Df 18.'bloody night'

11.3K 1.2K 637
                                    

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak setelah membaca ya ❣️ Jangan menjadi pembaca gelap 🖤🖤🖤

Ramaikan lagi! Setiap liat komen Ramai tuh seneng aja gitu:")Pokonya harus diramaikan🙃🙏

•••

“A!! Bunda pelan-pelan BUNDAAA!”

“Makanya tau air itu dingin kenapa nyebur?!!”

“Itu awalnya ga dingin Bun, pas aku naik baru dingin”Jelas Defan.

“Aw!!!”

Defan terus menggeliat tak nyaman disaat Bundanya mengerok belakang tubuhnya. Defan terus muntah sejak tadi pagi dan benar saja kalau dia masuk angin.

“Lain kali cek dulu itu dingin atau enggak!”Omel Aleta seraya meletakan koin lalu menutup badan Defan.

“Udah minum obat kan? Tidur sekarang” Titah Aleta.

Defan merebahkan tubuhnya lalu menarik selimut hingga dada.

“Muka serem tapi masuk angin...Ck,Ck,ck”Cibir Aleta.

“Defan juga manusia Bunda”Saut Defan lalu memeluk gulingnya.

•••

“Bianca!!!Itu tahu ayah!!”

“Apasih yah?! Pelit banget! Mau kuburannya lebar?!!”Saut Bianca.

“Sempit! Anak siapa kamu!”

“Pa Ipul!”Saut Bianca.

Hans dan Rita menggelengkan kepalanya heran dengan kelakuan anak dan cucunya ini.

“Udah ah, Bosen Bia dirumah”Gerutu Bianca lalu beranjak pergi.

“Mau kemana Bianca?”Tanya Bara.

“Makam Bunda” Saut Bianca lalu pergi dengan motor ninja ya menuju pemakaman.

Sepuluh menitan dia dijalan hingga akhirnya dia sampai dipemakaman. Bianca turun lalu membuka helmnya. Dia berjalan perlahan mencari makam Bundanya hingga dia berhenti dimakam cantik bernisan 'Cinta'

“Bunda...Bia kangen”Tutur Bianca sembari duduk bersila disisi makam Bundanya itu.

Tanggal kelahiran Bundanya persis dengan tanggal ulang tahunnya. Yang mana hari ini adalah hari ulang tahunnya ke 17.

17Tahun Bianca sudah ditinggal pergi oleh Bundanya. Melihat wajahnya hanya bisa melalui foto pernikahan.

Bianca mengusap air matanya yang turun
“Bia cengeng cuma didepan Bunda”Ucapnya lalu terkekeh lirih.

Saat pembagian raport adalah hal paling Bianca benci, dimana mereka mengambil bersama ibu mereka sedangkan Bianca hanya dengan ayahnya saja.

Kadang Bianca berfikir kenapa Bianca harus lahir kalau kelahirannya harus membuat Bundanya pergi jauh darinya. Ayahnya terus berkata kalau ini bukan salah Bianca.

“B-Bunda tau ga sih? Ayah ga mau kenal wanita lain. Padahal Bia ngizinin ayah buat nikah lagi”Ucap Bianca dengan bibir bergetar.

“Bia ga mau jadi anak egois Bunda. Tapi ayah tetep ga mau kenal wanita lain”

Bianca merendahkan tubuhnya memeluk makam Cinta. Dia menangis disana.

D E F A N D R A [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang