41. Gi..tolong!!!

117K 8.8K 1K
                                    

"Gue maafin tapi... Gue gak bisa sama lo lagi!"

Deg

Mata indah milik Zain berkaca-kaca, gemuruh angin yang menyapu rambut cowo itu seakan tau sakit nya hati cowo itu. Sedikit alay mungkin, namun cowo juga punya hati.

"Nar.... " pangil nya pelan, Anara membuang muka ke arah lain.

"Gue nanti bilang Mama sama papa lo kalau...." ada jeda sebentar, Anara meneguk kasar slivar nya. "Kita gak cocok"

Bagai tersambar petir Zain tidak bisa menerima tiap bait kata yang Anara ucapkan. Zain menunduk dalam tangan nya berusaha mengengam talapak tangan dingin milik Anara.

"Kasih gue satu kesempatan sayang..."

"Gu–gue belum siap pisah sama lo plish... "

Anara mengeleng lemah. " gue tau... Lo cinta sama Lyra. Gue lepasin lo Zain... Gue Rela'in lo... "

"gak sayang gue mohon jangan Anara"

"Anara pliss... Hubungan kita belum Ada satu bulan dan lo mau kita pisah? Gue mohon kasih gue satu kesempatan buat perbaikin semua nya" mohon Zain pada Anara yang sedang menahan tangis. Cewe itu menatap nyalang Zain seakan menyalurkan betapa sakit dirinya kepada cowo itu.

"Pernah mikir ga sih lo? Kalo cuma gue yang berjuang?! Nunggu dari Sd itu lama Zain! Lo gak pernah kasih secuil pun perasaan lo ke gue!!! Lo selalu bilang gue ini hama yang harus di basmi!!! Sekarang ketika hama ini mau pergi.. Lo ngehalang gue?! Maksud lo apa hah?! Mau lo apa bangsat?!"

"MAU LO APA?! GUE CAPEK!! GUE CAPEK NGEJER LO!!! HARUS NYA LO SADAR KUADRAT CEWE ITU DI KEJAR BUKAN MENGEJAR!!!"

"Gue benci! Gue benci lo brengsek!!!" teriak Anara frustasi, tangan kecil cewe itu memukul-pukul dada bidang milik Zain. Tangis nya pecah ia lelah rasa sakit hati nya sudah menyambar kuat.

Zain membiarkan Anara memukul diriya sampai cewe itu lelah. Ia memejamkan mata nya meresapi pukulan Anara yang lumayan terasa.

Hingga cewe yang masih bersatus istrinya itu mulai lelah dan menyandarkan dahi nya ke dada bidang Zain.

"Maaf sayang... " bisik Zain, kedua tangan cowo itu terulur untuk menarik anara kedalam pelukan nya.

Anara hanya diam sambil merendam isakan nya. Ia tidak tahu kalau seseorang memperhatikan mereka dengan tatapan sinis bercampur sedih.

Givano!

Cowo yang bersembunyi di balik tembok itu pun mulai berbalik, namun na'as kaki nya menginjak sebuah botol mineral hingga menimbulkan suara agak nyaring.

Sontak Anara melepas paksa pelukan Zain dan segera berbalik, menemukan givano yang terhenti dan menatap nya sekejap. Namun, pandangan cowo itu membuat Anara resah.

Dia... Kesakitan...

"GIVANO!!!" teriak Anara kencang, tetapi givano malah berbalik pergi meningalkan nya. Anara mengeleng pelan,kemudian hendak menyusul cowo itu.

"Anara... " pangil Zain, Anara menghentikan lankah nya dan menatap Zain sebentar.

"Gue ada urusan! Lo pulang duluan aja... Bilang sama Mama, papa kita mau pisah" gumam Anara kemudian berlari mengejar Givano.

LIVE IN BRANDAL SCHOOL(TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang