chapter 42

14 1 0
                                    

Yoora dan Yoona sedang bersama untuk mengerjakan tugas. Karena mereka berada di kampus yang sama dengan prodi yang berbeda.

Saat ini mereka berada di sebuah tempat di khususkan untuk belajar dan beristirahat. Yoona dan Yoora sedang beristirahat setelah mengerjakan setengah tugasnya sembari melihat berita-berita yang baru saja muncul di inet.

"Ya, Rachel udah balik" ujar Yoona yang melihat berita mantan kekasih Taeyong yang tu kembali aktif di dunia entertainment lagi.

"Apakah Bianca sudah tahu tentang dia?" Tanya Yoora.

"Aku rasa dia akan mengetahui sendiri karena Rachel mendatangi Taeyong saat mereka berdua latihan bersama"

"Waaahhh berita menyebar begitu cepat. Jika aku ketemu perempuan itu ingin sekali ku cubit kedua putingnya" gemas Yoora yang muak dengan permainan hidup Rachel.

"Apakah Bianca akan baik-baik saja? Kita menjadi susah mendapatkan kabar tentang dia. Aku tidak yakin dia sedang baik-baik saja" ujar Yoona.

"Kau tahu kita juga tidak bisa datang seenaknya bertemu dengan Bianca. Dia sekarang seorang bintang wartawan pasti akan mencatat nama kita"

"Bianca sendiri jarang sekali membuka chat kecuali jika kita menelfonnya berkali-kali" gemas Yoona.

"Bryan sudah bilang di grup itu memang sudah kebiasaan Bianca sejak dulu"

"Yaa, apakah kamu tidak perduli lagi dengan Bian? Dia telah membantu mu banyak hal"

"Aku tahu, hanya saja aku tidak bisa sabar melihat sifat Bianca yang tidak memberi kabar temannya sendiri sama sekali"

Obrolan demi obrolan terus berlanjut dan hanya tentang memikirkan Bianca yang tidak mengabari mereka berdua. Suasana kota Seoul sibuk di siang hari semua orang berlalu lalang di jalanan untuk mencari makan siang pada jam istirahat.

Di dalam apartemen tempat Bianca dan Taeyong berada sekarang. Mereka berdua justru tertidur di dalam satu ranjang. Taeyong memeluk Bianca seolah dia adalah sebuah guling untuk nya. Sedangkan Bianca yang sudah tidur sekitar dua jam dengan handuk dingin di kepalanya terbangun karen tangan dan kaki Taeyong yang berat.

Bian memindahkan tangan dan kaki Taeyong dari atas tubuhnya dan beranjak bangun.

"Mau kemana?" Tanya Taeyong dengan mata yang masih tertutup.

Bianca hanya diam dan memandangi Taeyong yang masih menutup mata nya. Melepaskan handuknya dan membuka lipatannya lalu menutupi muka Taeyong dengan handuk yang masih terasa basah itu.

"Kamu berat" ujar Bianca dengan bahasa Hangul.

"Yaa, bahkan kamu saja bisa melempar ku kebelakang tadi di mobil" Taeyong bangun membuang handuk di mukanya lalu kembali memeluk Bianca dengan duduk.

"Tidur sana"

"Aku tidak tidur dari tadi, kenapa kamu menyuruhku tidur?"

"Kenapa kamu membawaku kemari?" Tanya Bianca membalikkan badannya menghadap tepat di depan wajah Taeyong. Bian masih lebih pendek dari Taeyong. Karena melihat Bian yang sudah ceria kembali Taeyong memeriksa suhu tubuh Bianca dengan menempelkan tangannya di kening Bianca.

"Yaaa, jawab aku" ujar Bianca dengan membuah tangan Taeyong dari wajahnya.

"Lalu kemana aku harus membawamu kembali?"

Tatapan mereka bertemu. Keduanya menatap dengan sangat dalam seolah berteriak jika mereka saling menyukai.
Di sela-sela suasana sejuk di pandang itu seseorang mengetuk pintu apartemen Taeyong. Tadi Taeyong memang sempat memberi kabar Barra jika dia membawa Bianca pulang ke apartemennya.

(2)NEXT DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang