Hanya butuh satu part lagi baru cerita ini selesai. 🥰😭
Senang? Iya
Sedih? Juga iya
Yah dasar manusia. Ngga pernah puas..._______&&&______
“Semu yang hadir ternyata tak bertahan lama bukan!”
-Dika-Kali ini bangun pagi ku sangat berbeda setelah 2 minggu pura-pura ngambek yang berakhir tak pernah terbayangkan olehku. Nikmat dan tentunya tak pernah terpikirkan olehku.
Hanya cuman membayangkan saja bagian bawah ku terbangun “Shit” geramku.
“Ada apa Mas?” tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur dan aku hanya mendaratkan bibir ku pada keningnya “Maaf yah” dan ku eratkan pelukan ku.
“Hari ini ikut aku yah” keningnya berkerut seolah membiarkan aku untuk menutaskan kalimatku namun aku masih diam.
“Ke dokter?” tanyanya saat aku masih diam.
Aku mengangguk mengiyakannya “Bukannya mas kekantor yah” dan kulihat jam di dinding yang menampilkan angka 8 membuatku sedikit kalangkabut. Ku ambil ponselku yang tergeletak dimeja kecil tempat lampu tidur berada. Ku cari nomor telpon Rendi lalu ku menelponnya panggilan satu sampai tiga tak diangkat dan ku putuskan untuk mengirimkan sebuah pesan bahwa aku tak dapat hadir kekantor apalagi rapat yang jam 9 akan dilaksanakan dan aku meminta untuk dia yang mewakilku.
Setelah memastikan chat tercentang dua tinggal tunggu di baca. Aku berbalik menghadap orang yang tadinya tepat berada disampingku namun, sekarang tempat itu kosong.
Mungkin dia di kamar mandi- pikirku
Ku lanjutkan membuka ponselku melihat beberapa email yang belum sempat ku baca. Ternyata sebagian pesan dari klien aplikasi online yang lagi bekerja sama dengan ku. Promo besar-besar yang dibukanya membuatku harus memberikan potongan juga dalam hal pengiriman barang atau bahkan mengratiskan nya jikalah memenuhi persyaratan yang di ajukan dari aplikasi online yang jadi mitra penghubung antara pembeli dan juga penjual. Tak ayal itu memberikan feedback yang baik buat perusahan ku.
Ku habiskan estengah jam untuk memahami file yang dikirim dalam bentuk PDF sebelum akhirnya kukirim kembali. Beberapa hal yang tak kusetujuhi membuatku mengirimkannya kembali untuk didiskusikan oleh rendi dan aku tentunya. Setelah semuanya selesai, aku menyimpan ponselku kembali ditempat semula. Lalu aku membersikan diri ku dan berlalu pergi mencari keberadaan dia.
Aku menurunin tangan dan ku dapat dia lagi menyiapkan masakannya di meja makan. “Mas, ayo makan” panggilnya karena aku masih berdiri menatapnya yang sibuk
“Masak apa Ta?” tanyaku saat duduk didepan meja makan.“Nasi goreng dan telur ceplok Mas, soalnya bahan makanan sudah habis semua” ucapnya lalu aku mengangguk dan menyuapkan makanan kedalam mulutku begitu pun dengannya yang lagi mengunyah. Kami makan dalam keterdiamaan.
Tak butuh lama semua telah habis tanpa tersisa.
“Sana siap-siap” perintahku.
“Piringnya” gumannya secara pelan tapi tetap terdengar olehku.
Ku ambil piring yang kosong lalu ku bahwa ke estafel untuk mencucinya dan dia berlalu hilang dari balik pintu kamar.
Entah berapa lama aku sudah menyelesaikan semuannya dan duduk di depan televisi untuk menonton. Oh tidak bukan menonton tapi lebih tepatnya untuk menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Trauma (Terbit) Tidak Lengkap
RomancePernikahan yang di impikan semua umat namun tak di impikan oleh dua orang asing itu yaitu Amerta Uratmi dan Andika Ranjaya. Memiliki trauma membuatnya tak ambil pusing dengan umur yang selalu bertambah. Namun lingkungan yang selalu punya keyakinan b...