berjam-jam di dalam pesawat akhirnya sampai di tanah air yang aku cintai. Yahh, sepertinya tidak ada kemajuan sama sekali dalam hidupku, aku pergi membawa kenangan pahit, pulang pun serupa tapi tak sama.
Okeh lu bisa Bianca!, lu pulang untuk sembuh. Fokus lu harus ngilangin semua bekas luka ini.
Aku turun dari taksi go-car setelah turun di halte sebuah kota kecil tempat kedua orang tua angkat ku tinggal sekarang.
Kanan kiri pemandangan sawah dan ladang yang sangat hijau. Seperti yang aku katakan kedua orang tua angkat ku pindah ke pedesaan yang sangat pelosok. Rumah yang mereka tinggali sekarang kebanyakan temboknya terbuat dari anyaman bambu atau kayu. Tapi yang membuat ku suka tempat ini, udaranya segar banyak suara air mengalir karena bersebrangan dengan hutan dan pesawahan.
Wahh, udah lama ga kesini. Ayah ibu, Bian pulang.
Selama ini aku masih sering komunikasi dengan mereka berdua. Hanya saja aku tidak pernah menceritakannya. Bahkan Barra dan Bryan tidak tau jika aku masih berkomunikasi dengan kedua orang tua angkat ku.
Menenteng ransel sambil mematikan smartphone karena sedari tadi dalam mode pesawat. Itu karena berjaga-jaga agar Bryan dan Barra tidak bisa melacak keberadaan ku. Mereka berdua cukup mahir dalam hal programming, karna itu aku tidak ingin satu tingkat di bawah mereka.
Pagar besi gerbang masuk ke dalam rumah. Aku membuka dan masuk ke dalam. Ada beberapa cowok yang sedang melatih kemampuan mereka. Tetapi aku tidak melihat dua sosok yang aku cari. Aku kembali menutup pagar itu, tapi..
"Siapa lu?!" Seorang lelaki yang jika di lihat masih seumuran denganku tiba-tiba datang dan memberikan serangan kepadaku.
Waahhh sambutan pulang yang sangat sempurna!!..
"Lu yang siapa!" Sengaja aku membalas dengan ngegas juga tetapi dia malah mencoba memukul dan mengunciku di pagar.
"Anjing lu, lepasin gue setan!"
Kemampuan bela diri ku juga cukup membuat dia kualahan menanganinya. Tetapi aku datang dengan membawa sakit , bagaimana pun juga aku yang akhirnya ambruk dari pertarungan ini."Ibuuuuk, Bian di sini" teriakku dengan sangat kencang membuat semua orang yang sedang berlatih langsung memperhatikan ku. Yaahh, sebelum aku benar-benar tak sadarkan diri setidaknya kedua orang tua ku melihat jika aku datang menjenguknya.
"Geral, turunin kaki mu" perintah dari ayah yang melihat ku melepaskan topi hitam ku sembari menahan kaki dia yang ingin menginjak ku.
Tapi tidak di patuhi oleh Geral mau tidak mau aku harus menangkisnya dan meladeni bertarung dengannya.
Baru dua menit berjalan aku ambruk tepat di depannya cowok yang bernama Geral. Jika aku melakukan banyak gerak perutku benar-benar sakit seperti di tusuk berulang kali.
"Bian!!!!" Teriak Ibuk dan ayah.
"Tapi siapa cewek ini?" Tanya Geral kepada beberapa teman nya yang sedang berlatih dan di dengan oleh ayah pelatih.
"Dia anakku, kenapa kamu menyerangnya ? Aku sudah melarang mu!?"
"Hah?, Tapi bapak tidak pernah memberitahu kami sama sekali" ujar salah satu cowok yang lain.
Ada delapan orang yang bergabung dalam bela diri yang di ajarkan oleh ayah. Memang tidak banyak yang ikut karena memang silat ini ada bukan untuk di ajarkan kepada banyak orang karena cukup berbahaya jika turun ke orang yang salah.
***
"Kenapa banyak luka di tubuhnya?"
"Apa saja yang sudah kamu lewati ndukkk, kok bisa seperti ini"

KAMU SEDANG MEMBACA
(2)NEXT DAY
Genç Kurgu[SEQUEL "FATES"] Bianca , remaja yang dulunya mempunyai jalan hidup yang rumit semasa SMA-nya. Kini dia menjalani kehidupan baru yang ternyata lebih mengejutkan lagi untuk diri dan mentalnya. Akankah Bian dapat mengatasi semua masalah yang menjerat...