Df 3.'Misteri'

16.4K 1.4K 393
                                    

Happy reading 🖤

•Guyssss!!! Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca yaa🖤💁❤️
•Dan jangan lupa ramaikan setiap chapeter agar Tantri bisa cepet-cepet Update ❤️ karena kalau semakin banyak komen akan semakin semangat untuk Update 🖤💁❤️
•Dan jangan lupa untuk tekan bintang dibawah yaa🖤🖤🖤
•Dan Btw...Maaf banget nih soalnya chapeter yang berantakan😂Nanti Tantri revisi kalau sudah selesai yaa🙂🙏
•Udah lah segitu aja. Selamat membaca!!!

•••

“Om, Gea mohon jangan tangkap Gea om” Ucap Gea memohon.

Penjaga itu tersenyum miring, dia memberikan perintah kepada yang lainnya untuk menangkap Gea.

“AYO!”

“Om! Sakit om!” Teriak Gea saat mereka menarik paksa Gea.

Keduanya menarik tangan Gea dengan kencang lalu menyeretnya keluar dalam keadaan basah-basahan. Ponsel Gea terjatuh saat dia ditarik tadi. Gea berdoa minta pertolongan, semoga Tuhan mengirimkannya penolong.

“Tak ku sangka menangkapmu segampang ini”Pungkas salah satu penjaga dengan sarkas.

Gea terus memberontak, Cekalan dilengannya cukup kuat hingga dia tidak bisa bergerak banyak.

“Om! Lepasin Gea!!!”Ujar Gea.

“TOLOOONG!!!!”Teriaknya.

Gea terus menangis disaat dirinya hampir diseret keluar dari gang, dia tidak bisa membayangkan akan jadi apa dirinya kalau sampai mereka berhasil membawa Gea kehadapan ayah tirinya itu.

“Bos, Ada orang” Ujar sang penjaga berhenti sesaat.

Ketuanya memincingkan matanya melihat orang yang jaraknya cukup dekat dengan mereka namun terhalang hujan lebat.

Brak!
Brak!

“ARGHH!” Kedua penjaga memegangi kakinya yang diinjak keras oleh Gea.

Kesempatan itu Gea ambil untuk lari menghampiri orang tersebut. Tanpa Gea sadari Gea memeluk erat saat sudah menghampirinya.

Sebuah tangan menutup telinga Gea yang berada dipelukannya. Entah siapa tapi Gea bersyukur kalau orang itu sudah menyelamatkannya.

DOR!
DOR!
DOR!

Gea bisa mendengar sendiri bagaimana kerasnya bunyi senapan dan betapa kencangnya suara raungan orang kesakitan.

“Om, Bawa mereka ke Kazakhtan” Pungkasnya.

Bug

Gea lunglai saat sebuah pukulan mengenai pundaknya, Gea langsung tak sadarkan diri setelahnya.

•••

Gea mengerjap-ngerjapkan matanya saat aroma makanan tercium diindra penciumannya. Gea bangku dengan memegangi kepalanya.

“Gw dimana?” Gumam Gea saat melihat kamar dengan cat hitam putih itu, dan dominan dengan warna hitam.

“Lo udah bangun?” Gea menoleh saat mendengar suara bass itu.

“Defan?!” Pekiknya saat melihat Defan duduk disofa menghadapnya.

Defan beranjak dengan membawa nampan berisi sup, Defan meletakannya diatas nakas. 

D E F A N D R A [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang