam nya zain membawa masalah besar pada dirinya.

Anara hanya pasrah di bawa oleh cowo itu masuk kedalam kamar nya.

"zain kita mau ngapain?" gugup anara, bahkan cowo pendiam itu sudah menidurkan anara di ranjang berwarna hitam milik zain.

Kegugupan anara semakin menjadi saat zain sudah menindih tubuh nya dan menatap nya penuh minat.

Well, anara harus nya bahagia pada situasi saat ini namun entah mengapa ketakutan menyeruak dalam hati nya ia ingin kabur tapi tidak bisa sebab zain sudah melumat paksa bibir nya.

"emphhhh.....zaa....ainhhhh....ud...ah.."

DOSA WOII! PUASA LU REDERS SKIP SONO!!!!

Kedua tangan anara beralih mendorong dada zain agar menjauh sedikit dari tubuh nya, namun kekutan nya kalah dengan cowo itu.

"akh...." kali ini bukan erangan kenikmatan melainkan suara ringisan anara, sebab lutut nya yang terluka terkena gesekan jens hitam milik zain.

Bayangin perih nya woii!

Tangan zain menarik tengukuk anara untuk memperdalam ciuman hingga zain merasakan pasokan udara anara habis ia segera menurunkan ciuman nya di bagian leher cewe itu.

"akh.... Zain sakithhh zain...udah...ughh sssshh zain akh...." ringis anara, namun zain nampak tulis dan terus menciptakan tanda kempemilikan di sekitar leher anara.

Saat tangan zain menyelinap masuk kedalam kaus kebesaran anara, suara jeritan seoarang wanita membuat kedua nya membeku.

"ZAIN! ANARA!!!"

"t..tante.."

"mama?"

Zain sontak menjauhi tubuh anara dan menatap mama nya yang terlihat murka. Anara hanya mampu terduduk sambil menundukan kepala nya dalam, mata nya berkaca-kaca serta bibir bawah nya yang ia gigit kuat menahan rasa sakit di lutut nya sebab luka itu bertambah lebar serta darah yang terlihat mencruat di seprai hitam milik zain.

Ayunda lantas melangakah lebar mendekati anara, yang tertunduk ketakutan mata nya melebar saat melihat luka di lutut gadis itu.

"anara! Lutut kamu kenapa sayang?" khawatir ayunda, mata wanita parubaya itu melirik tajam putra sematawayang nya yang juga sama menatap anara yang tertunduk.

"zain, obatin luka anara. Setelah itu, turun kebawah! Perbuatan kalian berdua harus mama sama papa biacarakan!" setelah mengatakan itu ayunda selaku mama zain melangkah keluar meningalkan kedua remaja itu.

Zain menatap anara sekilas, kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk mencari kotak p3k. Sedangkan anara, tubuh gadis itu bergetar ketakutan air mata nya sudah meluruh bebas di wajah cantik nya.

Zain tadi berusaha memperkosa dirinya?!

Ku menangis~~~~~~~, membayangkan betapa kejam nya dirimu atas diriku----

STOP IT INI ADENGAN LAGI MELOW-MELOW NYA BISA-BISA NYA TU LAGU TERPUTAR!

warning - ini bukan acara suara hati istri.

Oke lupakan! Kini zain sudah terduduk di samping anara lengkap dengan kotak p3k yang tadi sudah ia ambil. Ia menatap anara yang menangis tanpa suara.

"maaf..." lirih zain pelan, namun anara hanya diam dan hendak bangkit dari ranjang zain.

"nar, duduk diam. Gue obatin kaki lo, mama nanti tambah marah sama kita"

"Stop ngatur hidup gue Zain!" ucap anara murka. Tapi ekspresi zain kembali membuat nyali nya menciut. Cowo itu menarik kaki anara dan mulai mengobati luka anara perlahan.

"maaf gue khilaf, nanti gue jelasin sama mama" hebusan nafas zain menerpa wajah anara karena jarak wajah antara mereka cukup dekat.

Anara memutar bola mata nya malas kemudian menarik kasa di tangan cowo itu. Dengan susah payah anara mulai membalut luka nya dan beranjak pergi meningalkan zain yang menatap nya penuh sesal.

"argh sial! Apa yang lo lakuin zain bego!" umpat zain kesal, ia menjambak rambut nya frustasi kemudian melangkah menyusul anara yang berjalan terlatih.

****

Kini anara dan zain terduduk diam di hadapan kedua orang tua zain yang menatap mereka penuh dengan tatapan intimidasi.

"Apa yang kalian perbuat tadi hah?! Ingin buat malu papa?! Zain! Kamu harus nya menjaga anara bukan merusak anara!" murka bima kepada zain.

"papa salah paham, zain tadi gak sengaja pah" bela zain.

"Halah itu alasan basi! Mama dan papa sudah mengambil keputusan bahwa kalian berdua kami jodohkan!" final bima tegas.

Di jodohkan...

Di jodohkan....

Kata-kata itu terbayang di benak anara yang masih diam menunduk tanpa banyak perotes, membiarkan keluarga aldebaran itu menentukan masa depan nya mengigat kedua orang tua nya sudah tiada dan ia hanya bergantung kepada keluarga zain sampai sekarang.

"Gak bisa gitu pah! Aku sama anara masih sekolah" perotes zain tak terima.

"kamu tau anara yatim piyatu zain. Papa sudah putuskan hal itu dan mau tidak mau kalian terima!keputusan papa sudah final!"

"om....."gumam anara.

"anara... Om harap kamu mengerti keputusan om dan tante ya nak"








TBC:(


HAIII
saya harap kalian tau bagaimana cara nya menghargai sebuah karya seseorang.



LIVE IN BRANDAL SCHOOL(TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang