Df 28.'Misi?'

10K 1K 326
                                    

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak setelah membaca ya ❣️ Jangan menjadi pembaca gelap 🖤🤗

Jangan lupa Bom komentarnya yaa🖤🖤🖤See u❤️

!BACA PENGUMUMAN DIBAWAH!

•••

“Defan, udah jangan dipikirin”Ucap Gea saat Defan sepertinya menatap kosong kedepan jalan.

Defan masih diam, dia masih kepikiran akan ucapan Rusnih tadi.

“Defan, kayanya berhenti dulu deh, udah mendung. Kasian anak-anak yang dimotor”Ucap Gea menyadarkan Defan.

Defan menatap keatas langit, Dia langsung mencari restoran terdekat dan tidak ada karena mereka masih dilingkungan desa. Sampai akhirnya Defan memutuskan untuk berhenti disalah satu Rumah Makan sederhana.

Defan keluar dari mobilnya bersama Gea. Hujan mulai berjatuhan, anak-anak segera turun dari motornya kemudian berlari masuk kedalam.

“Kalian pesen aja biar gw yang bayar”Ucap Defan lalu duduk beralaskan karpet karena Rumah Makan itu tidak menyediakan kursi.

Mereka segera memesan makan untuk dua puluh orang. Gea mengambil tempat duduk disamping Defan.

“Kamu mau makan ga?”Tanya Gea sembari mencari ponselnya ditas.

“Enggak, kamu aja”

“Def, Ponsel aku dimana ya?”Tanya Gea bingung.

Defan meraih ponsel Gea yang ada disaku bajunya sendiri. Gea tertawa bodoh saat tak menyadari kalau ponselnya ada disaku bajunya.

Anak-anak yang lainnya mengambil tempat duduk didekat Defan, karena tidak cukup dibarisan Defan akhirnya mereka mengisi tempat lain. Pedagangnya tampak kewalahan untuk menyajikan makanannya. Hujan mulai deras ditambah dengan angin yang mengguyur kota Bandung.

Suasana semakin dingin, anak-anak mulai menggosokkan kedua tangan mereka mencoba menghangatkan tubuhnya yang tak cukup hangat hanya menggunakan jaket saja.

Defan melepaskan jaket yang dia kenakan saat melihat Gea sepertinya tengah kedinginan. Defan meletakan jaketnya ditubuh Gea.

“Kalau kedinginan bilang, mulutnya masih berfungsi kan?”

“Makasiih”

“Defan ga kedinginan emang?”Defan menggeleng.

“Awas masuk angin lagi”Ledek Kokoy.

“Kamu masuk angin Def? Kapan? Serius?!”Tanya Gea seperti tak percaya.

“Jangan percaya, Kokoy ngaur”Saut Defan tidak mau merasa malu didepan Gea.

Gea hanya tertawa melihat mimik wajah Defan, Makanan sudah mulai berdatangan anak-anak segera melahap makanannya masing-masing.

“Defan, makan ya”Tawar Gea dan Defan menggeleng. Dia lebih mementingkan gamenya dibanding kesehatannya sendiri.

Gea mengambil nasi itu kemudian menyuapi Defan dan sepertinya Defan tau Gea akan marah kalau suapannya ditolak makanya dia mau menerima suapan itu.

Selagi menyuapi Defan, mata Gea tidak lepas dari leher, lengan. Hingga punggung Defan. Ada apa dengan Defan?seluruh badannya ada bercak merah panjang seperti orang dicambuk.

Gea menatap kedepannya, Kokoy. Laskar Dan Opang sibuk dengan makanannya sendiri. Gea ingin berbicara serius tentang luka Defan ini.

“Defan, bisa jauhin hpnya dulu ga?”Pinta Gea.

D E F A N D R A [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang