chapter 39

29 2 0
                                    

Sepulang dari Makan-makan Mereka semua pulang. Kali ini teman-teman Bryan sengaja datang untuk menemui Bianca tetapi mereka tidak menumpang di rumah Bianca dan Barra lagi. Mereka memilih untuk menyewa penginapan, lebih tepatnya Mereka menginap di hotel untuk beberapa hari.

Beralih ke Taeyong sekilas, Taeyong kembali ke dhormnya Karena di sana lebih rame dari pada kembali pulang ke apartemennya sendiri. Tapi hanya untuk singgah sejenak untuk mengambil hoddienya yang ketinggalan di dalam dhorm. Tidak ada siapa-siapa di dhorm karena semua member grupnya memang pulang ke apartemennya sendiri-sendiri.

Dan kebetulan saja Taeyong menggunakan mobil jadi singgah sebentar. Selesai dengan hoddienya Taeyong juga kembali pulang seperti yang lain.

Sedangkan Bianca sendiri memilih untuk pulang bersama kedua orang tuanya. Sesampainya di rumah hanya ada obrolan kecil dengan di temani buah-buahan segar.

"Adek udah mutusin mau kemana?" Tanya Mr Ben kali ini membiarkan putrinya memilih jalan hidupnya sendiri.

"Bian gamau kuliah pa" jawab Barra.

"Terus Ade mau kemana?" Tanya Bunda Aish.

"Bian udah pinter nyari uang ga perlu buang-buang uang lagi" jawabnya dengan pedenya.

"Yakin?" Tanya Mr Ben.

"Yakin, ada yang ingin Bianca pelajari dan ingin Bian dalami. Tapi dengan cara Bian sendiri"

Shock mereka bertiga mendengarnya seolah mendengar jika Bian sudah menyiapkan masa depannya sendiri.

"Bian sudah membuat beberapa desain, baju dan sedikit modal untuk membuat usahanya berkembang"

"Jadii, maksud Bian. Bian mau buka brand nya di sini?" Tanya Mr Ben untuk memastikan feelingnya kembali.

Bianca menganggukkan kepalanya. Siapa sangka seorang cewek SMA yang terlihat seperti anak nakal bisa merencanakan hal sebesar ini untuk masa depannya sendiri.

"Baiklah, papa akan dukung kamu. Setidaknya jika ada kesulitan langsung bicara dengan kita"

"Langkah pertama apa yang ingin Adek lakukan sekarang?" Tanya Bunda Aish yang semakin penasaran.

"Bian pengen pindah, beli apartemen sendiri"

"Simpan uangnya. Sebagai kado ulang tahun, bang Barra yang belikan. Selesai latihan dan cek lokasi besok kita lihat-lihat mana yang Lo suka" ujar Barra dengan entengnya.

"Ya sudah sekarang adek mandi terus istirahat" suruh Bunda Aish. Sedari tadi memang Bianca tidak langsung pergi mandi atau mengganti seragamnya. Melainkan rebahan di sofa untuk meluruskan tulang punggungnya. Bianca kurang minum air putih jadi jika duduk terlalu lama rasanya tulang di punggungnya akan segera patah.

Bianca mandi membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Sejenak Bianca memandangi baju seragam yang dia pegang. Tatapan matanya seolah berbicara.

"Gue udah ga make lu lagi"

memasukkan seragam kotornya ke keranjang pakaian. Selesai membersihkan diri dari keringat dan debu. Bian kini memakai celana pendek dengan kaos putih polos oversize. Bianca masih belum merasakan lelah. Dia melihat ada papan skateboard yang berdiri bersandar di tembok samping pintu kamarnya. 

Kembali berinisiatif untuk melatih badannya. Bela diri yang dia simpan harus terjaga jadi Bianca masih harus tetap berlatih. Bian melihat jam yang ada di dinding menunjukkan pukul setengah dua belas. 

meletakkan skateboard yang dia pegang dan meletakkan kembali. Mengurungkan niatnya dengan Beralih melihat alat DJ yang biasa Bianca gunakan untuk membuat lagu. Malam ini Bianca memilih untuk membuat lagu alih-alih bermain skateboard malam-malam.

(2)NEXT DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang