24. Givano blushing

137K 9.9K 676
                                    

"baperan amat sih lo jadi cowo! "

"karena gue udah pakek hati sama lo"

Anara terdiam dikala tatapan penuh imtimidasi dari givano seakan membuat nyali nya menciut.

"kenapa gak jawab?"tantang givano, pikiran anara kosong. Seakan terhipnotis dengan mata hitam milik givano.

"pada kenyataan nya lo juga cinta sama gue, Anara latisya putri. Rasa cinta lo sama zain itu hanya sekedar posesif.... Istri kecil" ucap givano pelan namun setiap perkataan nya seakan berpengaruh pada pusat hati dan juga otak anara.

"lo santet gue yak?!" reflek anara tak tahan, ia segera mendorong tubuh givano yang mendekat mengunakan telunjuk nya.

Fiks! Anara bego!

"Pala lo! Gue serius saiton! "kesal givano.

"kasar banget sih lo"

"kasar gue atau kasar zain? "

Zain sih

"lo lah zain kan manis"

"manis apaan! Muka datar kek tembok di bangain! "

"lah lo kok nyolot! "

"SAPA YANG NYOLOT?! "

"LAH LO KOK NGEGAS"

"TAU LAH ANJG?!!!"

"suami kecil gak boleh kasar sama istri kecil..." goda anara, entah mata anara yang belekan atau mines 1000° tapi ia dengan jelas melihat kalau pipi dan telingga givano memerah.

"WHAHAHAHA BLUSHING!!! APAAN DAH LO! BAPER HAHAHAHAHAH!!" tawa anara meledak sehingga membuat senyum givano luntur bergantikan malu, ia bahkan memegangi kedua pipi nya.

Anjay sejak kapan gue blushing?!

"KALIAN BERDUA JANGAN PACARAN TERUS!! MASUK KELAS SANA!! "

Oke fiks, suara berat milik pak bima membuat anara dan givano terbirit berlari memasuki kelas.

Setelah sampai di lorong kelas, Anara dan givano mulai memperlambat lari nya. Satu ide jail terbesit di benak anara untuk mengerjai givano.

"Cie...ada yang blushing ahay.... "

"Ahay.... Ahay... Givanoo.... Kiw.. Kiw.. "

"uhuyy... Ciahh... Pipi memeraahhhh... Telingaa memeraaaaahhhh... Degub jantung kuuuuuuu-menangissssss membayangkan betapa cintanya dirimu atas dirikuuu"

Ok fiks anara gila!

"diem suara lo jelek!" anara mencebik kesal namun berbagai ide bar-bar masih ada di dalam otak nya.

"eh givano... " ujar anara mendadak, sontak givano menghentikan langkah nya dan menatap anara heran.

"kena----"

Ucapan givano terhenti, ia terlihat begitu syok saat anara mengalungkan dasi kelehernya kemudian menarik dasi itu, sehingga wajah kedua nya sangat dekat.

Anara tersenyun jahil, ia memiringkan kepala nya seperti hendak mencium givano. Perlahan--perlahan sampai givano menutup mata nya. Anara menginjak kaki givano dengan sekuat tenanga kemudian kabur.

"Akh sakit anj*ng!"ringis givano ia menatap anara marah. Beda dengan anara yang tertawa sembari berlari.

"whahahaha rasain!!! "

"AWAS LO ANARA GUE BALES ENTAR!!! " Anara semakin terbahak, ia sampai memegangi perut nya.

"GAK TAKUT WLEEE!!! GU----

BRAK!!!

KEDEBUGH!!!

GREBBB!!!

"WHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAAHHAHAHAHAHAHHA"

Tawa givano pecah melihat anara yang menabrak dada bidang zain serta hampir jatuh ke lantai jika saja zain tidak menangkap pingang ramping anara.

Zain dengan muka datar nya melirik tajam givano seakan memberi syarat agar givano masuk ke kelas nya. Givano menghentikan tawa nya dan mendekati sejoli yang terlihat seperti berpelukan.

"istri kec-----"

"Istri gue! " potong zain cepat, givano memutar bola mata nya malas kemudian melirik anara yang malah terlihat nyaman di peluk zain.

Buset gue cemburu!

"istr----"

"Istri gue!!! " potong zain lagi.

"Iya iya istri lo puas!!! Makan noh makan sekalian telenn!!" degus givano, ingin rasa nya givano meninju-ninju muka datar tak bereksperesi si zain.

"iya geh! Pergi sana lo vano, gue kan masih bulan madu sama mas suami"sahut anara, cewe itu semakin mengeratkan pelukan nya ke zain sembari mendusel-dusel ke dada bidang cowo itu.

Entah kena angin apa, givano mulai panas ia segera menarik tangan anara sehingga pelukan hangat itu terlepas.

"GIVANO!!!"keluh kesal anara.

"ada bu nani tuh" tunjuk givano ke arah belakang pungung zain. Sontak zain gelagapan dan melanjutkan langkah nya menuju gerbang sekolah tanpa menoleh kepada anara yang memberengut sebal.

"Mas suami!!! "pangil anara namun tak di hiraukan zain.

Miris sekalih!!!

"HEI KALIAN BERDUA!!! KENAPA GAK MASUK KELAS?! KALIAN BOLOS?! " hardik bu nani. Anara mulai panik ia berusaha melepaskan tangan givano namun sia-sia.

"mana ada bu, si anara mau ngajarin saya fisika" ucap givano kelewat santai.

"benar itu anara? " selidik bu nani, anara mulai gelagapan namun selanjutnya menganguk karena tak ada pilihan lain.

Nanti gue di tuduh pacaran lagi sama brandal! Ogah ogah

"iya bu"

"Benerkan bu? Ibu sih seuzon terus sama saya" sahut givano.

"Halah kamu... " perkataan bu nani tergantung, ia tersenyum kecil melihat dasi yang terpasang di leher givano.

"Nah gitu dong! Pakek dasi, jadi ibu gak usah jerit-jerit lagi. Tuh, tingal baju nya di pasukin pakek ikat pingang jagan pakek tali sepatu. Kamu tu beduit tapi pelit. Anara jangan mau sama givano dia pelit masa ikat pingang pakek tali sepatu" Cerocos bu nani.

"Elah ibu jangan gitu dong bu! Ancur ni harga diri depan calon masdep" protes givano dengan nada dramatis.

"Halah sudah, anara sambung belajar nya di perpustakaan nanti ibu izinkan sama guru mapel sekalian suruh beli ikat pingang si givano itu, gak elit amat pakek tali sepatu. Mana sepatu kayak tukang ojek! Haduh bisa gila ibu! "keluh bu nani sembari berjalan layak nya wanita yang di dua kan.

Azek!

Setelah kepergian bu nani, anara mulai melaser cara berpakaian givano. Dan benar saja rambut basah yang acak-acakan,kerah baju yang menjulang, baju sekolah yang di keluarkan dan lagi sejak kapan ada tali sepatu yang menjutai di sisi tubuh givano belum lagi celana sekolah yang ia sobek-sobek di bagian dengkul nya.

Gila!!!

Dan apa ini sepatu tanpa tali dan berwarna biru tua. Gak pakek kaos kaki lagi. Anara mulai tertawa cantik melihat aksi givano.

"hahahah gimana gue mau jadi pacar lo kalo penampilan lo aja bukan tipe gue... "














TBC:)

ahay... Mas suamiiiii!!!!
Ini part sudah khusus anara sama givano jadi gimana?!

Vote comment jangan lupa

LIVE IN BRANDAL SCHOOL(TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang