Terima kasih

478 14 0
                                    


“Tak ada yang tahu hari esok dan jangan terlalu meyakini sesuatu. Sebab, hari esok itu penuh dengan kejutan bukan?”
-Reta-

“Hai Ana” sapaku pada anak kecil yang lagi duduk dihadapanku dengan di batasi oleh beberapa menu makan di atas karpet.

Sungguh luar biasa setelah video yang berdurasi dua puluh lima menit itu membuat ku tak bisa berkata-kata. Ana dan anak-anak yang lainnya begitu semangat menceritakan sebuah impiannya tanpa merasa itu akan sulit untuk mereka capai.

Suara Ana membuat ku kembali menatapnya “Hy juga tante Reta” jawabnya dengan semangat lalu dengan lahap dia menyedokan makannya kemulut mungilnya dengan menggunakan tangan kiri yang tampaknya sudah terbiasa dilihat dari caranya.

Mas Dika yang berada di sampingku mengenggam kembali tangan kiri ku yang berada di atas pahaku dengan begitu aku yang masih melihat Ana kini menengok kepadanya. Sebuah senyuman yang selalu membuat hatiku menghangat.

Aku pun mengembangkan senyum terbaikku kepadanya.

Gerak bibirnya seolah bicara ‘Hidup itu yah gini’ hingga akhirnya tatapan kami di hentikan oleh suara itu dan membuatku melihat ke Ana lebih tepatnya disampingnya “Nak Reta dimakan yah” perintahnya dengan suara keibuannya.

“Masakan Ibu ngga enaknya yah?” ibu Siti lagi-lagi mengeluarkan suara lantaran aku hanya diam dan ku gelengkan kepalaku lantaran tak setuju atas apa yang dia bicarakan “Enak ko bu” setelah berbicara aku memakannya lantas dengan mulut yang masih penuh aku berbicara kembali “In-i Reta ma-kan b-u” ucapku dengan kalimat yang tak sempurna dengan semburan nasi kemana-mana.

Semua yang ada disana tertawa dan kulihat bu Siti hanya mengeleng-geleng kepalanya dengan senyum yang mengembang dibibirnya lantaran melihat tingkahku. Aku pun meringis. Malu.

Rasanya kagum banget pada semua anak-anak yang lagi tertawa disini, kenapa tidak? Di usia yang masih terbilang sangat muda mereka di hadapkan sebuah kepahitan dalam hidup dan parahnya mereka masih memiliki semangat hidup walau kedepannya mereka tak tahu dan hanya berandai-andai.

Aku malu dengan semuanya bukan hanya malu lebih tepatnya juga merasa tak menghargai hidup yang seharusnya, hidup yang diberikan kepadaku. Kenikmatan yang tak henti-hentinya. Mungkin papa ku yang pergi dan mengkhianati hidup kami tapi dibalik itu ada mama, kakak dan juga Rasyid yang mengubahnya walau pada akhirnya aku tetap menutup diri. Mereka semua tetap stay dibelakangku hingga akhirnya ada mas Dika yang mengubah cara pandang hidupku dan  banyak mengajarku tentang hidup yang sesungguhnya.

“Sudah bengongnya?”

Suara mas Dika mengangetkanku “Apaan sih mas” rajukku dengan kembali menikmati makanan yang ada di piringku. Ku lihat semua yang ada disini sudah selesai dan tinggal aku seorang. Ku lirik mas Dika dan dia sudah tahu apa yang aku mau tak lama dia membantuku menghabiskan makanan yang ada di piringku. Sambil semua yang berada disini mengcie-cie kan ku begitu pun dengan ibu Siti dan Dinda. Dinda satu diantara tenaga muda yang bisa di andalkan ibu Siti dalam membantunya di rumah panti.

Oh iya aku belum cerita tentang kisah Dinda di mana video terakhir menampilkan sebuah kisahnya yang tak jauh beda denganku. Perbedannya mungkin dia yang disalahkan bukan dia yang menyalahkan diri nya sendiri. Tak ada pembelaan apapun dari siapa pun yang ada dirumah itu, hanya tuduhan dan tuduhan yang diberikan entah dari kakaknya bahkan ibunya. Begitu gamblangnya ibunya memukul dan memakinnya sambil mengucapkan kalimat yang tak sepatasnya seorang ibu ucapkan kepada anaknya hanya karena harapan jenis kelamin yang berbeda.

Beberapa bekas di perlihatkan oleh dinda mulai dari sayatan sampai dengan bekas gigitan. Miris, bukan? Sampai usianya menginjak hampir kepala empat dan memilki malaikat tak bersayap yaitu seorang pangerang berkuda putih yang membawahkan sebuah kebahagian dan menciptakan pula anak yang lucu yang menambah kebahagian itu.  Meskipun begitu dia masih saja mengingat apa yang mamanya ucapkan tentang dirinya yang tak layak hidup dimuka bumi ini “Dasar anak sial!! Kenapa kamu tidak mati saja dari pada kamu hidup membuat suamiku meninggalkanku dan memilih wanita lain”.

Sebuah air mata lolos kembali lagi saat aku mengingat beberapa potongan video saat mereka menjelaskan kisahnya “Sudah yah, sayang” sambil mas Dika memelukku bukannya diam aku tambah menangis dipelukannya. Untungnya semua yang tadi menikmati hidangan sibuk dengan dirinya masing-masing seperti Dinda dan ibu Siti beres-beres sedangkan anak-anak entah main apa. Ada yang lari-lari, masak-masak sampai petak umpek dibalik pohon.

“Mas aku orang jahat yah” ucap ku dibarengi oleh tangisan yang masih saja keluar.

Entah kenapa mas Dika tak menjawabnya hanya saja memeluk ku tak jauh kalah erat membuatku nyaman dan tak lupa dia mengusap lembut rambutku.

Cukup lama kita saling berpelukan hingga akhirnya bola mengenai kaki kami dan ternyata dari anak-anak yang bermain bola disana. Kita saling bertatap sama anak-anak itu hingga akhirnya reuni anak kecil tomboy berteriak “Om Dika main donk”
Dan didukung oleh teriakan dari teman-teman yang berada di belakangnya “Main-main” dengan serempak mereka berteriak.

Mas Dika yang berada disampingku menengokku meminta persetujuan dan ku anguki lalu dia mencium keningku “Jangan nangis lagi yah, sayang” ucapnya tepat didepanku dan aku hanya mengangguk dengan lemah seakan malu terhadap semuanya.

Mas Dika yang berada disampingku menengokku meminta persetujuan dan ku anguki lalu dia mencium keningku “Jangan nangis lagi yah, sayang” ucapnya tepat didepanku dan aku hanya mengangguk dengan lemah seakan malu terhadap semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semangat anak-anak itu tak redup juga walau sudah berjalan lama menurutku. Sambil mengoper mencoba mencari cela hingga akhirnya tim mas Dika membobol gawang dengan kekuatan sepenuhnya lantaran dikalahkan oleh skor reuni.

“Gol” teriakku sambil berdiri dan mas Dika melihatku lalu berjalan kearahku. Mas Dika langsung duduk selonjoran di tanah tak jauh dari ku “Mas he-bat kan sayang” ucapnya dengan terbata-bata lantaran nafas yang masih terputus-putus kelelahan.

“Reuni yang hebat mas” akuku.

Mas Dika cemberut lalu aku duduk disampingnya mengenggam tangannya dan mengarahkan tangannya menujuh tepat didada ku “Mas tuh hebatnya disini” ucapku dengan lembut tepat di dekat telinganya sontak mas Dika langsung memelukku dan sorak-sorai dari anak-anak yang heboh lantaran aku dan mas dika saling berpelukan. Ku lepas pelukan itu lalu melihat kearah mereka yang lagi ramai saling melempar godaan dan sungguh kebahagian yang tak pernah ku bayangkan ternyata hadir pula dalam hidupku apalagi aku tak pernah berpikir bahwa cinta itu ada.

Mungkin dengan begini aku diberikan pelajaran yang tak terkira dan mulai detik ini akan selalu mengingat setiap moment yang terjadi dihidupku. Berusaha mencoba merekam baik  dalam memori jangka  panjang karena aku bisa belajar bahwa apa-apa di dunia enggak mungkin terjadi karena kebetulan, semua sudah ada skenarionya entah itu sebuah pertemuan, perpisahan, kematian, kehadiran, pernikahan bahkan bermulanya alam semesta terjadi karena memang semua ada alasanya.

Yah berbenah diri dalam kebaikan tidak ada salahnya.

Ku usap lembut perutku lalu ku ucapkan matra “Ibu mungkin bukan ibu sempurna, tapi ibu akan memantaskan diri agar kelak ibu bisa menjadi ibu terbaik untukmu”

🥰 End 🥰

Aku pernah baca "Jadi seorang istri dan Ibu itu amanah seumur hidup" makanya saya berpikiran menikah itu keputusan besar, kita harus bisa menyelesaikan permasalahan didalam diri kita sendiri sebelum benar-benar bisa hidup berdua dengan orang lain sampai ajal menjelang. Karena setelah menikah, masalah yang lebih besar akan datang dan kita harus cukup dewasa untuk menghadapinya. Tapi, ada juga seperti kisah Reta dimana Dika membawah obat. Untuk Reta berdamai dengan semuanya...

Semua memiliki kisah yang beda2. Kita hanya perlu banyak belajar entah dari pengalaman seseorang, dari buku atau apapun. Yang jelas kita bisa membuat kisah yang endingnya sesuai dengan yang kita impikan.

Percayalah semua akan baik-baik saja.

Salam hangat
Dari aku 😍

Sebuah Trauma (Terbit) Tidak LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang