"rumus buat anak gue paling jago... Gimana nar mau gue ajarin gak?"
Setan! Givano setan!
"otak lo isi nya adegan dewasa semua apa?!" hardik anara.
"mungkin sih, luka lo udah sembuh?" tanya givano, sembali melirik lutut anara yang masih berdarah.
" nanti gue obatin di rumah aja. Sekarang anter gue pulang. besok kita sambung lagi belajar nya di sekolah"
"buru-buru amat nar"
"zain nunguin gue vano, gak enak sama mama nya"
"lah emang apa urusan nya sama nyokap tu osis?"
"orang tua gue udah engak ada, gue tangung jawab keluarga zain. Gue takut tante ayunda khawatir udah ah ayok vano!"
"soory nar" ucap givano tak enak dan anara tangapi dengan senyum kecil. Anara segera memakai kembali sepatu nya kemudian melangkah pergi di barengi oleh givano di samping nya.
Saat masuk kedalam mobil givano dengan sengaja melempar jaket hitam milik nya ke wajah anara.
"pakek! Dada lo tercetak tar gue khilaf terus bikin bocah"
Anara melotot dan melayangkan pukulan keras di lengan kekar cowo itu.
"heh brandal! Bisa gak sih ngomong itu di edit dlu!"
"terkadang natural itu lebih baik"
"yeuuu! Sok bijak!"
"hahaha! Diem lah gue mau nyetir gak jadi-jadi kan"
Setelah itu hanya ada keheningan yang tercipta antara anara dan givano. Walaupun terkdang cowo itu suka sekali mencuri pandang ke arah anara.
"nar lo manis ya..." goda givano.
"belok kiri vano!" intrupsi anara.
"nar lo manis ya..." goda givano lagi tangan nya mulai menarik dagu anara agar menatap nya.
"ck! Gombal lo basi sumpah!" anara segera menepis tangan givano dan menatap ke arah lain.
Tiba-tiba hp anara berdering, ia segera melihat dan ternyata
Hanya alarm
"whahahahahaha!!!!!" tawa givano pecah melihat raut wajah berharap anara.
"Diem lo! Eehh berhentiii kelewatan bego!!! Rumah gue yang itu!!" maki anara bahkan tangan nya sudah memukul keras lengan kekar givano.
"sakit nar! Ini KDRT nama nya! Lo sama suami jangan kasar-kasar ngapa!"
"ngarep banget lo nikah sama gue"
"gue suka sama badan lo doang btw" anara mendesis jijik, kemudian membuka pintu mobil cowo itu kasar. Anara sedikit meringis karena lutut nya semakin mengeluarkan banyak darah.
"ughhh...."
"BUSET NAR JANGAN DESAH!"
"PALA LO DESAH! GUE KESAKITAN BEGO!"
"Ooo... Beneran gak mau gue obatin? Gue kalo ngobatin cewe pakek perasaan loh" bangga givano.
"gak minat! Udah pulang sana!" usir anara.
"eh nar sini bentar!" ujar givano serius, sontak kepala anara menyelinap sedikit masuk ke dalam kaca mobil givano yang terbuka.
"apaa---"
Cup
Givano mencium tepat di bibir anara cepat kemudian mendorong kepala anara menjauh, cowo itu segera menacapkan gas sebelum anara mulai meledak.
"GIVANOO!!!!" teriak anara namun sayang, mobil cowo itu sudah melesat jauh meningalkan anara yang meledak murka. Namun ekspresi nya langsung bergantikan terkejut plus takut saat melihat zain berdiri di atas balkon rumah nya.
Zain? Sejak kapan tu cowo berdiri cakep disitu? Apa tadi dia liat? Huwaaaaa!!!!
Anara menelan ludah nya susah payah saat melihat tatapan tajam menghunus milik zain tepat kepada dirinya. Anara segera berbalik dan berusaha membuka pintu pagar namun sial nya tidak terbuka.
"we anjing kok gak kebuka!!!" panik anara, mata nya terus saja melirik zain yang sudah menghilang di balkon kamar nya itu.
Zain kemana??? Ah bodo. Ni pager juga ngajak gelut dari tadi gak mau ngalah sama gue!
"ngalah ngapa pager! Suami gue bakal ngamuk setan! Gue kapak tau rasa lu!" omel anara panjang lebar.
Greb
Dalam satu tarikan tubuh anara sudah melayang di udara. Seseorang mengendong nya dan membawa nya menjauh dari perkarangan rumah nya.
Tunggu! Tunggu! Zain gendong gue!!!!
"zain turunin" cicir anara, sunguh ia merasa takut saat merasakan degup jantung cowo itu berdetak lebih cepat dan rahang nya yang mengeras.
Habis lo anara!
Zain cemburu kah?
TBC:)
VOTECOMMENT YA:)
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE IN BRANDAL SCHOOL(TERBIT)
UmorismoTersedia lengkap di novel dan aplikasi Dream "ANARA!!!BIBIR LO ENAK! DAN ITU PUNYA GUE!" "DI MIMPI LO!" "Di mimpi gue beda lagi, lo jadi istri gue" "ck, hormatiin gue sebagai guru lo givano! " "gue bakal hormatin lo jadi istri gue!" ***** Anara la...