49. rumah sakit

109K 9K 548
                                    

Biasakan vote sebelum baca:)
-------------------------------------------------

"GIVANO!" Bentak Zain marah, Cowo itu mencengkram erat baju Givano.

"Mikir brengsek! Istri gue lebih milih lo dari gue! Jangan lo sakitin dia atau gue percepat kematian lo" Ancam Zain dengan nada pelan. Givano menyeringai iblis.

"Kenapa lo ga terima? Lo jangan protes sama gue... Protes sama yang di atas alde" kata givano.

"GIVANO! ZAIN!!! KALIAN JANGAN BERANTEM!!!" Teriak Anara dari atas tangga, sontak kedua sahabat itu menoleh secara bersamaan.

Zain segera melepaskan cekraman di kaos Givano dan menatap sang istri yang berlari panik. Begitupun Givano yang tersenyem mengoda.

"KALIAN!!!NGAPAIN BERANTEM HAH?! SIAPA YANG MULAI?!"

"sapa yang berantem sii" gumam givano dan Zain bersamaan. mereka menatap heran Anara.

"GAUSAH PURA-PURA! AKU TADI LIAT KALIAN BERANTEM!"

"sayang... Siapa yang berantem sih? Tadi cuma bercanda" kata Zain memelan, Anara menatap suami nya itu menyelidik.

"BOHONG! Zain siapa yang ngajarin kamu bohong sih?"

"Givano" ucap Zain enteng. Givano menatap tak terima ke arah Zain.

"Kok gue? Gausah fitnah lo!"

"Lah... Kan emang fakta! Istri gue aja percaya! Iya kan sayang?"

"Bngke! Ngajak gelut lo?" tantang Givano.

"Tangan kosong kalo berani"

"STOP! KALIAN BERDUA SAMA AJA!"

"Beda dong sayang.. Gi kamu kan ganteng lah si Zayin mah jelek bau lagi"

"BANGSAT! GUE WANGI ANJIR" teriak Zain tak terima. Anara mengigit bibir nya menahan tawa nya, cewe itu segera menyambar tangan givano dan menyempatkan diri mencium tangan Zain.

"Mas suami aku pamit ya" izin anara, Zain tersenyum hangat kemudian mengecup dahi Anara.

"Hati-Hati sayang" ucap Zain lembut kemudian menatap Givano yang setia memperhatikan zain dan Anara.

"Lo jaga istri gue!" perintah Zain.

"Dihh! Apa lo?! Sama pacar gue lo lembut kek soklin pelembut lah sama gue garang kek sokjin Bts mau lu apa si anjir?!" cerca givano. Anara berbalik dan menatap Givano.

"Ngapa bawa-bawa soklin pelembut sama Sokjin Bts hah?! Itu juga nama nya pakek di ubah segala!" Givano menyengir tanpa dosa kemudian menyatukan kedua tangan nya.

"Ampun Kanjeng" Anara mendengus kemudian menatap Zain lagi.

"Yaudah aku berangkat Mas suami... Oiya jangan kangen yahh"

"Pacar! aku juga dong pangil Mas pacar" protes givano, Namun anara tak peduli dan memilih mengeret pacar nya itu.

*******

Sesampainya di rumah sakit, Anara langsung mengiring givano masuk kedalam ruangan dokter Septian.

"Selamat siang dok" sapa Anara ramah, Givano berdecak kemudian mulai nyinyir.

"Gausah senyum juga kali"

"apasih!" ucap Anara ngotot. Givano mengeleng kemudian asal duduk tanpa membalas jabatan Tangan dokter septian. Anara menatap Dojter septian itu tak enak kemudian membalas uluran tangan nya.

"Maafin pasien bandel ini ya dok... Emm Dia sering absen chek up kan?" tanya Anara, sontak Givano tegang. Dan menatap sang dokter yang menatap nya sok.

"Pacar anda tidak pernah datang nona" Senyum di wajah Anara memudar, ia menatap givano tajam.

"Serius dok?" tanya Anara lagi. Dokter septian menganguk.

"Nona bisa tanya kepada pacar Anda sendiri"

"Gi! Kamu gak pernah dateng?!"

"Enga" jawab nya enteng. Anara menghembuskan nafas pelan, dada nya bergemuruh. Perasaan takut itu kembali.

"Kamu bohongin aku gi... "gumam Anara pelan. Ia lantas menatap Dokter.

"Dokter... Bisa langsung periksa saja?"

Dokter itu menganguk dan berjalan ke arah brankar di ikuti oleh givano. Sedangakn Anara? Cewe itu menunggu di tempat semula.

Ia mengigit bibir nya kuat menahan tangis. Rasa takut kehilangan Givano kembali menyeruak.

Di sisi lain dokter septian tengah memeriksa bagian hati pasien nya dengan teliti di bantu oleh seorang suster yang telaten menulis apa yang dokter septian bilang.

Setelah pemeriksaan givano mulai bersandar di kepala ranjang. "lo ngapa gak bilang gue dateng aja sih?!marah nih pacar gue nanti" protes givano tak terima.

Dokter septian menatap Givano intens. "Gue dokter giva... Jujur itu kewajiban gue. Udah ayo turun kita liat hasil pemeriksaan lo"

Givano berdecak kemudian berjalan menemui Anara, tetapi baru beberapa langkah Givano merasakan tekanan hebat di ulu hati nya.

"Lo gapapa?" tanya Dokter septian. Givano menatao dokter itu tajam.

"Inilah mangkaknya gue males kesini nih! Langsung sakit gue... Biasa nya juga engak!"

"Ck! Stop main-main giva"

Beberapa menit kemudian hasil laporan pemeriksaan Givano telah datang. Anara menelan slivar nya gugup sedangkan givano? Cowo itu terlihat santai-santai saja.

Raut wajah dokter septian berubah murung. Anara semakin takut di buat nya.

"Dok gimana hasil nya? Givano bakal baik-baik aja kan?"

Dokter septian diam dan menatap sayu givano yang tersenyum lebar.
















TBC!

GIVANO HUWEEEE....
eh banyak yang bilang "Givano jangan mati ya thor!"

Dear reders.. Dari dulu givano emng gak hidup dan gak nyata..

Tim GIVANARA mana suara ny?!

Yang belum folow wajib folow akun author yah!

LIVE IN BRANDAL SCHOOL(TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang