chapter 41

14 2 0
                                    

Barra datang malam hari untuk menjemput Bianca karena saat kembali ke rumah dia baru ingat jika dia akan menemuinya di lokasi konser.

Datang dengan mobil pribadinya, Barra mendapati Bianca yang masih tetap berlatih meski semua orang sudah kembali pulang untuk tidur. Bahkan Bryan juga sudah terlelap.

"Mau sakit lo ? Jam segini belum balik" ujar Barra mematikan stopkontak yang menyambung dengan soundsystem yang sedang di gunakan Bian.

"Bian belum hafal bang, gerakannya belum serasi jugaa" ujar Bianca dengan pesimis.

"Itu pesimis yang bicara, bukan Lo"

Barra mendatangi Bian mematikan alat DJ nya dan memegang lengan Bianca untuk membawanya pulang. Barra juga membangunkan Bryan mengajak pulang juga.

Untuk pertama kalinya Bianca gila latihan hingga lupa waktu. Hanya karena omongan yang menusuk batinnya yang terus membuat Bianca bekerja agar niat membuat waktu latihan sama rata dengan backdancer yang sudah berlatih jauh-jauh hari.

"Besok gue yang awasin, kenapa Lo jadi gila Ama waktu" tanya Barra di dalam mobil mereka berangkat untuk pulang. Sedangkan Bryan berada di kursi belakang dan sudah terlelap kembali.

"Tadi, ada yang bilang kalo Bian ga bisa menghafal semuanya dalam waktu tiga hari saja. Jadi Bianca terus latihan biar jam latihannya sama rata"

"Lu jadi bego beneran ya?"

"Apa sih bang, Bian bicara serius!"

"Dah, tidur. Jangan sampe di hari-h lu sakit" Barra menancap gass mobil dan pulang. Dalam hitungan menit saja Bianca langsung terlelap di dalam perjalanan pulang.

Barra menutupi mata Bianca dengan topi yang sedang di pakainya. Bertujuan agar sorotan lampu jalanan tidak mengganggu tidurnya.

Sesampai di rumah Barra menggendong Bian meski menaiki lift hingga ke kamarnya sedangkan Bryan, di bangunkan oleh Barra agar berjalan sendiri. menidurkan adek per episode nya di kasur dan Menutup gorden jendela kamar yang sedikit terbuka dan sorot lampu jalan masuk ke kamar.

memandangi sejenak wajah Bian yang tidur pulas dengan pakaian yang masih penuh bau keringat.
Beranjak pergi ke kamarnya sendiri dan membersihkan badan dengan mandi air hangat.

Barra tidak melanjutkan pekerjaannya yang sedikit menumpuk melainkan dia tidur karena terlalu lelah setelah menyetir mobil.

Di sisi lain Taeyong yang sedang berbaring untuk tidur. Taeyong sudah pulang sejak sore karena di jemput oleh asisten nya karena memang sudah jam selesai latihan. Tidak ada aturan untuk harus latihan sampai malam seperti Bianca. Tetapi Bianca sendiri yang ingin melakukannya. Meskipun tadinya Taeyong juga sudah mencoba untuk membujuknya agar beristirahat dan mengisi energi nya.

Taeyong pulang ke apartemen nya sendiri untuk malam ini. Bergegas mandi dan mengganti pakaiannya. Sengaja melewatkan makan malam, Taeyong yakin Bianca juga melewatkan makan malam. Dia langsung menuju kasur untuk tidur, tapi mendengar pesan masuk dari smartphone nya.

"Taeyong-a apakah kamu masih marah kepada ku? Berita yang beredar benarkah itu? Aku akan menemuimu di tempat latihanmu besok, aku ingin penjelasan mu!"

Mendapat pesan dari seseorang masa lalunya seolah datang untuk menghancurkan dunia yang baru saja di buat oleh Taeyong.

Taeyong hanya membaca dan menghapus pesan itu tanpa berfikir panjang. Beralih melihat video-video Bianca saat masih di Indonesia dengan wajah naturalnya. Memainkan skate di tengah angkringan seribu dan senyuman yang lebar saat memainkan DJnya. 

(2)NEXT DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang