“Hidup cuman sekalih dan best moment tidak semua tentang pertemuan pertama”
-Reta-
Malam itu orang yang akan dijodohkan denganku menghubungi ku dan meminta untuk bertemu. Aku pun menyetujuinya berharap pria itu akan membatalkan perjodohan ini jika pun aku yang membatalkan pasti mama akan kecewa.
Disini lah aku menunggu di pusat perbelanjaan dan aku belum tahu tampang pria yang dijodohkan dengan ku. Foto yang terpasang di chatnya juga foto candy dan tak lupa dengan di belakangnya mobil sport yang terbilang satu dua yang mempunyai mobil tersebut untuk ukuran orang indonesia. Tak itu saja pakaian yang di gunakan kalo dilihat-lihat memiliki merek ternama walaupun aku tak pencinta merek ternama tapi, aku sering liat beberapa atasan ku di kantor menggunakannya.
Aku memang datang 20 menit di awal karena pengen ke toko buku yang ada disini. membeli beberapa judul buku dan tentunya novel yang best seller baik fiksi maupun non fiksi deretan buku yang ku lewati seakan memanggil ku untuk dibaca. Ponsel ku berbunyi pesan masuk dari orang yang akan aku temuin dan dia sudah berada di tempat kita janjian.
Setelah menbayar beberapa buku yang kusuka. Aku melangkah kan kaki ku untuk menuju starbuck dilantai atas, pukulan di bahuku membuat ku membalik
“Amreta kan?” tanyanya dengan muka kegirangan
Aku yang masih sibuk mencoba mengingat siapa gerangan wanita yang bertubuh tabuh tapi cantik dengan gigi ginsulnya yang lagi sedang bicara dengan ku. “Yah elah ta, gitu banget sih lo” rajunya dengan manja.
“Eca kan?” tanyaku dengan muka sumringa.
“Astaga ta-ta sombong kali awak ya” geleng-gelengnya di kepala sambil memeluku dan ku balas dengan pelukan juga tentunya.
Eca adalah temanku yang paling dekat denganku dia antar yang lain. Dia tahu gimana aku saat frustasi menghadapi keluargaku ku dan tentunya akan ku habiskan dengan belajar tanpa henti. Berbincang cukup lama hingga suaminya dan anaknya datang dengan binar dimatanya eca memeluk mengucapkan kata perpisahan juga akan menelpon kembali untuk bertemun ku lagi. Tak lama dari pepisahanku dengan eca, ponsel ku berbunyi yang menadakan pesan masuk dan ku yakini dari orang yang sama bah chat aku 20 menit yang lalu.
Sesampainya di strabucks, aku mencoba celenga-celengu mencari keberada pria tersebut dengan bermodalkan warna baju yang dia sebutkan. Hingga akhirnya pelayanan menyabutkan karena mungkin melihatku sedikit kebingungan dan menanyakan tempatku tujuh. Aku menyebut namanya.
“Silahkan mbak” pelayan mempersilkan.
Aku pun berjalan mengikuti pelayan dan kulihat pungung tegap berbaju biru sesuai dengan info yang diberikan padaku.
Aku menudukan kepala ku sambil berterima kasih dengan pelayannya. Komat kamit di bibirku sebelum akhirnya aku berjalan ke depanya sambil mengulirkan tangan ku “Pak andika ranjaya” tanyaku dan akhirnya mata kami bertemu dan dia bukanya menjawab pertanyaan ku malahan bertanya dengan sedikit suara keras dan kaget tentunnya.
“MBAK RETA?”
Tak mungkinkan ini orangnya – batinku
Aku pun bersuara mencoba tetap tenang “Kok pak dika, ini pak andika ranjaya namanya bapak?” dia menganguk sambil mempersilahkan ku duduk.
“Mbak reta pesan dulu ajah” ke kagetan ku tentunya masih berpengaruh terhadap otot-otot pada tumbuhku untuk di gerakan. Aku hanya menatapnya tanpa niat bersuara namun dia menyodorkan buku menu untuk menghilangkan kecanguhan yang terjadi “Hmm aku americano ajah pak” dia berdiri menuju kasir untuk memesan dan membawa sebuah pesanan ku dan cake
“Maaf yah pak tadi telat” terangku karena keterlambatanku dan sedikit ketidak enak ku terhadapnya “It’s okay, no problem cuman kalo boleh panggilnya jangan pak donk. Aku kelihat tua banget yah” himbaunya.
Kening ku berkerut dengan kalimat yang di keluarkan namun tetap aku mengikuti apa maunya “Okay, mas” jawabku dengan masih melihatnya sebelum ku sambung kalimat yang akan ku obrolkan. aku mengambil nafas perlahan “Gini yah mas aku mau to the point ajah mengenai perjodohan ini”
Dia masih diam dan meminum secangkir kopi yang ada didepannya
“Aku mau mas mebatalkan perjodohan ini” lanjutku di barengi suara kelegaan karena sudah berani menyuarakan isi hati ku
Dia mengangkat salah satu alisnya dengan tinggi dan seakan bertanya alasan ku tentang keputusan ku ini. “Sorry mas, aku yakin mas juga tidak setujuh dengan perjodohan ini. lantas buat apa di lanjutkan?” tanyaku dengan sedikit ambigu.
Lagi-lagi dia hanya diam memandang ku seakan mempersilahakanku untuk berargumen terus menerus “Jadi boleh kan mas?” Tanyaku yang kedua kali.
“Kamu dari toko buku?” tanyanya tanpa menjawab pertanyaanku dan mencoba mengambil beberapa buku yang berada di sampingnya.
Aku yang geram dengannya karena bukannya jawab yang diberikan malahan pertanyanya“Aku anggap pertanyaan mas setuju dengan ku, jadi terima kasih dan selama siang” ku ambil tas dan juga bukuku bersiap berdiri
“Tapi maaf mbak Reta, tadinya aku memang tidak setuju tapi setelah tahu bahwa mbak yang di jodohkan dengan ku kenapa tidak?” suara yang tegas dan beribawa membuatku hanya berdiri tanpa melangkah pergi sebelum akhirnya dia menyelesaikan kalimatnya.
“Tapi aku tetap dengan keputusan awalku yaitu MENOLAK” akhir kata memang ku tekankan supaya dia sadar dengan keputusanku. Setelah itu aku pergi meninggalkan nya begitu saja berlalu dan sampai lah disini tempat yang paling aman. Ponsel yang aku letakan didashbord berbunyi menadakan ada sebuah pesan.
Andika Ranjaya
Bukannya pertemuan kita ketidak sengajaan semua.
Dan ku harap kita bejodoh.
What? Berjodoh katanya... monologku sambil mengengam erat pada ponselku.
![](https://img.wattpad.com/cover/227215081-288-k843540.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Trauma (Terbit) Tidak Lengkap
RomancePernikahan yang di impikan semua umat namun tak di impikan oleh dua orang asing itu yaitu Amerta Uratmi dan Andika Ranjaya. Memiliki trauma membuatnya tak ambil pusing dengan umur yang selalu bertambah. Namun lingkungan yang selalu punya keyakinan b...