Df 8. 'CIA?'

14.4K 1.1K 248
                                    

Happy reading 🖤

•Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak setelah membaca ya ❣️
•Tinggalkan komentar positif 🖤
•Maaf apabila masih banyak kesalahan kata🤗
•Selamat membaca 🌚

✧\(>o<)ノ✧

D

efan tengah berdiri tepat didepan pintu rumah Gea, dia mengumpulkan niatnya untuk sekedar mengetuk pintu.

TokTokTok.

Akhirnya Defan memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah Gea, seorang perempuan paruh baya keluar.

"Defan?"Sapa Gita.

"Emmm, Gea nya udah rapih belum Tan?"Tanya Defan.

"Oh Gea, udah ko. Tuh lagi pakai sepatu, tunggu sebentar ya" Ujar Gita lalu masuk.

Defan mengangguk, dia kembali kemotornya, dia duduk disana dengan jari mengetuk-ngetuk tangki motornya. Defan terdiam saat dia kembali memikirkan tawaran dimalam hari tadi.

Seorang wanita yang mengaku teman lama ayahnya memberitahunya kalau anak-anak dari agen CIA bersatu untuk menyerangnya. Defan bingung harus seperti apa, dan taruhannya nyawa Ayahnya dan Bundanya.

"Defan" Suara Gea membuatnya tersadar. Defan langsung berdiri dari tempatnya.

"Naik" Titahnya.

Gea mengangguk lalu naik begitupun Defan. Defan segera melajukan motornya, Jalanan cukup sepi karena keadaan masih pagi sekali. Sengaja dia menjemput Gea pagi-pagi seperti ini karena perempuan biasanya berdandan lama.

Defan membelokan motornya dari jalur jalan menuju sekolahnya, dia malah membawa Gea pergi kesuatu tempat yang membuatnya selalu tenang.

"Defan, ini mau kemana?"Tanya Gea khawatir.

Defan tidak menyahutinya, dia malah menancapkan gas motornya. Gea yang kaget langsung memeluk Defan dengan refleks karena cara mengendarai motor Defan sangat kencang.

Defan benar-benar aneh, sudah satu jam mereka dijalan. Dan sekarang Gea tidak tau dimana mereka, banyak pohon-pohon jati disamping kanan dan kirinya, Gea yakin mereka tengah berada ditengah-tengah hutan.

Motor Defan berbelok pada sebuah gang yang cukup besar. Dia masuk hingga sebuah gerbang hitam terbuka disaat kedatangannya. Beberapa orang berbadan besar langsung menghampiri Defan.

"Defan, Gw takut"Bisik Gea saat Defan sudah membuka helmnya.

Defan diam lalu turun, dia membawa tangan Gea kegenggamannya.

"Tutup semua jalur" Titah Defan pada penjaga disana.

"Baik Tuan"

Gea hanya ikut dengan rasa was-was. Hingga Defan membawanya semakin masuk kedalam hutan.

"Def! Kita mau kemana?! Kenapa kita ga sekolah?"Tanya Gea.

Defan berhenti disebuah tembok besar disana. Defan melepaskan tangan Gea dari genggamannya.

"Menjauh" Ucap Defan. Gea menyingkir beberapa meter dari Defan.

Defan memejamkan matanya lalu membukanya kembali saat sebuah laser hijau menerpa wajahnya.

"Welcome Mr. Atalarik"

Defan tersenyum miring, tembok yang tadinya terlihat kusam sekarang terbuka layaknya sebuah gerbang. Defan segera menarik Gea masuk kedalamnya.

D E F A N D R A [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang