chapter 38

27 3 0
                                    

Taeyong mendekati Bianca di depan teman dan kedus orang tua Bianca. Semua orang menjadi diam termasuk Yoongi yang tidak bisa berbuat apa-apa selain menonton. Taeyong meraba sesuatu dari dalam saku jaket yang dia pakai. Taeyong mengajak Bianca berdiri di hadapan semua orang.

"Aku mengenalmu saat kita bertemu di sekolahan dalam sebuah event, aku tidak tahu kenapa aku tertarik padamu waktu itu. Tapi semakin aku mengenalmu semakin aku penasaran dengan dirimu, hari ini sebagai kado kelulusanmu. Aku ingin memperjelas hubungan kita ke jenjang lebih serius" ujar Taeyong sembari berlutut di depan Bianca dengan menyodorkan kotak kecil berisi cincin yang di masukan ke kalung.

Karena sebelumnya Taeyong bisa menebak jiga Bianca tidak terlalu suka memakai perhiasan tangan atau sejenisnya. Dan dia pernah melihat Bianca sekali memakai kalung. Jadi Tayeong memutuskan untuk memberikan cincin ikatannya dalam bentuk kalung.

Semua orang di dalam ruangan yang melihat aksi Taeyong specless dan tidak menduga Taeyong akan melakukan itu.

"Abhoeji eomeoni, hari ini aku ingin melamar Bianca" Izin Taeyong kepada kedua orang tua Bianca.

"Aku terserah jawaban Bianca, tapi bukankah kalian terlalu mudah untuk melakukan ini?" Tanya Mr Ben.

Bianca yang hanya diam sedari tadi. Akhirnya membuka suara dengan mengambil kalung itu dan memakainya sendiri.

"gwenchana, kita bisa membahas pernikahan jika sudah siap suatu hari nanti setelah aku puas menikmati masa mudaku. Aku, menerima lamaran dari Taeyong"

Bianca duduk kembali serta mengajak Taeyong agar duduk juga.

"Tapi apakah kalian sudah berpacaran? Bagaimana bisa secepat ini?" Tanya Bryan yang sedikit tidak Terima saat adik perempuannya tidak lama akan menjadi milik orang lain.

"Setelah pulang dari Indonesia tidak lama kami sudah berpacaran" jawab Taeyong.

"Jadi kita kesini di undang datang karena lamaran nih?" Tanya Darrel.

"Mau ampaunya dong qaqa" sabut Theo.

"Aku berharap Taeyong bisa menjaga Bianca dengan baik. Di antara kita berempat hanya pertemuan dengan Bianca saja yang singkat sejak dia masih kecil, aku harap kamu bisa menjaga Bianca dengan baik" Aisyah menasehati Karena sejujurnya dia tidak ingin melepaskan Bianca dan masih ingin merawat dan memanjakannya. Tetapi sejak pulang ke rumah Bryan waktu itu Bianca sudah ingin sekali lepas dari perhatian yang di berikan oleh keluarga nya.

"Tentu saja, aku akan merawat dan menjaga Bianca dengan baik.  Aku berjanji akan selalu membuat Bianca bahagia" jawab Taeyong tanpa hambatan.

"Tapi aku sudah dewasa sekarang apakah aku boleh meminum Soju itu?" Tanya Bianca yang dari tadi sudah penasaran dengan rasa Soju yang di minum oleh semua orang.

"Balik ke Indo sekarang kalo lu minum" ujar Bryan rasa posesif nya kembali hidup.

"Apaan si lu emang lu siape? Orang tiap hari ga pernah ketemu eh sekarang ngelarang-ngelarang" cibir Bianca.

"Adeek, ga boleh" Bunda Aish melarang juga.

"Iyaa iyaaa engga" jawabnya dengan cemberut.

"Aku akan membelikan susu coklat nanti" ujar Taeyong yang faham dengan yang sedang di inginkan Bianca meski tidak tahu apa arti dari kalimat yang di ucapkan olehnya.

"Aku tidak mauuu, kenapa aku harus meminum susu terus?" Tanya Bianca.

"Yaaa, bukankah kamu ingin tumbuh ke atas? Bukan kesamping?" Jawab Barra.

"Kenapa Bang Barra hari ini nyebelin banget?" Tanya Bianca.

"Sepertinya Bryan-sshi yang mengajari-nya" sambung Taeyong.

(2)NEXT DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang