chapter 20

79 4 0
                                    

Selesai dengan membuat lagu Bianca dan Taeyong keesokan harinya beranjak pergi dari pantai.

Bianca bersama Taeyong mampir pulang ke rumah Mr Ben untuk berpamitan dan mencicipi masakan dari Aisyah karna Bianca ingin menepati janjinya.

Mereka berlima makan bersama-sama, Mr Ben lebih memilih untuk diam dari pada membuat kerusuhan lagi dengan anaknya.

"Kamu sepertinya mudah akrab dengan orang ya" ujar Aisyah menggunakan bahasa Hangul.

"Woah, Tante bisa bahasa Hangul juga. Iyaaa, saya cukup mudah untuk akrab dengan orang lain" jawab Taeyong.

Bianca yang sedang mencari bahan pembicaraan agar situasi dirinya dengan papanya membaik. Karna di rasa benar-benar buntu Bianca berbicara dengan Mr Ben.

"Papa bantu Bianca kirim alat DJ Bian ke Seoul. " Ujar Bianca.

Mendadak hati Mr Ben menjadi lega.
"Baiklah , apakah ada yang lain?  Papa sendiri yang akan membawanya kesana" ujar Mr Ben.

"Itu aja, Bianca ingin buat lagu lagi nanti di sana, Alat Bian yang di sana tidak ada spesifikasi yang Bian cari" ujar Bianca.

"Woah, sepertinya kamu hafal macam-macam alatnya ya." Sahut Taeyong.

"Jika kalian sudah selesai makan Darrel sama yang lain ikut anterin lu ke bandara gue capek, ga mau ambil resiko pas nyetir" ujar Bryan.

"Bisa capek juga lu, kunci motor balapan masih ada kagak?" Upsie Bianca keceplosan.

Bryan benar-benar tidak pernah berbicara ke kedua orang tua nya kalau dia pernah ikut balapan.

"Balapan liar? " Tanya Mr Ben.

"Di PS paaa" jawab Bianca sedikit berbohong untuk mengurangi raut wajah Bryan yang kecut.

Tidak lama menunggu. Darrel dkk datang untuk mengantarkan Bianca dan Taeyong ke bandara.

Bianca dan Taeyong sudah rapi karna saat mereka tiba di rumah mereka berdua langsung mandi dan membersihkan diri masing-masing.

Dan di kamar mandi masing-masing. Mereka kembali ke Korea dengan Taeyong dan kopernya yang ia bawah saat ke Indonesia sedangkan Bianca. Hanya dengan ransel isi mi goreng dkk di dalamnya.  Mi goreng memang tidak bisa jauh-jauh dari lidahnya.

Dengan obrolan ringan mereka berangkat ke bandara. Bianca juga memberikan Taeyong iPhone keluaran terbaru untuk mengganti smartphone yang ia buang di jalan.

Bianca juga memakai iPhone yang sama sekarang.

"Really? " Tanya Taeyong yang tidak percaya.

"Jika kamu tidak mau berikan saja ke aku" ujar Theo yang selalu merese.

Taeyong bergegas mengambil SIM card nya di dalam dompet nya.

"Yaa , bisakah aku meminta internet mu, aku akan menghubungi managerku" ujar Taeyong.

"Aku sudah menghubungi dan mereka akan menjemput mu di bandara" ujar Bryan.  Yap seperti yang ada di dalam benak Bianca sebelumnya saat mereka berangkat ke Indonesia. Bianca sudah menduga Bryan akan melakukan segalanya. Untuk terakhir kalinya.

Hingga mereka tiba di Bandara Bianca dan Taeyong memegang tiket di tangannya masing-masing.

"Ya, mari kita semua berfoto bersama , aku ingin menyimpan sebagai kenangan" ujar Taeyong menggunakan bahasa Inggris.
Yang di setujui oleh semua.

Nando dengan begonya meminta tolong kepada orang di depannya untuk mengirimkan mereka semua. Padahal orang itu tidak faham dengan bahasa Nando karna sepertinya dia juga berasal dari Korea.

(2)NEXT DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang