1 Tahun 2 kali pulang

240 16 0
                                    


“Kalo mama udah bilang! Mama ngga pernah minta apa-apa sama ade. Aku bisa apa selain nurut ajah”

-Reta-


Mama dan Kakak yang kompak menyuruh pulang membuatku mau tak mau harus pulang. Apalagi kalo Mama udah ngeyel dan tak mau dengar alasan apapun yang ku utarakan apa lagi dia mintanya hari weekend sehingga aku tak bisa beralasan banyak karena mereka sudah mempersiapkan matang-matang tentunya.

Hari sabtu siang sampai dikota ini, kota tempat kelahiranku dan tentunya disambut sangat luar biasa oleh Mama. Raut wajah yang begitu terpancar bahagia membuatku ikut merasakan kebahagia juga.

“De sana masuk istirahat, pasti capek kan?” Mama berbicara

“Iya Ma, aku masuk kamar dulu” setelah pamitan dengan Mama aku masuk kedalam kamarku tempat dimana aku bisa istirahat dengan pulas setelah perjalanan yang tak begitu melelahkan sih karena hanya butuh duduk dan menunggu.

Menghabiskan beberapa jam untuk memulihkan tenaga ku lagi, kulirik jam yang ada dimeja samping tempat tidur dan ternyata menunjukan pukul 4 sore. Cukup lama tidur ku.

Aku turun dari tempat tidurku hendak keluar dari kamar namun, pintu kamar yang tak bisa dibuka. “Ma, ko pintunya ngga bisa dibuka sih” teriak ku dari dalam entah ada yang dengar atau tidak. Aku yang sudah beberapa kali berteriak tapi, ngga ada yang membuka membuatku memutuskan untuk menyegarkan diri dengan mandi.

Memakai baju kaos putih gombreng dan juga celana short yang pendek berwarna hitam juga rambut panjang melewati bahu ku ikat menjadi satu.

“Akhhh kan kalo gini segar” ucapku pada diriku sendiri.

Perutku yang sudah berdemo riang. Menyadarkan ku bahwa satu hari ini aku hanya mengisinya dengan roti dan susu itu pun waktu sarapan. Aku memutar gagang pintu namun hasilnya masih nihil. Membuatku berjalan ketempat tidur lagi dan ku hubungi mama sampai panggilan ketiga kali tapi, mama tak kunjung mengangkatnya dan ku cari nomor kak linda panggilan pertama langsung di angkat olehnya.

“Hallo kak, kakak dimana?” tanyaku langsung

“Ada dirumahnya mama, kenapa?” tanyanya balik.

“Pintu kamarku tak bisa dibuka dan aku lapar” jelasku dan langsung ku matikan sambungan telpon tersebut.

Tak lama kak linda datang membawa nampang berisi makanan dan aku pun mengangkat alis ku sebelah yang ngga ngerti apa yang dilakukan kak linda “Aku kan cuman minta tolong buka kan, bukan antarkan makanan kak” jelasku

“Iya ngga apa-apa kamu pasti cape kan. Kalo gitu kakak keluar dulu yah” setelah meletakan makanan di meja lantas bicara dan pergi begitu saja. Sebelum pintu tertutup rapat dia bicara lagi “Kalo sudah makan istirahat ajah yah de”

Aku hanya mengangguk mengiyakan dan sedikit curiga terhadap semua orang yang ada dirumah ini soalnya aku disuruh pulang hanya untuk dikamar. Sedikit lucu sih

Nasi panas, terong balado, cumi goreng crispy, air putih dan tentunya susu terletak dinampang. Mengugat selerah

Kuhabiskan semuanya dengan lahap, setelah itu aku mengangkat nampang dan hendak keluar  namun tak bisa terbuka lagi. Kuputuskan untuk menyimpan nampang dimeja dan hendak mengambil beberapa novel yang ada di rak buku. Mungkin membaca jadi ide yang bagus dibanding menebak-nebak apa yang mama dan kak linda rencana kan dengan menguncikan ku.

Duduk diatas tempat tidur dan membuka lembar per lembar novel yang sedang kubaca. Dengan perut kenyang membuatku mataku diserang cepat oleh kantuk. Tak berselang lama aku sudah tertidur pulas

Kumandang adzan terdengar nyaring membangunkan ku.  Ku kerjakan perintahnya lantas setelah itu aku hendak kembali menuju tempat tidurku dan bersiap menlanjutkan tidurku.

“Dek bangun” mama mengoyangkan badanku “Hmm” gumaku

“Cepat mandi sana, terus pakai baju ini” tanganku ditarik membuatku duduk dan mengosokan tanganku di mata.

“Mama masih pagi banget nie” keluh ku dengan mata masih tertutup. Mama yang sudah ngerti dengan aku yang selalu bangun siang kalo weekend menarik tanganku hingga ke kamar mandi dan mama menutup pintu dari luar sambil teriak “Yang bersih de” 20 menit aku berada di kamar mandi mama sudah mengetok-etok pintu kamar mandi  “De” aku pun keluar dan mama masih mercekcokin pakaian yang ku pakai. Penata rias yang mama sewa masuk dikamarku dan merias wajahku yang selalu natural kini berubah drastis dengan berbagai macam make up yang tertempel indah di wajahku.

“Ma mau kemana sih, ko aku di make up segalah?” tanyaku kepada mama yang terlihat cantik banget dengan gaun kebaya putih dengan hijab serta make up yang out banget.

“Ade sudah janjikan mau turutin mau mama” Aku mengangguk dan tersenyum kepada mama walaupun dengan mata tertutup.

 tata rias itu menyuruh aku membuka mata melihat wajahku di cermin yang ada didepanku. Aku pangling dengan busana dan wajahku sendiri. keramaian diluar membuatku pengen bertanya namun tidak jadi lantaran semua orang yang ada didalam kamarku keluar. Beberapa jam berikutnya kak linda dan jihan masuk kekamarku.

Suara nyaring yang menyebut namaku “Saya terima nikah dan kawinnya Amreta Uratmi binti wiradoyo ------“ tak terdengar sambungnya lagi karena kak linda dan april memeluk ku sambil bilang selamat. Aku hanya terbengong seakan mimpi disiang bolong.

Sebuah Trauma (Terbit) Tidak LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang