36. Benci

114K 10.1K 1.4K
                                    

"Perjuangan lo buat nasi goreng lebih berarti bagi gue... Gak peduli rasa atau bentuk yang pasti itu Sayang gue ke lo"

Ada yang bergetar tapi bukan handpone.

Anara membuang muka nya ke arah lain. Merasa aneh ketika Givano berkata begitu manis, jika dulu ia ingin muntah ketika givano mengoda nya tapi sekarang ia malah malu-malu kucing.

Givano yang menyadari jika Anara tengah dalam Masa baper pun tersenyum penuh arti.

"Cie ada yang Baper.. " goda givano sambil menarik-narik tangan Anara.


"Ha? Sapa-sapa? Sapa yang baper?" tanya Anara pura-pura tidak tau.

"lo lah! sapa lagi emang nya yang mau duduk lesehan bareng gue"

"Gue ga baper tuh!"

"Boong dosa sayang"

"Fitnah kejam sayang"

"Cie sayang"

"Cie Ge-er"

"Ge-er tanda pede"

"Kalo kepedean nama nya bego!"

"Sayang ngalah dong"

"Gabisa!"

"Bisa in lah"

"gak lah!"

"Cium nih"

"Sini kalo berani"

Merasa mendapat lampu hijau, givano langsung mengambil ancang-ancang mendekat namun––

"ANARA!" Givano mengeram tak tertahan kan, sedangkan Anara menoleh menatap Zain yang berjalan bersama ooh bergandengan tangan dengan Lyra.

Anara tersenyum penuh arti lalu mengecup pipi givano sekejab kemudian berjalan mendekati Zain yang menatap nya tajam, namun Anara tak peduli ia fokuskan tatapan nya kepada Lyra.

"Hai! Lo lyra kan? Masih kenal gue lah, Anara... Inget kan? Ga mungkin dong ingatan lo cuma datang di saat yang tidak tepat hahaha" sapa Anara dengan nada ramah, tangan nya berusah memutus gengaman tangan Lyra dan Zain.

"Uh... Iya aku kenal kok. Em makasih buat kemaren" ucap Lyra tak enak sedangkan Anara, cewe itu tersenyum mengejek.

Sok baik!

"Gapapa dong! Sesama cewe itu harus tolong-menolong kan.. Bukan tikung-menikung"

Jleb

Ucapan Anara sukses membuat Givano dan Zain menatap nya terkejut. Sedangkan Lyra, cewe itu menatap Anara bingung.

"Anara.. " peringat Zain. Anara tersenyum dan menatap suami nya dengan senyuman lebar.

"Itu givano! Sesuai janji seorang Aldebaran lo bisa Minta Maaf sama dia kan?" pinta Anara. Zain terdiam sambil menatap Anara geram.

"Givano sini!!!" pangil Anara, givano langsung bangkit dan beridir di samping Anara.

"Kenapa yang?" tanya Givano melembut namun tidak untuk Zain yang ingin membogem nya dan Lyra yang terganga tak percaya.

"Zain mau minta maaf sama lo karena bela-bela in cewe gak guna 3 tahun yang lalu!" Sindir Anara. Lyra berusaha menenangkan dirinya jika yang di maksud anara bukan lah dirinya.

"Anara... " gumam Zain pelan berusaha memperingati.

"Kenapa Zain? Ga bisa nepatin janji? Yaudah begitupun gue.. Yahh gimana ya gue lebih suka nyakitin orang terang-terangan kayak gini"

Brukk

"Akh... " Ringis Lyra ketika Anara mendorong tubuh kurus itu membentur dinding yang lumayan keras.

"ANARA!" teriak Zain murka, Anara diam dan menatap Zain dengan tatapan benci.

"Cewe kayak dia gak akan punya temen!!! Cewe murahan dan sok baik! Inget Lyra! lo Miskin ayah lo itu Buronan polisi!!! Gue Muak liat muka lo! Gak bisa dapetin Givano lo embat suami gue juga?! Gatau malu dasar jala––"

Plak

Pipi kanan Anara memanas saat sebuah tangan kekar itu menampar wajah nya. Givano geram, cowo itu langsung menunjukan sisi brandal nya dengan memukul Zain membabi buta sehingga lorong kelas yang sepi mulai ramai.

Air mata Anara menetes berusaha memendam sesuatu di hati nya, ia menatap dua sejoli itu yang tengah berkelahi dan Lyra yang berusaha memisahkan nya.

Zain menampar nya?

Itu tindakan Kdrt kan?

Bagiamana jika cerai saja?

Mama dan papa bahkan tidak pernah memukul nya...

Tapi cowo itu...

Berani sekali dia...

Tak lama kemudian para guru langsung datang dan berusaha menghentikan perkelahian itu. Namun gagal Seorang givano dan Zain tidak bisa di pisahkan.

Sehingga Anara mulai melangkah maju dan menarik tangan givano sambil terisak.

"Givano.... Sakith... "

Givano menghentikan aksi nya memukul Zain, ia memindahkan tatapan nya ke gadis nya yang menatap nya sendu. Givano paling tidak bisa di begini kan.

Ia mulai merengkuh tubuh Anara sehingga keadaan mulai sedikit membaik, para guru segera membantu Zain berdiri. Dan kepala sekolah yang melihat kejadian itu mulai menatap interaksi Anara dan Givano.

Ia mulai bertanya kepada salah satu murid di samping nya. "Siapa nama siswi yang di peluk givano?"

"Ooo dia Anara pak... Anak kelas 12 ipa 1"

Kepala sekolah itu menganguk-ngangukan kepala nya. Ia tersenyum penuh arti.

Akhirnya anak brandal itu ada pawang nya juga.














TBC:)



LIVE IN BRANDAL SCHOOL(TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang