chapter 26

44 3 0
                                    

Suasana Cafe milik Bian selalu ramai seperti biasanya. Kali ini cafe tersebut memberikan fasilitas alat DJ dan gitar akustik. Beberapa remaja sering melamar pekerjaan itu. Karna Bianca berada di korea, Tentu saja itu semua di handle oleh Bryan di samping Bryan sibuk dengan tugas kuliah. Bryan bagaikan Bianca kedua karna dia sibuk dengan banyak pekerjaan hingga lupa rumah.

"Lu sudah nemuin bahan buat PKM belum?" Tanya Lonnia kepada Kaelyn.

Yap, kekeluargaan mereka Masih rukun meski sesekali bertengkar.

"Udah sih tapi pas mau ngetik latar belakang mendadak not responding otak gue" jawab Kaelyn.

Seperti biasanya geng Bianca semuanya berkumpul di markas yang sekarang menjadi cafe. Tapi mereka semua berada di rooftop dengan sibuk mengerjakan tugas kampus bersama.

Bryan baru saja naik dengan minuman kaleng di tangannya.
"Siboss udah kayak anak presiden aja lo sibuknya" ujar Syahdan yang malam ini ikut berkumpul juga. Syahdan berbicara seperti itu karna dia sendiri sebelas dua belas seperti Bryan.

"Cari duit buat ngelamar pacar bang" jawab Bryan ngasal sambil duduk di samping Darrel yang fokus dengan laptop nya.

"Emang udah punya pacar lu?" Tanya Theo yang padahal sudah jelas tahu jawabannya.

"Pacar apaan, di suruh Tante Aisyah beli kecap manis dapetnya kecap asin" sahut Darrel.

"Lah itu masih mending, kalian tau nggak. Gue pergi ke warung di suruh emak gue  beli gula, yang jual malah tanya gula itu apa"  ujar Nando yang mendengar percakapan teman-teman nya.

"Lah emang lu bilangnya gimana pas beli? Kok ibu nya sampe gatau?" Tanya Kaelyn menjeda tugasnya.

"Gue bilang nya gini Bu beli glukosa eh ibunya jawab glukosa itu apa ya mas? Yaudah gue pulang aja gajadi beli sampe rumah di marahin emak dong" jawab Nando.

"Yeeeee itu yang bego elu setan mana tau ibu nya kalo glukosa itu gula kentank!!" Gemes Bryan ingin mencubit ginjal Nando.

Nggak dapat hadiah cibiran dari Bryan saja teman-temannya yang lain juga mencibir kegobloqan Nando.

"Terus pernah di suruh bokap gue beli air galon kan tuh, gue pergi ke warung depan padahal udah jelas air galonnya masih banyak eh sama yang jual di bilang udah habis" Nando sedang terkontaminasi dengan otak gesreknya.

"Trus Lo bilangnya gimana?" Tanya Lonnia yang penasaran tapi siap-siap dengan Stipo yang akan melayang ke kepala Nando. Meski Nando gesrek teman-temannya yang lain tetap mendengarkan apa yang akan di katakan oleh Nando dengan ekspresi yang serius.

"Gue ke warungnya , sambil bawa galon kosong terus bilang pak beli H2O bapaknya bego dong jawabnya maaf udah habis mas terus aku jawab lah itu aer banyak-banyak ga di jual mau buat kolam lele pak? Eh malah di lempari galon dong gue" Nando dengan kearifan receh nya.

Tentu saja semua peluru yang ada di tanya teman-teman nya langsung melayang menuju kepala Nando. Nando beranjak pergi dari duduk nya daripada badannya sakit semua.

Bryan sekilas terdiam memandangi teman-temannya yang tertawa dengan lelucon-lelucon receh.

Bryan membayangkan jika saja mereka berdua masih baik-baik saja tanpa kenangan tragis, pasti Bianca dan Ifan ikut berkumpul malam ini juga.

Bryan membuka smartphone nya dan membuka pesan dari Bianca. Bianca sudah menelfon nya sampai 23 kali. Bryan juga membaca pesan terakhir darinya.

Bryan mencoba menghubungi kembali di sela-sela teman-temannya yang sibuk dengan tugas dan bercanda.

(2)NEXT DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang