Tetangga

2.6K 52 2
                                    

"Bukan kah, umur, jodoh dan rejeki yang atur tuhan? Terus tetangga itu ngapai sok, jadi tuhan atau apaan"

-Reta-

####

"Mama" sosok anak kecil yang bersuara lembut telah mencari perhatian ku dengan menarik baju ku. Aku yang asik memilih-milih bahan makanan tak kunjung memerhatikannya

"Mama" dia merengek semakin manja dan membuat ku tersenyum melihat tingkahnya

"iya, nak" aku jongok mensejajarkan tinggi badan dengan anak kecil yang manja ini dan tak lupa memberikan senyuman termanis. Dia mengambil tangan ku dan menariknya ke tempat freezer es krim.

"Oh, mau es krim?" tanyaku setelah tahu apa maunya

Dan dia menganggukan kepalanya sebanyak 3 kali dengan ekspresi yang begitu lucu.

"Kalo gitu, cium mama dulu dong" tantang ku sambil menunjuk pipi kananku.

Tampah mikir panjang sih anak kecil itu langsung mendaratkan bibirnya tepat di pipi ku sambil bilang "Aku sayang mama Amreta" dia tersenyum dan tangannya tetap menujuk tempat freezer es krim tersebut.

Aku mengambilkan satu es krim rasa stroberi dan membukakahnya dari plastik dan dia menyabut dengan sangat antusias semacam tellsa saat diberikan makanan hehehe tellsa itu kucing yang ada dirumah ibu negara lebih tepatnya rumah mama ku. Es krim itu sebagai penyelamat karena dia tak lagi mengoceh hanya diam dan mengikuti ku saja. Aku yang terlalu sibuk memilih-milih pesananan ibu negara yang harus di beli. Melupakan dia dan tiba-tiba suara panggilan dari anak kecil itu bergumang lebih keras dari tadi "MAMA"

Aku menengok dan ku dapati dia di gendong oleh laki-laki yang berpostur tinggi dan kalo dilihat dari style nya cocoknya bekerja jadi model dengan tampang wajahnya yang menawang.

"Kenapa sayang" jawabku dan langsung mengambil alih dari tangan laki-laki itu

"Mama, mama es krim ku jatuh, terus om baik ini beli lagi deh jadi jihan ngga jadi nangis" celotehnya menjelaskan peristiwa yang di alami

"Terima kasih pak" aku memulai percakapan dengan berterima kasih

"iya bu" jawabnya dengan singkat sambil tersenyum kepada kami

"Bilang apa sama omnya?" tanyaku kepada jihan dan jihan pun mengangkat kepalanya dari es krimnya sambil bilang "Terima kasih om baik" bekas es krim pada mulutnya membuat jihan tambah lucu dan mengemaskan

"Iya jihan cantik, om balik dulu yah" jawabnya dengan ramah sambil mengusap kepala jihan dengan lembut dan penuh kasih sayang. Aku pun langsung mengucapkan maaf dan terima kasih untuk kedua kalinya karena telah membantu jihan

Setelah kejadian itu aku tak membiarkan jihan jalan lagi dan mengedongnya hingga sampai dikasir

"Silahkan mbak" penjaga kasir mempersilahkan diriku untuk maju karena pelanggan yang sebelumnya sudah berlalu "Anaknya lucu banget mbak!" ada jeda untuk menscan belanjaan yang ku ambil dan penjaga kasir melanjutkan kalimatnya "Papa nya ko balik deluan sih mbak?"

Aku yang cukup bingung dengan pertanyaan hanya bisa diam dan tersenyum lembut kepada pihak penjaga kasir. Langkah ku untuk keluar dari pusat perbelanjaan terhenti karena beberapa ibu-ibu komplek menyapahku dan jihan

"Eh mbak amreta, belanja juga?" ibu-ibu yang pakai baju bling-bling yang melontarkan pertanyaan setelah menyapa kami dan aku baru melihatnya beberapa kali sehingga aku tak tahu nama ibu tersebut

"Iya bu, ini diminta tolong mama belanja"

"Oh mbak amreta ko belum nikah sih, S2 nya juga sudah kelar kan terus karir bagus nunggu apalagi sih mbak?" pertanyaan ini dilontarkan oleh ibu yang memiliki pakaian yang big size yang ku yakini dia adalah ibu RT di komples rumah mama. Aku tersenyum dan menjawabnya "Jodohnya belum ada bu"

"Kamu ajah kali yang milih-milh jadi belum dapat" jawabnya dengan sewot dan aku pun kembali melayangkan senyuman termanisku

"Jadi perempuan tuh, jangan kebanyakan milih entar jadi perawan tua lho" saran bu retno yang disetujuih oleh semua ibu-ibu yang ada disitu. Aku tak menjawabnya hanya nganguk-nganguk ajah seolah menerima saran dari mereka

"Rahel ajah keponakanku yang didepan rumah mu kayanya seumuran denganmu? Dan sekarang anaknya sudah 3 lho" ibu rezki memberikan contoh pernikahan kepada ku dan lagi-lagi dibenarkan sama ibu-ibu lain.

"Bukannya kak Rahel kemarin kecelakan yah bu?"tanya ku balik seolah tidak terima atas contoh pernikahan tersebut "Itu kan pernikahan yang kedua juga kan bu?"

Dasar ibu-ibu rempong

Semua ibu-ibu terdiam dan salin lirik melirik "Mama, mama es krim jihan habis nie" suara jihan menyelamatkan ku dari cibiran ibu-ibu rumpi ini. "Oh iya es krimnya habisnya. Nanti dirumah yah" setelah itu aku berpamitan kepada ibu-ibu yang masih diam karena pertanyaanku. Setelah beberapa langkah aku dengar bu retno mencercar pertanyaan kepada bu rizki tentang apa yang aku bilang.

Aku hanya giling-giling kepala sambil melanjutkan langkah ku hingga ke parkiran. Pusat perbelanjaan yang aku tempati ini, tak terlalu jauh dari rumah mama cuman jihan lagi pengen naik mobil keliling jadi mau tak mau aku mengendari mobil ku.

Perjalan yang ditempuh hanya perlu beberapa menit harus berakhir sampai setengah jam di karena kan jihan yang berceloteh terus-menerus pengen kesuatu tempat. Belum sampai ketempat yang diminta jihan sudah tertidur pulas dibangku penumpang dengan memeluk boneka doraemon ku dan televisi kecil yang masih menyalah menampilkan film kartun kesukannya yang bernyanyi riang.

Upin dan ipin ini lah dia

Kembar seiras itu biasa

Upin dan ipin ragam aksinya

Kau disenangi siapa jua...

"Dasar anak kecil ini, mirip mamanya" aku bermonolog karena kemiripan tingkah lakunya dengan kakak ku.

Sesampainya di rumah, aku mengendong jihan turun dan mengangkatnya masuk kedalam kamarku. Mama yang melihat ku langsung bertanya "Ko lama de?" aku tidak menjawab sebelum mengambil semua belanja mama "Jihan tuh ma, minta jalan-jalan" jawabku langsung menuju dapur.

Ini lah yang aku suka jika pulang kampung selain dapat bertemu keluarga juga dapat menikmati masak mama. Hampir semua masakan mama aku suka cuman yang paling favorit ampela tumis. Walau mama tak pernah alpa mengirimkan masakan yang tahan lama buat aku tapi, tetap juga berbeda jika dimakan langsung bersama keluarga. Ada kehangatan, canda tawa dan pastinya singungan yang mengarah ke pernikahan untuk ku.




Sebuah Trauma (Terbit) Tidak LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang